Chaeyeon menjadi lega setelah Sakura hanya pingsan biasa dan segera sadar sebelum Chaeyeon membawa Sakura ke dalam rumah sakit.
Sakura menolak ke rumah sakit dan Sakura memutuskan untuk pulang kerumah sedangkan Chaeyeon harus kembali kantor.
Namun sebelum ke kantor, Chaeyeon sempatkan antar istrinya pulang kerumah sambil ia tatap Sakura yang sejak tadi hanya menatap keluar jendela.
Chaeyeon bawa tangan sebelahnya untuk menggengam erat tangan istrinya membuat Sakura mengalihkan pandangan menatap kearah suaminya.
"Kenapa aku gak boleh bawa kamu kerumah sakit? kenapa kita gak periksain keadaan kamu?" tanya Chaeyeon pada Sakura.
"Aku cuma gamau kamu buang waktu, karena penyakit aku cuma sakit ringan. Aku ke sana buat tebus obat soalnya aku agak flu sama minta vitamin" bohong Sakura.
"Kamu harus banyak istirahat, mungkin keputusan kamu berhenti ngajar itu baik untuk sekarang. Aku akan pulang cepat hari ini dan luangin waktu aku buat kamu" kata Chaeyeon membuat senyuman mengembang di wajah Sakura.
"Kenapa Chaeyeon? kenapa kamu selalu mengerti sama aku? kenapa kamu selalu sabar sama aku?" tanya Sakura tidak mengerti pada suaminya.
"Karena kamu adalah segalanya buat aku. Aku tidak akan melakukan apapun yang dapat melukai kamu, baik fisik maupun perasaan. Aku berjanji pada Tuhan saat kita menikah, dan aku tidak akan melupakan itu" kata Chaeyeon mengecup punggung tangan Sakura lembut.
"Kamu mau makan apa buat makan malam?" tanya Sakura pada Chaeyeon.
"Makanan Jepang..."
....
Sore hari, Sakura sudah sibuk dengab segala hal untuk memasak makan malam untuk suaminya.
Dirinya memutuskan belanja online dan langsung memasak karena dirinya ingin memasak banyak untuk suaminya hari ini.
"Mommy!" panggil seorang anak kecil menarik ujung baju Sakura saat Sakura sedang memanaskan teflon.
"Iya?"
"Masak apa? Kita maem apa?" tanya Chaemin dan dengan segera Sakura gendong Chaemin di lengannya dan ia perlihatkan pada putrinya bahan bahan masakan yang tersedia.
"Ada ikan, ini nasi sama rumput laut juga biji wijen! Wasabi, ini ada sayuran juga ada udang! Daddy mau makanan Jepang jadi mommy masakin nasi gulung tuna sama tempura" kata Sakura.
"Okedeh!" kata Chaemin lalu meminta diturunkan pada Sakura.
Chaemin turun dari gendongan Sakura lalu berjalan duduk anteng di kursi meja makan menatap Sakura yang mulai memasak.
Sakura potong beberapa bahan masakan dan ia masukan di teflon dan ia tumis.
Sedang asik memasak, kepalanya sepertinya benar benar membenci rencananya dan membuat Sakura benar benar lemas dan kesakitan saat ini.
Sakit yang teramat membuat Sakura langsung memejamkan matanya dan terduduk dilantai dengan tangan bergerak mematikan kompor saat melihat teflonnya yang berasap.
Sakura pegangi kepalanya dan tanpa sengaja tangannya memengenai bagian teflon yang agak panas membuat teflon itu jatuh dan bagian kecil tangannya melepuh.
Klontangg!
"Mommy!!!" teriak Chaemin menatap Sakura yang sudah terduduk di lantai bersandar pada laci laci bawah dapur menahan sakit di kepala dan tangannya yang melepuh.
Cairan merah keluar dari hidung Sakura membuat Chaemin langsung menangis keras memeluk ibunya.
"Mommyyyyy! Mommy kenapa? Daddyyy!" panggil Chaemin sambil menangis memeluk Sakura erat.
"Saku-chan!! Sayang!" kata sebuah suara langsung melempar asal tas kerjanya yang berisi MacBook itu tanpa perduli dan langsung bergerak menuju kearah istrinya yang menatap lemas dirinya.
"Chaemin tolong ambil kunci mobil Daddy di tas kerja Daddy! Kita bawa Mommy kerumah sakit!" kata Chaeyeon pada putrinya lalu dengan cepat Chaeyeon menggendong istrinya ke mobil.
....
Chaeyeon setir mobilnya kembali kerumahnya setelah Sakura dirawat di ruang rawat inap dan tidak tau bagaimana ceritanya, Nako bisa ada di rumah sakit.
Sakti anak kucrut itu...
Chaeyeon hapus kasar air matanya terisak sambil menyetir mobilnya mendengar apa yang terjadi pada istrinya saat ini.
Kanker otak...
Sakura kehilangan fungsi pancaindranya, maka dari itu wanita itu mulai tidak mendengar dan kehilangan indra pengecap.
Perlahan Sakura akan kehilangan indra peraba dan pengelihatan juga penciuman membuat Chaeyeon benar benar hancur.
Chaeyeon lakukan panggilan pada seseorang dan menekan layar di mobilnya menyambungkan panggilan sambil ia redakan tangisannya.
"Yeobseo, oppa? Ada apa?"
"Eo, Chaeryeong-ah.. bisa oppa titip Chaemin untuk beberapa bulan?"
"Beberapa bulan? oppa mau kemana? eonnie kemana?"
"Oppa harus jaga dan temani eonnie selama masa pengobatannya. Eonnie mengidap tumor otak"
"Gak mungkin! Jangan bercanda oppa, tidak lucu!"
"Oppa tidak bohong Chaer-ah... tolong titip Chaemin ya, oppa antar Chaemin sekarang"
"Segera oppa! Oppa tidak boleh pergi dan jauh jauh dari eonnie!"
"Arraseo! Terima kasih Chaer-ah"
Pip!
Chaeyeon dengan cepat melajukan mobilnya kerumah untuk mengambil keperluan Sakura lalu menitipkan Chaemin pada Chaeryeong.
....
Chaeyeon masuk kerumah sakit dan melihat Nako yang duduk sambil menatap Chaeyeon sedih.
"Ada apa? mommy sudah ditangani, Nako-ya?" tanya Chaeyeon pada Nako.
"Dokter...minta ketemu daddy" kata Nako sedih membuat Chaeyeon segera menuju receptionist diikuti oleh Nako.
Dokter menunggu dengan teamnya di receptionist dan denagn segera Chaeyeon berjalan kearah dokter itu.
"Anda wali dari Nyonya Miyawaki Sakura Lee?" tanya dokter itu.
"Saya suaminya"
"Tekanan intrakranialnya terlalu tinggi karena tumornya. Kami harus mengoprasi untuk mengeluarkan cairan di tulang belakangnya yang sudah terbentuk, dan saya harus minta persetujuan anda untuk jalur operasi!" kata dokter itu menyerahkan dokumen dan pulpen pada Chaeyeon.
Chaeyeon tatap dokumen di hadapannya sambil ia hapus kasar air matanya membaca semua isi surat persetujuan itu.
"Saya juga memperingati, bahwa kondisi pasien saat ini sedang tidak baik. Pasien memiliki kemungkinan meninggal saat operasi!" kata dokter membuat Chaeyeon semakin ragu ragu dalam semua hal.
Apa jalan yang harus ia ambil saat ini? Dirinya dapat kehilangan Sakura saat operasi, bahkan saat Sakura tidak operasi...
"Sekarang apalagi ini, kenapa selalu kamu yang menderita, Kura-ya! Kenapa tidak aku!" batin Chaeyeon menitikan air matanya dan menandatangani surat persetujuan operasi itu.
"Apapun yang terjadi, lakukan apapun sebisa mungkin untuk menyelamatkan istri saya! Kalau harus ada transplantasi atau apa, saya disini untuk menggantikan istri saya..."
To be continued...
Vomments and happy reading!
😸😸😸