Ranjang beroda di dorong cepat oleh perawat memasuki ruang gawat darurat diiringi cecurut yang berlari di belakangnya.
Mereka berhenti saat ranjang itu masuk kedalam dan pintu unit gawat darurat tertutup membuat semuanya tidak dapat masuk kedalam.
Yoorim berjalan dan duduk di kursi ruang tunggu sambil menyandarkan punggungnya di kursi menutup wajahnya yang sudah berair.
"Koko..." Yujin langsung bergerak memeluk kakak iparnya itu yang pastinya sudah menangis sangat terpukul dengan kejadian tiba tiba ini.
Yireon yang tiba tiba berteriak membuat mereka semuanya keluar terutama Yoorim yang langsung berlari cepat keluar melihat Yireon sudah terjatuh dengan darah mengalir di bagian bawah.
Cecurut lain juga menatap Yoorim yang harus kena musibah kali ini, padahal mereka baru kembali dari rumah sakit dan sekarang harus kembali berurusan dengan rumah sakit.
"Semoga Yireon dan bayinya baik baik aja..."
....
Hampir lima jam penanganan, dokter keluar membuat Yoorim langsung berdiri dan menatap kearah dokter dengan khawatir.
"Istri dan bayi saya, bagaimana?" tanya Yoorim.
"Saya minta maaf, untuk bayinya tidak dapat diselamatkan karena terjadi benturan keras. Namun bayi masih berusia 2 bulan jadi tidak perlu operasi besar untuk mengeluarkannya..."
"...dan untuk istri anda, dia mengidap amnesia dimana dirinya hanya akan mengingat mulai dari kejadian awal kejadian penting dalam hidupnya" jelas dokter membuat semuanya terkejut.
"Amnesia?! kakak ipar saya amnesia? kakak ipar saya masih bisa sembuh kan?" tanya Yujin pada dokter itu.
"Saya minta maaf, tapi amnesia jenis ini sudah merusak sistem memori bawah dan itu letak bawah sadar. Istri bapak Heo, amnesia permanen..."
Setelah prosedur dan pemindahan kedalam kamar rawat inap, Yoorim masuk kedalam dan melihat kondisi istrinya yang tertidur tenang saat ini.
Air mata mengalir kembali di wajah datar itu dan dibiarkan jatuh di tangan dan tubuh Yireon yang masih belum sadarkan diri.
Yoorim tatap istrinya dan ia dekatkan bibir mereka untuk ia cium lembut bibir itu yang hanya menempel sempurna dengan Yoorim yang memejamkan mata sambil menangis...
....
Dua hari dirawat, Yireon membuka matanya dan menatap sekitar mengerjap mencerna semuanya hingga dirinya merasakan sesuatu memegang gangannya.
Yireon tatap dan ia lihat seorang laki laki tertidur disebelahnya menggengam erat tangannya membuat Yireon kebingungan.
Yireon edarkan pandangan kesegala penjuru dan ia dapatkan adiknya Minju tertidur di sofa dengan perut besar menopang kepala di paha seorang laki laki yang tidak ia kenal.
Yireon pegangi kepalanya hingga dirinya melihat laki laki disebelahnya menggeliat lalu menatap dirinya.
"Yireon-ah! Yireon sudah bangun? oppa khaw--"
"Kamu siapa? kok tau nama saya? kenapa kamu ada diruangan saya? kamu ngapain pegang tangan saya?!" tanya Yireon menarik segera tangannya dari Yoorim.
"Oppa suami Yireon, kita menikah dan punya anak bernama Aireon. Anak cantik da--"
"Saya tidak pernah menikah! bahkan saya tidak kenal dengan kamu!" kata Yireon kebingungan membuat Minju dan Yujin mngerjapkan matanya mendengar suara.
"Cece? cece udah sadar?" Minju bergerak mendekati Yireon dan dengan segera Yireon menarik Minju mendekat.