Siang siang yang terik jam makan siang juga jam pulang sekolah anak esdeh, enam orang sudah berkumpul.
Seharusnya tujuh orang, cuma anak SMP pulang cekula jam enam sore jadi gabisa gabung dulu, dedek Pyo.
Yoorim menatap lima orang yang asik makan ayam goreng bucket sambil rebutan lengkap dengan cola biar mereka semangat jalanin misi dengan bayaran makanan alias..
Sesajen...
"Ada apa ini? coba jelaskan ketidak jelasan ini sejelas jelasnya hingga jelas jelas sangat jelas pada Nako!" kata Nako pada Yoorim yang sejak tadi diam menatap lima orang yang makan kayak gembel gapernah makan.
"Saudara mommy Nako, Motomura Aoi. Dia aneh, apa bisa Nako selidiki?" tanya Yoorim pada Nako.
"Ahihihhi gampang" kata Nako sok lanjut makan ayam berebut sama Chiyori.
"Memangnya aneh kenapa? apakah wajahnya berubah menjadi sayuran?" kata Chiyori.
"Ekspresi wajahnya palsu!" kata Yoorim.
"Mungkin mukanya barang China kali om palsu!" celetuk anaknya mas Yeji.
"Emangnya kita mau nyelidikin gimana?" tanya Wang Ke misahin tulang ayam dan dagingnya...
...dagingnya di pisahin, tulangnya dimakan :)
"Ahihihi gampang itu gampang!" kata Nako mengunyah ayam.
"KE! JANGAN AMBIL TULANG AYAMKU!!" kata Noe menggeplak tangan Ke.
"Rencananya gimana?" tanya Yoorim kali ini.
"Tunggu Pyo oppa! Nako males mikir!" kata Nako hingga pintu ruangan terbuka...
"Haloo semuanya! gue mencium bau bau ayam goreng disini..."
"Ayah ngapain disini?"
....
Siang hari seperti biasa, Sakura meminta Chaeyeon menemani Aoi untuk pergi makan siang dan berjalan jalan.
Aoi dan Chaeyeon baru saja menyelesaikan makan siang mereka dan memutuskan berjalan jalan di sekitaran kota sambil menikmati suasana kota.
Aoi tatap Chaeyeon yang hanya berjalan lurus sambil menatap lurus kedepan seperti ada kesedihan pada hati laki laki itu.
Chaeyeon berjalan lurus kedepan hingga sebuah tangan kecil menggenggam tangannya membuat Chaeyeon menoleh dan melihat Aoi yang tersenyum padanya.
"Apa yang kamu pikirkan, Chaeyeon-khun?" tanya Aoi pada Chaeyeon.
"Aku cuma khawatir sama Saku-chan. Aku masih belum rela jika dia harus pergi" jawab Chaeyeon membuat Aoi mengeratkan genggamannya.
"Jangan khawatir, adikku kuat dan dia pasti akan sembuh" kata Aoi tersenyum walaupun hatinya mengumpat kata katanya barusan.
"Itu ada bangku, ayo kita duduk di sana!" kata Aoi menarik tangan Chaeyeon membuat Chaeyeon hanya pasrah mengikuti Aoi.
Keduanya duduk di bangku sebuah taman di kota Seoul dan menatap pemandangan sekitar dimana orang orang berlalu lalang, juga ada yang sekedar beristirahat mencari udara segar.
Taman adalah tempat membahagiakan bagi Chaeyeon, karena disana pertemuan tidak terduganya dengan Sakura terjadi hingga akhirnya dirinya menikah dengan Sakura.
Chaeyeon masih ragu untuk melepas Sakura, Chaeyeon masih tidak rela dengan apapun, Chaeyeon tidak rela.
"Chaeyeon-khun mau es krim?" tanya Aoi pada Chaeyeon yang dijawab gelengan oleh Chaeyeon.
"Baiklah" jawab Aoi menyandarkan punggung di bangku taman dengan tangan masih erat menggengam tangan Chaeyeon yang sudah melonggar.
Chaeyeon terdiam sambil melamun hingga dirinya merasakan kepala bersandar di bahunya pelan yang adalah kepala Aoi membuat Chaeyeon tersentak.
Chaeyeon menatap Aoi yang tersenyum menyandarkan kepala di bahunya, namun Chaeyeon hanya diam membiarkan itu berharap suatu yang baik akan terjadi.
"Jangan bersedih, Saku-chan akan baik baik saja" kata Aoi berusaha menenangkan Chaeyeon.
Mendengar itu, tangan Chaeyeon tergerak mengusap puncak kepala Aoi walaupun masih canggung karena dirinya belum siap.
"Pelan pelan buka hatimu untukku, Chaeyeon-khun! demi Saku-chan bahagia, ayo kita lakukan!" kata Aoi yang diangguki oleh Chaeyeon.
Aoi mendekatkan wajahnya pada Chaeyeon yang hanya terdiam namun dering ponsel Chaeyeon menggagalkan semuanya dan dengan segera Chaeyeon angkat panggilan itu yang ternyata dari Chaewon.
"Yeobseo, ada apa Ssamu?"
"Gue sama Ujin di rumah sakit nih. Dokternya udah dateng, lo kerumat sakit buruan buat tanda tangan dokumen ijin penanganan!"
"Baik! gue kesana!"
Chaeyeon matikan ponselnya dan segera beranjak menuju mobilnya meninggalkan Aoi yang lagi lagi kesal dengan semuanya.
"Dokter dateng? usaha apa lagi yang mau kalian kerahkan buat nyelamatin orang sekarat itu?!" batin Aoi ikut beranjak mengikuti Chaeyeon.
....
Dirumah sakit, Chaeyeon dan Aoi begitu juga Chaewon dan Yujin menatap dokter yang bekerja menangani Sakura yang sedang di cek.
"The ability to see must go through surgery but the ability to hear and taste can return as time goes by. I will do all the therapy and try everything for the patient's recovery (Kemampuan melihatnya harus melalui operasi namun kemampuan mendengar dan mengecap rasa dapat kembali seiring berjalannya waktu. Saya akan melakukan semua terapi dan mengusahakan semuanya demi kesembuhan pasien)" kata dokter itu.
"Do the best, for my wife!" kata Chaeyeon yang diangguki oleh dokter itu.
Dokter itu pamit lalu dengan segera Chaeyeon mendekat kearah Sakura memegang tangan Sakura yang sejak tadi bergerak gerak mencari pegangan.
Chaeyeon pegang tangan itu erat sambil ia kecup punggung tangan Sakura.
"Kamu bakal sembuh, aku tau itu! Kamu bakal sembuh, dan aku akan usahakan apapun" kata Chaeyeon tersenyum pada Sakura.
"Hyung! bisa ikut kita? ada yang mau kita bicarain!" kata Ujin membuat Chaeyeon melepaskan genggamannya dan pamit keluar oleh Sakura.
Chaeyeon berjalan keluar bersama Chaewon dan Yujin meninggalkan Aoi dan Sakura berdua di dalam ruangan itu.
"Dokter dari Amerika, wahh sangat banyak sepertinya yang menginginkan kamu sembuh, Saku-chan!" kata Aoi mendekati ranjang Sakura.
"Aku bersyukur akan hal itu, Aoi-chan..." jawab Sakura lemah.
"Tapi kamu harus ingat dengan janjimu menyerahkan Chaeyeon padaku! Kalau kamu sembuh, kamu harus tetap menikahkan aku dengan Chaeyeon dan kamu harus bercerai!"
"Kalau tidak, mati saja dirimu perlahan Saku-chan!" kata Aoi membuat Sakura kembali menitikan airmatanya mendengar perkataan Aoi.
"Perjanjiannya hanya sampai aku mati, aku tidak tau bagaimana jika harus hidup berpisah dengan suami dan anakku..." jawab Sakura.
"Maka itu matilah! tolak dirimu di operasi, dan jangan minum obatnya! Jangan halangi diriku lagi Saku-chan! ini kesempatanku untuk bahagia!" kata Aoi.
"Apa onee-chan, tidak sama sekali menyayangiku?" tanya Sakura membuat Aoi menghembuskan nafas kesal.
"Aku bukan onee-chan mu! sampai kapanpun kamu bukan adikku! menyayangi? untuk apa aku menyayangimu?!" kata Aoi membuat Sakura sedih.
"Aku menyayangi onee-chan... Saku-chan mohon jangan benci Saku-chan. Aku mohon panggil aku adik, Aoi-chan! sekali saja..." kata Sakura memohon memegang tangan Aoi.
"Tapi sayangnya aku tidak menyayangimu dan aku membencimu! Jadi mati saja kamu, Saku-chan!"
To be continued...
Vomments and happy reading!
😸😸😸