31

839 129 19
                                    

Setelah mandi dan memakai pakaian rumah sakit, Yena duduk di kepala ranjangnya sambil di suapi makan oleh Yuri.

Chaeyeon dan Hyewon melihat itu dengan senyuman, sedangkan Gyuri menampilkan senyum tipis sambil menggendong Yeri.

"Jadi apa rencanamu, Yuri-ya?" tanya Gyuri pada Yuri.

"Aku akan menginap" jawab Yuri membuat senyuman tampak di wajah Yena yang sedang mengunyah pelan karena gusi belakangnya agak bengkak di pukul kingkong.

"Kalau begitu biar Yeri bersamaku, besok aku jemput disini. Dua temanmu yang lain juga bisa pulang menemui istri mereka" kata Gyuri menatap Chaeyeon dan Hyewon.

"Kalau gue santai bro, istri gue deket tinggal jalan. Yuri ntar call call aja kalau butuh bantuan, biar oppa langsung kesini" kata Hyewon santai.

"Yasudah, kita balik pulang aja. Yul gue balik ya, Kura udah nelpon dari tadi" kata Chaeyeon pamit lalu beranjak pergi.

"Gue juga pamit lah, Wony sama dedek dikamar berdua hehe.. Babai semuanyaa" kata Hyewon pergi keluar menyisakan Yena, Yuri, Gyuri dan Yeri di gendongan Gyuri.

"Kalau gitu, aku pulang dulu! Besok aku jemput jam 8 buat ke restaurant! Biar Yeri sama aku, kamu bisa urus suami kamu" kata Gyuri pamit lalu beranjak pergi dari ruang rawat dengan Yeri.

Sekarang diruangan itu hanya sisa mereka berdua membuat suasana mendadak canggung diantara mereka.

"Joyul.. makasih ya udah dateng kesini hehe" kata Yena tersenyum.

"Kamu tu ngapain sih? kenapa bisa gini? terus itu pipi kamu agak bengkak kenapa? bisa gak sih kamu hidup dengan baik?!" tanya Yuri kesal pada Yena.

"Inilah hidup aku tanpa kamu, Yuri-ya" kata Yena pelan membuat Yuri menatap lekat suaminya yang terlihat serius saat ini.

"Semua dalam pikiran aku sekarang, cuma penyesalan. Aku dipukul Aisha sampe gigi aku patah, temen temen pada jauhin aku, aku kelaparan, aku capek gak tidur, semuanya adalah hal hal buruk yang terjadi sama aku tanpa kamu..."

"Mungkin akan makin buruk kedepannya, dan aku sangat pantas menerima itu karena udah nyakitin hati kamu. Aku cuma bisa minta maaf sama kamu Joyul, tapi aku berharap kebahagiaan untuk kamu kedepannya..."

"...karena sampai kapanpun kenyamanan aku itu kamu, cinta aku itu buat kamu dan aku akan selalu kembali ke kamu walaupun kita gak bersama lagi nantinya" kata Yena serius pada Yuri.

Yena genggam tangan wanita yang masih berstatus istrinya itu sambil ia sunggingkan senyum terbaiknya saat ini.

"Menikah dengan kamu adalah keputusan terbaik yang pernah aku ambil selama hidupku, dan berpisah darimu adalah penyesalan terburuk yang akan menghantui selama sisa hidupku..."

....

Gyuri baringkan tubuh kecil keatas ranjang sambil ia tatap anak itu dengan senyuman, lalu beranjak pergilah laki laki itu membiarkan anak itu tidur.

Laki laki itu berjalan keluar dan menatap seorang wanita yang terduduk di pantry rumahnya sambil memegang kaleng beer.

"Jisun-ah, bagaimana kabar prosesi perceraian?" tanya Gyuri pada wanita yang meminum beer di kursi pantrynya.

"Mudah, seperti yang kamu tau kalau Yoojin tidak menginginkan uang Yena jadi dia akan lakukan segala cara untuk membuat Yena bertanggung jawab" jawab Jisun meminum beer.

Gyuri berjalan ke kulkas rumahnya dan ia ambil sekaleng beer yang ia minum sambil menatap Jisun yang duduk santai di pantrynya.

"Yoojin orang kaya, jadi Yena salah besar sudah berhubungan dengan Yoojin. Tapi itu bagian dari rencana kita, jadi kita harus melakukannya dengan baik" kata Gyuri tersenyum pada Jisun.

"Semakin baik jika kita bisa menyelesaikan semuanya lebih cepat, setidaknya kamu sudah dipercaya oleh Yuri sekarang" kata Jisun sambil tersenyum.

"Yokshi! Kamu adalah partner yang baik untuk diajak kerjasama hahaha, beruntung Yuri menyewamu jadi semua rencanaku akan semakin mudah" kata Gyuri pada Jisun.

"Bagaimana dengan tes itu? Apa rencanamu kedepan?" tanya Jisun balik pada Gyuri.

"Rencanaku? Aku akan buat surat palsu itu hanya untuk berjaga jaga jika hasil tesnya tidak sesuai dengan yang aku inginkan" kata Gyuri.

"Kamu sepertinya sangat terobsesi pada masalah Jo Yuri, Jang Gyuri?" tanya Jisun pada Gyuri membuat laki laki itu tertawa pelan.

"Bagaimana bisa aku tidak terobsesi setelah orang itu datang dan mengancamku tentu saja aku akan lakukan itu walaupun harus menghancurkan seseorang"

....

Pagi hari yang cerah, Yuri terbangun dari tidurnya saat merasakan sinar matahari menyilaukan matanya.

Wanita itu buka pelan matanya menatap sekitar hingga dirinya merasakan seseorang memeluknya posesif dari belakang membuat wanita itu tersadar bahwa dirinya tertidur di ranjang rumah sakit suaminya.

Tangan Yena melingkar erat memeluk perutnya sekarang, bahkan bibir dan hidung laki laki itu menyentuh belakang kepalanya membuat Yuri dapat merasakan nafas teratur laki laki itu.

Yuri membalikan tubuhnya membuat wajahnya sangat dekat dengan wajah laki laki yang masih berstatus suaminya itu, bahkan nafas teratur laki laki itu terasa diwajahnya.

Yuri rindu Yena, bohong rasanya jika Yuri mengatakan bahwa dirinya tidak merindukan laki laki itu karena Yuri sangat merindukan kenyamanannya saat bersama suaminya melebihi apapun.

Yena selalu membuatnya kesal, namun disela rasa kesal itu Yuri selalu tertawa dan mendapatkan kenyamanan dari sifat sifat random itu yang membuat Yuri semakin mencintai suaminya setiap harinya.

Tidaklah mudah melupakan seseorang yang sudah menjadi kenyamanan, tapi mendengar bahwa selingkuhan suaminya hamil, Yuri sebagai wanita tidak akan perpegang pada egonya.

Yuri harus melepaskan Yena...

Yuri tersentak saat laki laki dihadapannya mengeratkan pelukan membuat mereka semakin dekat, bahkan laki laki itu mendekatkan wajahnya membuat bibir mereka menempel.

Yena sudah bangun dari tidurnya, dan dengan gerakan pelan laki laki itu lumat bibir istrinya yang pastinya membalas dengan semua kerinduan mendalam dalam hati mereka.

"Aku mencintaimu..." kata pertama yang di ucapkan Yena setelah ia melepaskan pagutannya pada bibir Yuri sekaligus kata pertama yang dicuapkan Yena hari itu.

Kegiatan keduanya berhenti saat pintu kamar diketuk membuat Yuri bangun dari posisinya dan bergerak membukakan pintu.

Namun mata Yuri langsung membulat sambil menatap dari atas kebawah saat seorang wanita datang membawa parcel berisikan buah dan bunga untuk Yena pastinya.

"Haloo apa ini kamar dari Choi Yena?" tanya wanita itu tersenyum remeh pada Yuri.

"Oh iya , silahkan masuk!" kata Yuri mempersilahkan wanita itu masuk.

Wanita itu lalu masuk dan meletakan parcel dan bunga di meja rawat sebelah ranjang Yena lalu menatap Yena dengan senyuman manisnya.

"Go Yoojin, kamu ngapain kesini?" tanya Yena pada wanita itu.

"Jenguk kamu dong. Kamu appa dari anakku, dan pastinya aku harus ngurus kamu disini karena kita akan saling bertanggung jawab kedepannya" kata Yoojin membuat Yuri terdiam merasakan sesak di dadanya.

"Terima kasih untuk kesediaanmu merawat Yena, tapi kalian akan bercerai setelah ini jadi kamu tidak perlu repot repot lagi mengurus Yena dan bisa pergi karena saya sudah disini..."

"...mulai sekarang saya yang akan mengurus calon suami dan appa dari anak saya dengan baik" kata Yoojin tersenyum remeh pada Yuri.

To be continued...

Vomments and happy reading!

😸😸😸

Tuyul Chibi 2 : The Returns (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang