Pukul satu pagi dini hari, Sakura dipindahkan ke kamar rawat inapnya untuk beristirahat ditemani Chaeyeon dan sahabat sahabat yang lainnya.
Kebahagiaan muncul dalam hati mereka melihat Sakura kembali dapat pulih tanpa takut bayang bayang akan kehilangan Sakura lagi dalam benak mereka.
Chaeyeon terus setia menunggu Sakura sambil mengusap lembut tangan Sakura yang kurus dan masih belum sadarkan diri itu.
"Semuanya sudah baik, kita tinggal tunggu kabar baiknya noona" kata Chaewon.
"Kabarin aja kalau lo butuh bantuan, kita bakal bantu bantu lo Chae!" kata bebek menepuk pundak Chaeyeon.
"Makasih semuanya, lo semua udah bantu dan ada buat gue sama Saku-chan" kata Chaeyeon yang di angguki semuanya.
"Itu namanya sahabat hyung, udah kayak saudara" kata Yujin menepuk pundak Chaeyeon.
"Itu si sadako mana?" tanya Husen pada Chaeyeon.
"Sadako?"
"Aoi, dia mana?" tanya Husen sambil makan roti yang ada di kamar rawat.
"Paling menangisi kekalahan" jawab bebek pada Husen.
"Yaudah Chae, gue balik ya. Gue harus ke kantor, kasian Sae ngehandle sendirian" kata Miru pamit.
"Thanks ya Miru, lo selalu bantu gue dan maafin istri gue yang sempet cemburuan sama lo" kata Chaeyeon.
"Santai aja bro, calling calling aja kalau ada masalah. Gausah sampe Chaewon ngutus knalpot bajaj ke kantor gue" kata Miru.
"Ha? gue ngutus knalpot bajaj?" tanya Chaewon gangerti.
"Noe maksudnya, Noe" kata bebek yang dimengerti Chaewon.
"Ya pokoknya itu, gue cabut" kata Miru pamit lalu keluar ruangan.
"Kita juga deh hehe, gamau ganggu masnya yang lagi berbunga bunga" kata bebek mewakili mereka yang akhirnya pamit pulang meninggalkan Chaeyeon dan Sakura.
Chaeyeon tatap Sakura dengan senyuman bahagia yang teramat dalam hatinya mengetahui bahwa dirinya akan mendapatkan lagi kebahagiaannya.
Istrinya yang hanya satu satunya di hatinya, tidak akan terganti dengan apapun dan akan selalu menjadi satu satunya cinta Chaeyeon.
"Aku tidak akan meninggalkan kamu, bagaimanapun keadaan kamu akan aku terima kamu karena aku mencintai kamu..."
"...dan hanya kamu. Kalau bukan kamu, hidupku tidak berarti dan tidak ada lagi cinta dalam hatiku"
....
Pukul 2 pagi, Chaeyeon menguap sambil menatap kearah jam dinding lalu beralih menatap Sakura yang masih tidak sadarkan diri.
"Sayang, aku keluar sebentar ya mau beli kopi. Kamu tunggu sebentar" pamit Chaeyeon mengusap puncak kepala Sakura dan mengecupnya pelan.
Chaeyeon lalu berjalan keluar dari ruangan Sakura meninggalkan Sakura masih belum sadar seorang diri.
Beberapa menit ditinggal Chaeyeon, pintu kamar terbuka dan masuklah seseorang kurus kering dan lemas pucat berjalan kearah Sakura dengan sebucket bunga ditangannya.
Orang itu bergerak memegang tangan Sakura dan menitikan air matanya membawa tangan kurus Sakura ke pipinya.
"Maafkan aku atas semua kesalah aku, aku mencintai kamu dan sungguh sangat mencintai kamu tapi aku adalah seorang brengsek..."
"...saat ini aku harap kesembuhan kamu dan kebahagiaan kamu dengan suami kamu. Walaupun aku tidak tau apakah Tuhan akan mengabulkan doa pendosa sepertiku, Kura-ya" kata orang itu mengelus puncak kepala Sakura.