Dalam sebuah rumah tangga pasti ada pertengkatan dan selalu ada masalah. Begitu juga dalam rumah tangga bapak Choi Yena dan ibu Jo Yuri yang sudah menikah selama hampir 4 tahun.
Nako yang mulai tinggal di rumah Jisu bareng Yuna dan juga Dongpyo yang ikut Nako tinggal di sana membuat Yena dan Yuri hanya tinggal bersama buah hati mereka, Yeri.
Yuri yang memang memiliki sifat ngegas, terlebih karena suaminya bandel dan susah di beri tau.
Yena kerap menjadi bahan amarah dari Yuri yang pusing dengan suaminya, contohnya terakhir kali saat Yuri dan Yena bertengkar hebat.
Pukul 21:24 malam waktu Korea Selatan.
Pertengkaran itu dikarenakan Yena yang teledor meninggalkan Yeri di rumah sendirian karena Yena pergi beli kopi yang berakhir Yena ngobrol bareng temennya yang juga ada di cafe kopi yang sama.
Saat itu Yuri keluar untuk menemani Wonyoung check up karena dirinya yang paling tidak sibuk diantara yang lain, terlebih dua sahabatnya hamil dan Sakura yang harus mengajar sebagai guru dan Hitomi yang memiliki toko roti besar.
Berakhirlah keduanya dengan pertangkaran hebat bahkan bentak bentakan saling ngegas tak dapat di hindarkan.
"Kamu bisa gak sih ngurus anak?! Anak kamu masih kecil, Choi Yena dan kamu seenaknya ninggalin anak sendirian!" kata Yuri ngegas pada suaminya.
"Kamu bisa gak gak usah terlalu posesif gitu?! Buktinya, Yeri gak kenapa napa dan dia masih tidur waktu kamu balik!" kata Yena menaikan nada pada istrinya.
"Tapi kamu bilang bakal temenin dia di rumah, juga ini waktu kamu libur dan waktu kamu temenin Yeri seharian!" lawan Yuri.
"Aku capek kerja! Aku juga butuh hiburan ngobrol bareng temen temenku di cafe!! Kamu bisa keluar sama yang lain, masa aku gak boleh?!" tambah Yena dengan nada naik.
"Tapi kamu harus tau skala prioritas dan kapan waktu yang tepat! Kamu bisa kan keluar saat aku ada dirumah dan bisa urus Yeri!" kata Yuri tidak mau kalah.
"Kapan?! Selama ini aku selalu dirumah nemenin kamu sama anak! kamu suruh aku bangun pagi sambil marah marah dan buat alu dirumah seharian urus anak, padahal itu kerjaan kamu sebagai istri aku!!" kata Yena membentak istrinya.
"Kamu marah, Yena? kamu marah aku suruh ngurusin anak kamu sendiri?!" tanya Yuri sambil berkaca kaca dibentak suaminya.
"Aku gamasalah urus anak! Tapi aku juga butuh sama temen, dan kamu malah marah marah dan memperlakukan suami kamu buruk! Kamu tau gak, kamu belum becus jadi istri?! Tau gak?!!" bentak Yena membuat mata Yuri memanas.
"Tapi kam--" ucapan Yuri terhenti saat suara tangisan anak kecil terdengar dan dengan cepat Yuri berlari masuk ke kamar anaknya dan menggendong anak perempuan itu agar tenang.
"Cupp! Udah ya sayang, maafin appa eomma suaranya ganggu kamu" kata Yuri berusaha menenangkan putri semata wayangnya.
Yeri yang tenang langsung dibawa kedepan oleh Yuri dan sampai diruang tamu dirinya malah melihat suaminya tidak ada di ruang tamu.
"Appa kamu mana ya?" kata Yuri bertanya tanya mencari Yena yang sebelumnya berada diruangan itu.
Yuri menggendong Yeri sambil menatap kearah pintu kamar yang terbuka memperlihatkan Yena yang memakai kemeja yang dilipat hingga siku dan celana bahan cream berjalan menuju tempat coat dan mengambil coat coklat miliknya.
"Ducky! Kamu mau kemana, sih?!" tanya Yuri pada Yena.
"Stress!!" kata Yena mengambil kunci mobilnya dan pergi keluar membanting agak keras pintu rumah membuat Yeri kembali menangis.
"Huaaaaa eommaaa appaaa malah, Yeli salah apa eommaaaa (Huaaaaa eommaaa appaaa marah, Yeri salah apa eommmaaa)" kata Yeri sambil menangis keras digendongan Yuri.
"Enggak, appa gak marah.. dia mau keluar sebentar sayang sama temen temennya, nanti appa pulang" kata Yuri berusaha menenangkan putrinya.
....
Yena menyetir seorang diri ke sebuah bar minuman kecil di kawasan Itaewon dan memarkirkan mobilnya masuk kedalam bar itu.
Yena pesan minuman alkohol yang ia minum sambil tenangkan pikirannya yang kusut karena kelakuan istrinya yang menurutnya terlalu mengekang dirinya.
Yena tenggak minuman hingga ada seorang perempuan berjalan kearahnya dan berdiri didepan Yena membuat Yena menatap pads wanita itu.
Rambut blonde digerai dengan gaun merah sepaha seksi dan heels hitam. Tubuh tinggi proporsional dengan lipstick merah muda yang seksi.
Berbeda dengan Yuri yang lebih sering memakai gaun casual dan tubuh Yuri tidak tinggi proporsional juga tidak seksi.
"Meja lain penuh, boleh saya bergabung disini?" tanya wanita itu yang dijawab anggukan oleh Yena.
"Terima kasih" kata wanita itu dengan senyuman lalu duduk di hadapan Yena memesan minuman yang sama dengan Yena.
Pesanan datang dan keduanya minum minum sambil berbincang bincang.
"Saya Go Yoojin, panggil aja Yoojin. Salam kenal, kalau kamu?" tanya Yoojin pada Yena.
"Yena.. saya Choi Yena!" jawab Yena sambil lanjut minum menatap Yoojin.
"Kamu umur berapa, Yoojin-sshi?" tanya Yena pada Yoojin.
"Saya 25 tahun, bekerja di perusahaan kecil di Seoul. Kalau kamu?" tanya Yoojin balik pada Yena.
"Saya Kepala Maketing Sumsang Group, 32 tahun" jawab Yena menenggak alkoholnya.
Yoojin ikut meminum alkohol ditangannya sambil mengangguk dengan jawaban Yena hingga Yoojin menatap sebuah cincin di jari manis Yena.
"Pasti kehidupan pernikahan itu stressful ya?" tanya Yoojin membuat Yena kembali menatap wanita itu.
"Begitulah, istri bawel dan selalu nyalahin. Lumayan stressful" jawab Yena sambil tersenyum pada Yoojin.
"Minum mungkin cara terbaik menghilangkan stress, dan mencari seseorang untuk menemani" kata Yoojin membuat Yena mengangguk.
"Saya sepertinya memang butuh itu" kata Yena mengahabiskan tegukan terakhirnya.
Ia letakan gelas keatas meja dan matanya langsung menangkap tangan putih mulus menyodorkan sebuah kertas berisi beberapa digit angka.
"Ini nomor saya, ayo kita bersenang senang atasi bosan. Saya juga butuh teman..."
....
Pukul 02:32 pagi, pintu rumah terbuka dan dengan cepat Yena masuk kedalam rumahnya dan pelan ia lepas sepatunya.
Yena masuk kedalam rumah sambil ia buka coat yang ia gantung di tiang gantung coat sambil menatap sekitar.
Ia lihat Yuri yang tertidur di sofa dalam posisi meringkuk duduk menunggu dirinya pulang kerumah dengan keadaan televisi yang menyala.
Yena tatap istrinya lalu ia berjalan mendekati istrinya untuk mematikan televisi dan ia bangunkan istrinya dengan menepuk pundak istrinya pelan.
"Bangun!" kata Yena berhasil membuat Yuri tersentak dan ia tatap Yena yang berdiri menyilangkan tangan depan dada.
"Ducky, kamu udah pulang? kamu abis dari mana? kok jam segini baru pulang?" tanya Yuri pada Yena.
"Main! Udah aku capek, besok harus kerja!" kata Yena berjalan cepat meninggalkan Yuri yang masih duduk di sofa terdiam.
"Apa aku keterlaluan ya tadi sama Yena?"
To be continued...
Kobam pelakor, biar gak murder mulu
🐈Vomments and happy reading!
😸😸😸