Notes: Yang bercetak miring adalah percakapan berbahasa China!
Tiga orang duduk melingkar di sebuah cafe di dekat kantor kerja mereka. Ketiganya hanya terdiam sambil menatap makanan pesanan mereka tak ada yang berbicara.
"Kalau begitu saya akan mulai makan! Selamat makan!" kata seorang wanita diantara mereka mengambil garpu dan mulai makan kue diatas meja.
"Selamat makan!" jawab salah satu dari antara mereka dengan bahasa China, sedangkan satu orang laki laki lagi hanya diam menatap datar semuanya.
"Oh iya, saya dengar tuan Heo memiliki seorang istri, apakah Yireon adalah istri tuan Heo?" tanya Chenle meminum kopi pesanannya.
"Bukan! saya cuma assistennya, bukan istrinya!" kata Yireon cepat membuat Yoorim yang akan menjawab bungkam.
"Ah begitu rupanya, saya takutnya mengganggu makan siang kalian, tapi syukurlah jika kalian bukan pasangan hahaha" kata Chenle santai dan mengambil garpunya.
"Bagaimana dengan anda? apa anda sudah menikah?" tanya Yoorim kali ini pada Chenle.
"Saya terlalu sibuk, menjadi konglomerat di China memang agak menyibukan karena banyak orang di negara saya. Yireon pasti mengerti juga bagaimana sibuknya produksi di China..."
"Tapi sepertinya saya akan secepatnya mencari pasangan dan menikah" jawab Chenle sambil memakan makan siangnya.
"Besok hari santai, saya dengar Sumsang dan Takahashi Group tidak bekerja besok hingga minggu depan karena masalah bahan baku yang tertahan, apa besok berarti kalian tidak bekerja?" tanya Chenle pada Yoorim.
"Begitulah, direktur Kim sedang mengurus masalah pengiriman itu karena di duga ada eksploitasi bahan baku ilegal" kata Yoorim pada Chenle.
"Baiklah" kata Chenle lalu mengambil ponselnya dan meletakannya di atas meja sebelah Yireon.
"Yireon, bisa saya minta kontakmu? WeChat?" tanya Chenle.
"Jangan! dia tidak bisa!" kata Yoorim cepat membuat keduanya menatap Yoorim yang tiba tiba menolak.
"Ada apa tuan Heo?"
"Dia tidak ada WeChat, apa kamu punya WeChat, Yireon-sshi? tidak kan?" tanya Yoorim berharap Yireon tidak punya WeChat.
"Kebetulan saya punya pak" kata Yireon tidak peka dan mengetikan ID WeChatnya di ponsel Chenle.
"Terima kasih, Yireon" Chenle tersenyum senang menerima kembali ponselnya dari tangan Yireon sambil tersenyum senang.
Yoorim yang kesal hanya bisa diam cemberut seperti anak kecil yang mainannya direbut menopang dagu diatas meja.
Yireon diam diam tatap atasannya itu yang menopang dagu diatas meja seperti anak kecil membuat wanita itu diam diam tersenyum menatap laki laki itu yang terlihat...
...menggemaskan?
....
Sore hari pukul 6 sore, Minju keluar dari mobil taxi menggandeng lengan seorang wanita yang adalah kakaknya sambil tersenyum menatap bandara besar.
Seorang laki laki keluar dari kursi penumpang depan sebelah supir langsung menuju bagasi membawakan koper besar miliknya dan Minju juga koper pink milik kakak iparnya.
"Sayang, tiketnya udah?" tanya Yujin berjalan dibelakang Minju membawa dua koper besar dan satu tas backpacknya lalu duduk di ruang tunggu.
"Udah kok, kamu udah telpon koko?" tanya Minju membuat Yireon membelalak.