MB 06 | Kerasukan arwah jahat

18K 1.6K 123
                                    

Ali yang sedang asik berkumpul dengan teman tongkrongan'nya kini sedang menerima telfon dari Prilly, sontak ia tersenyum dan dengan cepat mengangkatnya.

"Hallo sayang,ada apa? gak bisa tidur ya?kangen pasti sama aku kan?"

"Najis lebay lu Li" sahut Rio selaku teman Ali yang kemudia. mendapatkan melempar sendal dari Ali.

DUGH!

"Sip sasaran yang pas!" Ucap Ali penuh kemenangan dan beberapa kawannya tertawa lepas melihat Rio menderita akibat ulah Ali.

"Kak ali tolong dateng ke rumah aku, ini aku Riri. Kak Prilly kesurupan kak. Riri takut soalnya kak Prilly pegang pisau" Sontak Ali terkejut mendengar ucapan Riri di telfon.

"Kakak kesana sekarang ya, tunggu jangan kemana-mana"

Telfon kemudian di matikan.

Ali mengajak Abdul selaku teman'nya yang paham Agama, dan pastinya bisa mengurus orang kerasukan. Bukan hanya itu, Abdul juga memiliki indra ke-enam Ia bisa melihat bahkan berkomonukasi dengan hantu sama seperti Prilly.

"Dul ikut gua kerumah doi" Ucap Ali menarik paksa lengan Abdul.

"Eh!--kok tangan dede di tarik paksa sih!" Protes Abdul

"Dede bagong! Cepetan udah ikut aja"

Abdul hanya menuruti saja. Selalu saja dalam keadaan genting Abdul menjadi sasaran'nya Ali. Tapi tak apa, Abduk tak marah. Justru ia senang bisa membantu sahabat konyol-nya itu.

***

Mobil Ali sampai dirumah Prilly. Di perjalanan Ali mengambil kecepatan kilo meter yang tak lazim. Katanya agar cepat sampai karna Ia benar-benar panik.

Ya, Ali benar-benar khawatir dengan Prilly. Apapun yang menyangkut Prilly, jika Gadis itu membutuhkan-nya, maka ia akan berusaha sebisa-nya untuk menjadi orang pertama yang siap siaga menolong pujaan hati-nya.

"Kok aneh ya Li, disini hujan? Padahal tadi kita di perjalanan gak ujan deh" Gumam Abdul.

Ali juga sempat merasa bingung tetapi dengan segera Ia mengklakson beberapa kali agar Pak Nuri membuka pintu gerbang. Namun sepertinya Pak Nuri asik tertidur pulas, terpaksa Ali dan Abdul harus naik ke atas pintu gerbang tinggi itu.

"Naik Li? wah gila lu! Ogah gua. Celana gua robek nanti aurat gua keliatan sama lu. Dosa dah gua!" Tolak Abdul.

"Buruan anjing. lu gak tau apa bini gua darurat"

Demi soladiritas antar kawan maka Abdul terpaksa mengikuti apa yang Ali minta, sementara hujan semakin deras.

Abdul dan Ali buru-buru menaiki gerbang yang lumayan tinggi itu dengan keadaan basah kuyup.

Semua ini Ali lakukan demi menyelamatkan Prilly! Ia terlalu buchien sebab rasa cinta-nya begitu dalam, sedalam sumur tetangga sebelah.

Setelah berhasil menaiki gerbang itu, dengan segera Ali dan Abdul memasuki rumah Prilly yang pintunya sudah terbuka lebar.

Riri menangis ketakutan, Lala tidak bisa berbuat apa-apa karna energi jahat itu menahan Lala.

"Kak Ali" Riri memeluk Ali erat. Ia benar-benar panik luar biasa. Sampai-sampai wajahnya pucat, tubuhnya-pun bergetar.

Ali menelan saliva-nya dalam-dalam. jujur saja Ali paling takut melihat orang kerasukan. Terutama Prilly saat ini berada di lantai dua rumahnya dengan memegang pisau, beteriak-teriak memanggil nama Rizal .

"Oh jadi lu nyuruh kesini? buat gua ngeluarin arwah itu?" Tanya Abdul melirik ke arah Ali.

"Iya Dul, cepet keluarin kasian bini gua"

"Emang lu gak bisa apa?"

"Anjing! lu pikir gua pawang setan? Gua aja takut"

Ali mendorong-dorong Abdul agar segera menghampiri Prilly, dengan santainya Abdul menaiki anak tangga dan berhadapan langsung dengan arwah penasaran itu.

"Kenapa gak Kak Ali aja? Kan Kak Ali pacar-nya Kakak aku?" Tanya Riri polos.

"Kak Ali udah tingkat atas ilmu-nya. Jadi saking atas-nya males nanganin Arwah rendahan gitu. Biar Bang Abdul aja. Diakan masih belajar, ya itung-itung biar memperdalam ilmu juga" Jawab Ali asal-asalan. Sementara Riri yang polos hanya percaya saja.

Abdul, Pria itu sudah berada di lantai dua. Ia melangkah mendekati Prilly. "Mau apa kamu?" Tanya Arwah tersebut dengan wajah seseram mungkin. Ia mundur perlahan karna energi Abdul membuatnya merasa kepanasan.

"Mau nanya, masih lama gak di dalem?" Tanya Abdul seperti bertanya pada seseorang yang berada di dalam toilet. Tidak ada sedikitpun rasa takut yang Abdul rasakan saat itu, meskipun aura negatif itu sangat pekat.

Aura negatif kehadiran arwah seseorang adalah pertanda bahwa arwah itu jahat, dan sangat menyimpan dendam.

Arwah itu membulatkan matanya emosi. "JANGAN IKUT CAMPUR. PANGGIL RIZAL ATAU GADIS INI AKU BUNUH!!" Ucapnya marah

"WOY SETAN SIALAN, BERANI LU BUNUH BINI GUA. MAMPUS LU" Teriak Ali di bawah sana.

"Diakan udah mampus Li. Lu kalau berani ngomong langsung sini" sahut Abdul dari atas sana.

"Kaga Dul up keras, lu aja deh! Gua disni bantu doa. Kan ilmu gua udah tinggi."

Abdul mengendus kesal, jika sudah begini urusannya antara hidup dan mati. Karna arwah ini di kuasai iblis jahat dan sulit di ajak komunikasi dengan baik.

"Gue gak bermaksud ikut campur. Tapi gua rasa kalau lu emang ada urusan di dunia yang belum lu selesai'in, lu gak perlu nyakitin oranglain" Ucap Abdul seraya menasehati sang arwah penasaran itu.

"DIAM ATAU KAMU YANG SAYA BUNUH!" Arwah itu menjuruskan pisaunya ke arah Abdul seolah ingin membunuhnya hingga membuat Abdul mundur perlahan.

Untung saja Abdul selalu membawa tasbih di sakunya.

Dengan cepat Abdul membaca Ayat-ayat Al Qur-an. Semakin di bacakan, arwah itu semakin melemah. Ia menutup telinga-nya karna kepanasan. Dan dalam beberapa menit, arwah itu keluar dari tubuh Prilly.

Prilly yang mulai lemas akibat merasa lelah tubuhnya di rasuki arwah penasaran itu, segera Abdul amankan dengan menahannya agar tak jatuh daru pingsan.

"Woy anjeng kesempatan lu ya pegang-pegang!!" Protes Ali.

"Daripada dia jatoh. Guakan cuman nolong aja"

Ali dan Riri segera menaiki anak tangga, dan menghampiri Prilly. Lalu Ali segera merebut Prilly dari tangan Abdul yang menahan agar Prilly tak jatuh. Dengan cepat Ali menggendong Prilly menuju kamarnya untuk di baringkan disana.

Abdul hanya terkekeh dengan sikap posesif Ali terhadap Gadis itu. Tapi di sisi lain, Abdul paham bahwa sahabat-nya itu sangat mencintai Gadisnya.

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang