MB 40 | Selamat dari ancaman

12.8K 1.3K 34
                                    

Setelah memakan waktu lumayan lama karna macetnya perjalanan akhirnya sampai di rumah Ali. Untung saja belum terlambat-----disana Arga juga Ali sedang bertengkar hebat, sampai-sampai Arga mau membunuh Ali dengan pisau yang ia pegang.

Prilly, Abdul dan juga Riri segera menghampiri dan beruntung pintu rumah Ali terbuka lebar.

"BERHENTI" ucap Prilly menghentikan apa yang akan Arga lakukan pada Ali

Arga menarik paksa tubuh Ali, dan mengancam pisau itu akan di goreskan di leher Ali, "JANGAN IKUT CAMPUR, SELANGKAH LU SEMUA MAJU. DIA BAKALAN MATI" Ancamnya

"Sadar dia adik kamu Arga!!" tegas Prilly mengingatkan

"Sadar Arga sadar, jangan kebawa nafsu setan. Lu udah bunuh Aura dan sekarang lu mau bunuh Ali?" Abdul mencoba menghentikan perbuatan Arga

"HAHAHA GUA GAK PEDULI, GUA GAK PERNAH ANGGAP DIA ADIK KANDUNG GUA!! GUA HIDUP DALAM KESENGSARAAN YANG SELALU ARYO BUAT-BUAT. MEREKA LEBIH SAYANG ADIK TERSAYANG GUA INI, DARI PADA GUA SELAKU ANAK PERTAMA SETELAH BELLA DAN DIA. JADI BUAT APA DIA HIDUP? HAHAHA. GAK GUNA JUGA, KALAU DIA MATI GUA BISA DAPET SELURUH HARTANYA ARYO HAHAHAHA"

Abdul menggelengkan kepalanya tak percaya, bisa-bisanya ada manusia sejahat dan sekeji itu?

Prilly menangis tak rela, terutama Riri yang saat ini menangis juga karna ketakutan.

"ALI, LU BAKALAN NYUSUL ANAK PANTI ASUHAN ITU HAHAHA" ucap Arga sambil mau menusukan pisau ke perut Ali, namun aktifitasnya terhenti karna arwah Aura datang dan menahannya

"Kenapa tangan gua gak bisa gerak" Arga nampak panik saat tubuhnya berubah kaku

Ali segera melepaskan dekapan Arga. dan kemudian memeluk Prilly, "Aku gapapa sayang" ucap Ali

"Aku khawatir sama kamu"

Namun seketika keduanya melepaskan pelukan'nya, arwah Aura mau menusukan pisau itu ke perut Arga memakai tangan Arga sendiri, tetapi polisi segera datang.

"BERHENTI" Perintahnya sambil menunjukan pistol

Arga panik karna pisau itu mau menancapkan ke tubuhnya sendiri.

"Aura, aku mohon jangan bunuh dia. Biarkan polisi yang menangani. Dia harus mempertanggungjawab'kan kesalahan'nya di dunia, dan juga tanggungjawab'nya dengan tuhan. Kamu gak perlu balas membunuhnya" ucap Prilly

"Aura lepasin. Kakak tau, Aura pasti emosi dan sakit hati, tapi apa yang Prilly bilang benar. sebaiknya biar polisi yang menangani, dan dia bakalan mendekap di penjara seumur hidup"

Seketika Aura melepaskan Arga, dan pisau itu terjatuh ke lantai. Polisi segera menangkap Arga, sementara yang di tangkap hanya pasrah saja karna memang kesalahannya tidak pantas di maafkan.

"Maafin gua li, gua bukan abang yang baik buat lu. Gua bukan anak yang baik buat mamah sama papah, gua pantes ngedapetin ini semua. Jangan dendam sama gua ya? gimanapun kita sedarah" ucap Arga memohon pada Ali

"Gua udah maafin lu bang" kata Ali menepuk pundak Arga

Arga tersenyum pahit, lalu ia mempasrahkan diri untuk di bawa oleh pihak kepolisian. Setelah itu Prilly menjelaskan dimana mayat Aura, polisi segera membereskannya.

"Sabar ya li, gua tau ini gak gampang" ucap Abdul

"Ali besok kita tengok mamah kamu ya?" ajak Prilly

Ali tersenyum dan memeluk Prilly kembali, "Makasih ya sayang, aku gak mungkin tau semua ini kalau tanpa kamu"

"Ali, aku ini pacar kamu. Kita harus saling bantu"

Aura memberikan senyuman terbaiknya pada Prilly sebelum menghilang, wajahnya tak lagi menyeramkan karna arwahnya sudah merasa damai. Setelah dua tahun lamanya mayatnya tak di temukan, akhirnya hari ini ia bisa pergi dengan tenang.

"Terimakasih telah menolongku. Aku bisa pergi dengan tenang" ucap Aura perlahan pergi, sementara Prilly tersenyum balik ke arahnya.

Abdul mengirimkan doa untuk Aura, agar Aura bisa semakin tenang.

Riri melongo melihatnya, jujur saja Riri masih menangis panik dengan apa yang ia lihat barusan

"Kak Riri takut, Riri mau pulang" rengek Riri

"Iya sayang sekarang kita pulang ya"

Ke-empatnya segera pergi dari rumah Ali, sementara rumah itu di amankan oleh polisi.

**

"Hai abdul" Sapa Lala seketika datang dan duduk di samping Abdul yang sedang menyetir

"La kamu kemana aja sih? kamu gak tau apa kalau tadi lagi genting?" tanya Prilly kesal

"Prilly maafin aku, aku tadi gak bisa nerobos rumahnya Ali karna energi Aura yang menahan'nya" Prilly mengendus kesal-----tetapi ia mengerti bahwa bagaimanapun Lala hanyalah hantu biasa yang kadang memang keadaan membuatnya tidak bisa menolong Prilly.

Hampir saja nyawa Ali melayang tadi, jika arwah Aura tidak segera datang dan menahan Arga.

"Aku tadi khawatir banget li sama kamu, kamu memar gini luka . Kita ke rumah sakit dulu ya?"

"Gak perlu sayang, nanti biar Abdul yang obatin aku. Ikan hiu melayang-layang, i love you sayang" goda Ali

Di saat sedang situasi seperti ini masih saja Ali memberikan gombalan untuk Prilly, ada-ada saja kelakuan pria itu

"Ali ish kamumah malah bercanda lagi"

"Loh aku serius loh, cinta sama kamu Prill" Wajah Prilly seketika memerah bersemu malu.

"Abdul aku juga mau di gombalin kaya gitu" rengek Lala

Sepertinya semenjak menyukai Abdul, Lala jadi lupa diri bahwa dirinya bukanlah manusia.

Ckck..

Abdul seketika menoleh ke arah Lala, Lala tak lagi memakai hijab, Lala ini hantu yang labil, "Hijab lu di kemanain?" tanya Abdul

"Ciyeh abdul perhatian sama Lala, hehe. Maaf ya Abdul, Lala gak bisa lama-lama pake hijab, soalnya panas"

"Hahahaha yaiyalah panas, lu kan setan. Mana ada setan pake hijab emang dasar lu aja hantu aneh"

Lala mengembungkan pipinya kesal, tapi ia tak menyerah untuk menggoda Abdul, "Abdul gombalin lala dong"

"Gua gombalin pake ayat kursi ya"

"Ish abdul jangan nanti Lala kepanasan, Abdul sengaja ya ngusir Lala?"

Abdul segera membacakan ayat kursi, membuat Lala kepanasan dan segera pergi.

Prilly dan juga Riri tertawa kecil, Abdul memang lucu jika sedang bertengkar seperti itu dengan Lala----percis layaknya suami istri yang sedang bertengkar karna masalah ekonomi. Xixi

"Allhamdulillah setan'nya udah pergi" Abdul merasa lega saat Lala sudah menghilang

Namun semenut kemudian ia kembali dan duduk di samping Abdul, "Astagfirllah kok lu balik lagi sih?" kata Abdul terkejut

"Ada yang ketinggalan dul"

"Apaan?"

"Separuh hati Lala masih ada disini, jadi Lala gak bisa pergi gitu aja"

"YAALLAH GUSTI, TOBAT LA TOBAT!"

Lala tersenyum mesem ke arah Abdul, membuat Abdul merasa geli melihatnya.

Sementara Prilly dan Riri masih saja tertawa melihatnya----dan Ali tertidur di samping Prilly. Sepertinya Pria itu merasa sangat kelelahan sampa tertidur pulas menyender di pundak gadis yang ia sayangi.

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang