MB 28 | Ruangan Rizal

13.9K 1.3K 57
                                    

Perjalanan menuju bandung cukup memakan waktu yang lumayan lama.

Di dalam mobil ada Abdul yang sibuk menyetir dan Ali yang sibuk memberikan gombalan juga rayuan-rayuan maut untuk Prilly semata-mata menghibur Prilly agar tidak terlalu mencemaskan Riri.

Ali mengusap airmata Prilly, ia tak suka melihat airmata yang keluar dari retina gaeia itu.

"Kenapa sih cengeng banget?" tanya Ali gemash

"Riri itu keluarga aku satu-satunya. Harta yang paling berharga dalam hidup aku, aku gak bisa ninggalin dia. tapi aku harus tega, karna ini demi aku sama dia juga biar arwah Mbak Lastri gak ganggu lagi"

"Iya sayang ngerti, yaudah jangan nangis lagi ya. Insyaallah Riri baik-baik saja disana" ucap Ali berusaha menenangkan

"Prill gimana caranya biar bisa ambil cincin om rizal?" tanya Abdul sambil fokus menyetir, di sampingnya ada Lala tentunya. Dan Abdul mengetahui itu, apalagi Lala terus-menerus mencuri pandang padanya

"Abdul, aku bisa bikin dia ngantuk dan saat itu kalian bisa ambil cincin'nya" saut Lala

"Hemm, tapikan dia pake cincin yang gak bisa di deketin arwah. Mana bisa lu bikin dia ngantuk?"

"Itu hanya berlaku untuk arwah jahat, akukan gak jahat. Aku baik hati dan tidak sombong, aku juga calon masa depan kamu"

Abdul merinding ngeri mendengar gombalan horor dari hantu di sampingnya itu, sementara Prilly tertawa kecil mendengar gombalan dari Lala untuk Abdul.

"Kamu kenapa ketawa Prill?" tanya Ali terheran

"Itu si Abdul di gombalin sama Lala"

"Hahahaha sekalinya di gombalin sama setan, kasian amat dah lu dul" ledek Ali tertawa puas

"Ya terbukti berarti gua ganteng banget, buktinya setan aja doyan sama gua" saut Abdul santai

"Setan doang yang doyan, cewek asli manusia mah kaga ada yang doyan sama lu dul"

"Dih sotau, gini-gini juga gua rebutan para kaum hawa" Ali memutar bola matanya malas.

"Najis. So ganteng"

"Emang kenyataan ganteng gimana lagi" jawab Abdul penuh percaya diri

"Iya Abdul ganteng banget" kata Lala sambil senyum-senyum tak jelas membuat Abdul muak jadinya

"Gak nanya sama lu" kata Abdul kesal melirik sekilas ke arah Lala

"Lagian siapa juga yang mau di tanya sama lu!" saut Ali.

Abdul tak lagi menjawab ucapan Ali. Karna percuma saja bicara dengan Ali urusannya akan panjang, tidak akan cukup menempuh perjalanan berkilo-kilo meter. Tidak akan cukup juga kopi tiga gelas apalagi jika tidak ada gorengan'nya.

Di tengah perjalanan ketiganya memutuskan untuk mengisi dulu perut yang kosong di sebuah restoran, tentu saja Lala hanya menunggu di mobil karna ia tak suka keramaian.

"Prilly pesenin aku susu ya, tapi aku minumnya di mobil aja"

"Iyah"

"Iyah apa sayang?" tanya Ali

"Bukan ke kamu, itu ke Lala. Dia minta pesenin susu"

"Emang setan suka susu?"

"Lala suka, bahkan sehari dia bisa minum lima gelas susu kalau di rumah"

"Gua baru tau kalau hantu bisa minum susu, gua pikir gua doang yang suka susu" Celetuknya asal, membuat Prilly tak mengerti susu yang Ali maksud?

Ketiganya lalu segera makan di restoran. setelah selesai makan mereka melanjutkan kembali perjalanan.

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang