MB 32 | Cemburu

13.2K 1.2K 37
                                    

Prilly kini sudah sampai di mall, sekalian ia mencari kaos dan stelan yang ia sukai, namun Lala terus memaksa Prilly cepat-cepat mencari gamis untuknya.

Ukuran tubuhnya tinggi dan berisi, Tidak mungkin Lala harus mencoba dulu baju'nya, bisa-bisa semua orang pingsan melihat baju melayang di udara.

"Prill aku mau yang maroon itu loh lucu"

Prilly pura-pura cuek, karna tidak ingin terlihat aneh oleh oranglain

"Mbak saya mau gamis yang warna marun itu ya, tapi ukuran L nya"

"Oh iya mbak, saya carikan dulu ya"

Lala nampak keliatan gembira, ia benar-benar senang karna Prilly membelanjakan'nya baju gamis. Segila itukah Lala terhadap Abdul?

Ckckck. Patut di acungkan jari tengah sambil berkata 'FUCEK'

"Jadi berapa mbak?"

"Empat ratus dua puluh ribu rupiah kak"

Prilly segera membayarnya cash.
Oiya urusan perusahaan peninggalan orangtua Prilly, sudah di tangani oleh om'nya bernama Tommy, seharusnya dari dulu Tommy yang mengurusnya, tapi karna Rizal sangat licik akhirnya jatuh di tangan Rizal.

Saat ini sementara Tommy yang mengurusnya. nanti apabila umur Prilly sudah cukup baru Prilly yang mengambil alih perusahaan miliknya.

"Aduh laper, aku makan dulu deh bentar ya" ucap Prilly pada Lala yang berada di sebelahnya. Sedari tadi Prilly memperhatikan Lala yang senyum-senyum sendiri, entahlah apa yang hantu itu pikirkan.

"Kalau gitu aku mau pulang aja, kamu makan sendiri gapapa kan? Aku harus jaga riri juga Prill, takutnya temen-temen'nya jahat"

"Yaudah iya La, sana pulang"

Lala segera menghilang, Prilly mencari restoran favorite'nya.
Ia segera berjalan menuju ke restoran itu.

Namun ketika baru saja sampai dan mau memesan makanan, Prilly melihat Ali bersama Joni dan seorang wanita yang tidak Prilly kenali.

Prilly merasa dada'nya sesak, karna melihat wanita itu begitu dekat dengan Ali bahkan duduk di samping Ali dengan Ali yang merangkul pinggangnya mesra.

Aku samperin gak ya? samperin aja deh--- pikirnya tanpa mempertimbangkan lagi

Prilly memberanikan diri menghampiri Ali, dan bertegur sapa di hadapan Joni juga wanita itu, tentu saja Ali terkejut.

"Hai Li, kamu disini juga?" sapa Prilly

"Loh Prill kamu disini? sama siapa?" Tanya Ali balik, ia merasa terkejut dan panik. Bahkan Prilly memperhatikan Ali sudah tak lagi merangkul gadis di sebelahnya

"Aku sendiri kok, jadi urusan kamu kumpul sama temen kamu? kenapa gak ajak aku Li?"

"Temen? gua sama Ali baru kenalan kok" ucap Manda membuka suara

"Oh jadi kamu kenalan'nya Ali?"

"Iyah, lu siapanya? kita cuman pendekatan aja kok"

"Ali aku pulang duluan ya, kayanya aku harus buru-buru sampai rumah soalnya khawatir sama Riri. Dahhh" ucap Prilly tersenyum pahit merasa kecewa dengan apa yang ia lihat, lalu gadis itu berlalu pergi buru-buru.

Tentu saja ali tidak akan membiarkan'nya, dengan segera Ali mengejar Prilly.

"Lu mau kemana li?" Joni mencoba menahan'nya

"Ngejar Prilly!"

Joni mengendus kesal, tidak mungkin juga ia bisa menahan kepergian Ali.

"Prilly siapanya sih jon? kok sampe di kejar?" tanya Manda

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang