MB 21 | Cuek

14.7K 1.5K 2
                                    

Sudah hampir tiga jam Riri belum juga sadar dari koma'nya,
Prilly benar-benar khawatir dan panik entah sudah berapa ribu tetes airmata yang keluar dari bola matanya karna begitu panik dan gelisahnya, sementara Ali terus mencoba menenangkan Prilly.

Abdul yang terus berdzikir, berharap Riri terbangun dari koma'nya dengan segera.

Dokterpun keluar dari ruang ICU dengan wajah bersedih

"Dok gimana keadaan adik saya dok,riri baik-baik aja kan?" tanya Prilly panik

"Riri belum juga sadar dari koma'nya, padahal saya tidak menemukan hal apapun yang membahayakan tubuhnya. Tulangnya baik-baik saja, dan dia juga tidak kekurangan darah, karna darah yang keluar dari mulutnya tidak begitu banyak" Jelas dokter

"Dok boleh kami masuk ke dalam"

"Silahkan, tapi harap jaga ketentraman di rumah sakit ini. Dan jangan lupa berdoa semoga riri segera bangun dari koma'nya"

Prilly segera menerobos masuk dan memeluk Riri yang terbaring lemah di di atas ranjang tempat tidur ruangan darurat itu. Prilly menangis sekencang-kencangnya, sampai kapanpun ia tidak akan rela kehilangan Riri.

"Maafin kakak ri, kakak malah pergi ninggalin kamu sendiri, kakak minta maaf hiks...hiksss...hiksss"

"Prill, Riri di bawa ke alam lain" ucap Abdul cemas

Prilly menoleh ke arah Adbdul, "Siapa yang bawa Riri? kenapa semua ini harus terjadi sama Riri? Lala kemana? Kenapa Lala gak bisa jagain Riri, aku nyesel lebih mentingin oranglain ketibang adik aku sendiri hiks...hiksss"

"Gua minta maaf, gara-gara gua Riri jadi kaya gini. Harusnya biarin aja urusan gua gak jadi urusan lu, gua bener-bener minta maaf Prill" kata Ali merasa bersalah

"Di saat seperti ini kita gak boleh saling menyalahkan, dan merendahkan. Sekarang Riri benar-benar dalam marabahaya, gua bakalan coba fokusin diri buat masuk ke gerbang masalalu arwah itu dan mengetahui siapa dia Sebenarnya"

Prilly terus saja menangis dan menciumi tangan Riri, sementara Ali duduk di soffa mengacak rambutnya frustasi. Ia benar-benar tak menyangka masalahnya serumit ini, urusan'nya dengan Marcel sudah selesai kini bergantian dengan urusan lain.

Hari sudah mulai pagi, Prilly tertidur di kursi dan kepalanya di sandarkan ke sisi ranjang tempat tidur dimana Riri terbaring sakiy.
Sementara Ali dan Abdul tidur di soffa.

Waktu sudah menunjukan pukul 06:00 pagi, Dokter dan suster memasuki ruangan untuk memeriksa Riri, lalu kemudian Prilly segera terbangun.

"Suhu badan'nya normal, anehnya kenapa Riri belum juga terbangun ya?" Dokter merasa heran dengan kejadian yang menimpa Riri, sebab dokter tidak menemukan apapun yang dapat membahayakan Riri, justru semuanya normal dan seharusnya Riri sudah bangun dari koma-nya

Prilly tidak mungkin menceritakan hal yang sebenarnya pada dokter, karna tidak semua orang percaya dengan adanya alam gaib.

"Sus tolong ganti infusan'nya ya" Perintah dokter

"Baik dok" Ucap suster lalu berlalu

"Saya permisi dulu, oiya jam besuk sudah habis . Jadi teman-teman kamu sudah boleh pulang, dan bisa kembali membesuk siang nanti" Ucap dokter melirik ke arah Ali dan juga Abdul yang terlihat lelah hingga tertidur nyenyak sekali

"Baik dok" kata Prilly laun, suaranya serak, ia sangat lemas semalaman menangisi Riri dan tidur larut malam.

Dokterpun keluar ruangan, dan tak lama suster mengganti infusan.

Setelah selesai, Prilly membangunkan Ali dan juga Abdul, hingga keduanya buru-buru terbangun.

"Udah jam berapa prill?" tanya Abdul

"Jam tujuh, kalian bisa kesini lagi siang. Makasih ya udah jagain riri semaleman, terutama Abdul yang terus dzikir"

"Santai" Lirih Abdul

Ali memposisikan posisinya agar duduk. Matanya masih mengantuk, "Aku mau disini aja nemenin kamu Prill, kamu belum makan kan pasti?" tanya Ali khawatir

"Gak usah pulang aja"

Kenapa Prilly berubah menjadi cuek terhadap Ali? Apakah prilly menyesal karna lebih mementingan Ali ketibang Riri sebagai adiknya? Entahlah, tapi yang jelas saat ini keadaannya sedang rumit, jadi segala pikiran masuk dan membuat Prilly pusing sendiri.

"Gua cuci muka dulu ya" ucap Abdul bergegas pergi ke kamar mandi

Ali menarik tangan Prilly sampai duduk di sampintnya,

"Apasih" ucap Prilly sinis

"Kenapa prill? marah? gua salah?lu nyesel bantuin gua?"

"Bukan gitu"

"Terus apa? gua cuman bisanya ngerepotin lu? gua cowok pengecut doang yang cuman bisa bawa malapetaka buat lu?"

"Gak gitu"

"Terus apa? kenapa muka lu berubah jadi sinis gini sama gua?"

"Gapapa"

"Yaudah percuma kayanya ngomong sama lu di saat seperti ini, gua balik. Jangan lupa makan"

Ali keluar ruangan, entah mengapa hati Prilly terasa berat melihat Ali yang seperti merasa bersalah itu.

Abdul keluar dari kamar mandi, sebelum ia berpamit pulang Abdul menyampaikan sesuatu.

"Prill gua bakalan nyoba masuk ke alam gaib buat nolongin Riri, lu jangan panik lagi ya. Dan Lala, Lala ada disana . Tapi Lala terperangkap dan di kurung, Lala gak bisa nolong Riri dan gak bisa nemuin lu. Oiya urusan Ali gak usah di pikirin, dia cuman ngerasa bersalah aja sama lu, sebenernya dia juga khawatir liat keadaan Riri, di tambah elu yang cuek sama dia. Gua permisi balik ya" ucap Abdul lalu pergi berlalu

Seharusnya aku gak egois, ali pasti semakin ngerasa bersalah kalau sikap aku kaya gini sama dia ----- pikir Prilly dalam batinnya

Prilly memijit pelipisnya laun ,ia benar-benar pusing berada di posisi seperti ini.

"Ya tuhan, aku harus gimana? kenapa harus aku yang ngalamin ini. Kenapa?kenapa aku di anugrahi hal yang bikin diri aku kesiksa, dan riri terluka. Ya tuhan, kenapa harus aku?aku gak sanggup hiks...hiksss"

Prilly mengeluh atas apa yang tuhan berikan untuknya, Sungguh baru kali ini Prilly merasa tuhan tidak adil padanya, padahal seharusnya Prilly bersyukur karna di setiap ujian yang tuhan berikan semata-mata itu karna tuhan mencintai umatnya.

Tiba-tiba seseorang masuk ke ruangan Prilly, ia menoleh ke arahnya. Pria itu memakai seragam gojek, apakah salah ruangan?sementara Prilly tidak memesan makanan.

"Permisi kak, saya dari delivery online. Ini makanan untuk kakak, atas nama Ali Azari" Dia memberikan sebungkus makanan itu.

"Berapa pak semuanya?"

"Udah di bayar sama mas ali'nya kak"

"Makasih"

Setelah itu pria itu pergi keluar dari ruangan .

Prilly meraih ponselnya dan menanyakan langsung pada Ali lewat pesan chat, untuk memastikan.

Prilly
Kamu yang pesen makanan delivery?

Ali azari
Iya,di makan ya jangan sampe enggak. Nanti siang aku kesitu,aku sekarang mau ke sekolah soalnya ada ulangan harian,aku udah izinin ke wali kelas kok kalau kamu gak bisa masuk hari ini karna riri di rawat. I love you❤️

Prilly
Makasih.

Prilly merasa tak enak, Ali begitu baik padanya.
Ali benar-benar sangat mencintai Prilly, begitupun sebaliknya. Hanya saja Prilly tidak mau sampai orang yang ia sayangi harus terluka dan menderita, jadi itu sebabnya Prilly terus menerus menolak Ali menjadi kekasihnya.

"Jika saja aku perempuan yang normal seperti perempuan-perempuan lain pada umumnya, mungkin aku akan sangat beruntung dapetin kamu Li. Tapi kenyataannya aku ini perempuan yang gak sama kaya yang lain, kamu gak bakalan bahagia sama aku hiks.."

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang