MB 41 | Pantai

12.8K 1.2K 11
                                    

Semakin hari Ali semakin menyayangi Prilly, begitupun sebaliknya.

Hari ini hari ke 6 bulan'nya mereka, setelah kenaikan kelas 3.

Saat ini keduanya tengah asik mabuk asmara di suatu tempat indah yang pastinya suasana romantis tepatnya di pinggir pantai.

"Ciyeh setengah taun, gak kerasa ya sayang" ucap Ali

"Kira-kira kita bakalan sama-sama terus gak ya Li?"

"Kok ngomongnya gitu?"

Prilly merasa cemas dengan hubungan'nya, karna ia melihat jelas dalam penglihatan mata batin-nya bahwa akan ada orang ketiga yang masuk ke dalam hubungan keduanya.

"Sayang hei kok ngomongnya gitu?" tanya Ali lagi yang kali ini menatap wajah Prilly serius

"Kalau ada cewek yang lebih dari aku, apa kamu bakalan berpaling li?"

"Gak akan pernah, kenapa kamu bilang gitu?"

"Kalau semisal orang itu bisa bikin kamu bahagia, bisa bikin ketawa dan lebih dari pada aku apa kamu bakalan tetep sama aku?"

"Sayang, plis jangan bilang kaya gitu. Aku bakalan selalu sayang sama kamu seumur hidup aku, bahkan aku ngarepnya sama Allah kalau kamu jodoh aku"

"Kalau seandainya orang itu, adalah orang yang pernah kamu sayangin dan dia hadir lagi di kehidupan kamu, Apa kamu bakalan lupain aku?"

Ali benar-benar tak mengerti dengan apa yang gadisnya katakan, "Maksudnya gimana sih Prill? gua ngajak lu kesini buat happy-happy, bukan ngomongin yang gak jelas! To the point aja siapa yang lu maksud?cewek mana yang bakalan jadi penghalang hubungan kita?"

"Ali, kalau suatu saat cewek itu hadir lagi ke kehidupan kamu. Aku harap kamu gak akan pernah ninggalin aku"

Seketika Prilly memeluk Ali, sementara pria itu masih kebingungan dengan apa yang Prilly katakan.

"Siapa yang kamu maksud?"

"Gak kok, aku cuman nanya aja"

"Hei jangan pernah berfikir kalau bakalan ada yang lebih dari pada kamu. Kamu itu segalanya Prill, karna kamu aku gak lagi jadi orang yang penakut, karna kamu juga mamah aku sembuh, dan karna kamu juga keluarga aku kembali harmonis walaupun ya Papah sama Bella masih tetep jadi orang brengsek. Tapi aku beruntung sekarang punya mamah"

"Ali jangan bilang gitu, semua atas kehendak Allah"

"Dan akupun memilih kamu atas kehendak Allah, jadi jangan pernah berfikir yang macem-macem"

Prilly merasa takut, bahwa wanita lain akan bisa menggantikan posisinya saat ini. Prilly berjalan menyusuri pantai, membuat Ali seketika mengejarnya dan menyamai langkahnya.

"Kamu kenapa sih Prill?" tanya Ali penasaran

"Ali aku ngerasa wanita itu kuat energinya buat ngehalangin hubungan kita, kamu bakalan tertarik sama dia"

Ali tertawa mendengar apa yang Prilly katakan dan tentu saja membuat Prilly kesal melihatnya.

Tolong katakan bahwa ini hanya pirasat Prilly, bukan kenyataan'nya nanti !

"Kenapa ketawa sih li?" seketika Prilly menghentikan langkahnya dan menatap Ali dengan wajah sebal

"Itu perasaan kamu atau pirasat karna kamu indigo sayang?"

"Aku gak ngerti, tapi perasaan aku bilang gitu. Aku takut Li, takut kamu ninggalin aku" Prilly memeluk Ali erat, tak seperti biasanya.

"Coba bilang sama aku siapa cewek yang kamu maksud?"

"Kamu akan tahu nanti"

Ali mengendus kesal karna Prilly tak mau mengatakan'nya, "Apa sheirra?" Tanyanya to the point yang seketika membuat Prilly menoleh dan menatapnya intens.

Bagaimana bisa Ali menebak itu Sheirra?

"Kenapa bisa tahu?"

"Terakhir kamu galau gara-gara foto Sheirra kan? Duduk dulu, aku bakalan cerita"

Keduanya duduk di tepi pantai Dengan suasana malam yang dingin, air yang jernih dan tenang menelusuri suasana di pantai malam itu.

"Sheirra, kamu tau? dia sahabat aku yang pernah aku taksir dulu" ucap Ali berkata seadanya

Dada Prilly terasa sesak, namun ia harus menahan'nya sebelum mendengarkan semua penjelasan Ali.

"Cewek yang selalu bikin gua semangat kalau ke sekolah karna ada dia, setiap hari gua ngabisin waktu sama dia. Dulu gua sayang banget sama dia, melebihi diri gua sendiri dan hampir setiap hari gua beliin dia cokelat bunga dan lain-lain. Tapi dia gak pernah peka Prill, dia bener-bener cuman anggap gua sahabat. Sampe akhirnya dia ninggalin gua ke luar negeri, dan lanjutin sekolah disana"

"Sampe sekarang kamu masih ada perasaan sama dia Li?"

"Dengerin dulu Prill, lama kelamaan perasaan gua sama dia pudar. Gua berubah jadi playboy, suka mainin cewek, clubing, jadi orang brengsek. Gua berfikir semua cewek sama aja, Sheirra itu sahabat dan cinta pertama gua, tapi dulu! semuanya berubah ketika gua nemuin lu, cewek yang oranglain bilang aneh padahal di mata gua lu gak aneh malah bikin gua penasaran setengah mampus"

Ali menatap gadisnya dalam, ia meneruskan perkataan-nya yang belum selesai, "Cewek yang pas kalau gua meluk itu serasa nyaman banget, cewek yang paling takut kalau gua cium walaupun cuman di pipi, cewek yang cengeng, cewek yang diem tapi cemburunya segede lautan"

Ungkapin Ali membuat Prilly meneteskan airmatanya terharu, "Ali ih kamumah udah ah! Aku gak bisa tahan kalau kamu udah ngegombal"

"Kenapa nangis coba?"

"Gapapa, aku cuman ngerasa bahagia bisa dapetin cowok kaya kamu. Baik, nyebelin, jail, suka ngelawak, konyol banget, beda sama yang lain!"

"Kali ini aku gak mau usap airmata kamu, karna airmata itu adalah airmata bahagia di hari ke enam bulan kita"

Prilly tersenyum dan memeluk Ali,
seketika ia memejamkan matanya berdoa pada sang pencipta semoga pilihan'nya tak salah, dan Ali benar-benar Pria yang bisa menemaninya sampai tua nanti.

"Sayang aku mau nanya" ucap Ali melepaskan pelukannya pelan

"Nanya apa?"

"Kenapa kamu takut sih kalau aku cium?"

"Emm aku sebenernya gak takut, cuman gimana ya Li, aku malu dan gak pernah di cium sama cowok manapun selain papahku. jantung aku juga suka dag dig dug kenceng banget kalau deket kamu. Apa aku punya penyakit jantung ya Li?"

Seketika Ali tertawa dengan apa yang Prilly ungkapkan, "Ih malah ketawa kan tuh" ucap Prilly kesal

"Kamu gak pernah di cium cowok ya?"

"Akukan gak pernah pacaran, siapa juga yang mau sama cewek aneh kaya aku?"

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang