MB 44 | Ingkar

11.5K 1K 65
                                    

Sudah hampir jam 9 malam, namun Ali belum juga menjemput Prilly, sementara ia dan Riri sudah rapih untuk bersiap pergi.

Prilly mencoba menelfon Ali sudah hampir puluhan kali namun tak juga ada balasan.

"Kak kita gak jadi pergi?" tanya Riri

"Kayanya enggak deh Ri, udah jam segini kak Ali'nya belum jemput-jemput"

"Yaudah Riri ganti baju lagi ya kak" Riri segera pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian

Prilly benar-benar di buat kesal oleh Ali, ia mencoba memanggil Lala agar mencari tahu keberadaan Ali. Namun belakangan ini Lala sulit sekali di panggil, sepertinya Lala ada urusan lain yang menurutnya jauh lebih penting.

"Kayanya Lala ada urusan lain, apa aku coba tembus pake mata batin aku aja ya?" gumam Prilly

Prilly mencoba memfokuskan dirinya agar pikiran'nya bisa menelusuri keberadaan Ali, namun gagal. Sudah tiga kali mencoba gagal lagi.

"Argh sial kepalaku malah sakit" ucapnya frustasi

Prilly meraih ponselnya dan melihat ke arah whatsapp, padahal Ali sedang online tapi tak juga mau mengangkat telfon Prilly bahkan chat Prilly-pun tidak di baca-baca.

Kemana sebenarnya Pria itu? Mengapa bisa berubah secepat itu? Apakah ia tidak merasa bersalah dengan janjinya pada Prilly yang tidak sama sekali ia tepati?

Prilly mencoba menghubunginya lagi, dan akhirnya Ali mengangkatnya.

"Kamu dimana li? kamu gak jadi jemput aku? udah jam sembilan loh ini"

"Maaf ya prill tadi ada urusan jadi maaf banget harus aku batalin"

"Yaudah gapapa"

Tut..

Prilly mematikan telfon'nya begitu saja. Gadis itu nampak kecewa, sampai-sampai airmatanya menetes begitu saja karna tak bisa lagi mengatakan hal apapun selain menangis.

Ali❤: Sayang maafin aku ya jangan marah😘

Prilly hanya membacanya saja, setelah itu ia menyimpan kembali ponselnya di atas meja.

Gadis itu benar-benar kecewa. Perasaan tak enak hati terus mengelilingi pikiran'nya, ia merasa adanya kehadiran oranglain yang membuat Ali bisa-bisanya tidak menepati janji.

"Aku harap ini hanya perasaan aku aja Li. Semoga kamu tidak mengingkari janji kamu"

⚫⚫

Disinilah Ali berada, tepatnya di basecamp tempatnya berkumpul seperti biasa bersama teman-temannya. Namun kali ini Ali membawa Sheirra.

"Anjrit siapa lagi ni cewek" tanya Joni

"Lu gak kenal jon? si Sheirra gila best friends forever gua haha" ucap Ali santai dan merangkul sheirra, lalu melanjutkan kembali ucapannya, "Sekaligus cinta pertama gua" katanya sambil mengedipkan mata ke arah Sheirra.

Sheirra tersenyum ke arah beberapa temannya Ali termasuk Abdul, namun Abdul hanya cuek saja dan sibuk memainkan ponselnya----Abdul tahu betul bahwa gadis itu bukanlah Gadis baik-baik.

"GILA SHERR LU CANTIK BANGET, BOLEH KALI SHERR JADI BAGIAN DARI HIDUP GUE HEHEH. JOMBLO KAN?" ucap Joni

Ali mentoyor kepala Joni dengan gemash'nya, "Aw apaan sih lu ribet banget Li. Diakan jomblo, dan lagian kan lu udah.."

Belum sempat Joni melanjutkan ucapan'nya, Ali menginjak kaki Joni terlebih dahulu hingga membuat Joni meringis kesakitan, sementara Ali mencoba mengalihkan pembicaraan

Ali mengajak Sheirra duduk di sampingnya, sambil sesekali ia meleguk alkohol di hadapan Sheirra.

"Ali guekan udah bilang jangan minum-minuman alkohol lagi" tegas Sheirra

"Perayaan datangnya elu ke indonesia Sherr, lu juga harus minum" Ali menuangkan air alkohol itu ke gelas kosong dan menyodorkannya pada Sheirra seolah memaksa

"Gak li gue gak mau"

"Sekali aja, demi gua"

Terpaksa Sheirra meminumnya, Abdul tak suka melihat Ali seperti itu, prilakunya seolah memainkan perasaan Prilly di belakang, walaupun Abdul tahu bahwa Sheirra cinta pertamanya namun tetap saja saat ini kan statusnya Ali sudah menjadi milik Prilly.

Abdul pergi berlalu, dari pada harus melihat hal yang tak menyenangkan lebih baik dirinya pergi bermain PS atau telfonan dengan Siti selaku kekasih itu.

"Si Abdul kenapa pergi ya?" bisik Fahmi pada Joni

"Sange kali dia hahaha"

"Gak nyambung goblok!"

"Lu gak liat baju si Sheirra kek apa anjir gila belahan dada kemana-mana pantes si Ali ngelarang gua ngomong kalau dia punya cewek, pasti si Sheirra mau dia embat. Bagusdeh berarti dia ikutin saran gua kalau punya cewek itu gak boleh satu, rugi masih muda. Puas-puasin banyak cewek biar banyak pengalaman"

"Ajaran sesat anjeng!"

Joni tertawa lepas, Ali asik merangkul menciumi Sheirra, Bahkan sheirra tak menolak hal itu.

Apakah Ali tidak ingat dengan Prilly? Apakah Ali juga tidak ingat dengan janji-nya?

Rupanya kehadiran Sheirra membawa malapetaka untuk hubungan Ali dan juga Prilly.

Ponsel Ali berdering, bahkan sampai beberapa kali---Ali nampak berdecak kesal, "Ck ngapain lagi sih!" Cicitnya marah.

"Angkat dulu Li telfonnya kali aja penting" ucap Sheirra

"Gak ada yang lebih penting selain lu" kata Ali sambil mencolek dagu Sheirra.

Saat ini Ali terpengaruh alkohol jadi ia mengira bahwa Sheirra adalah Prilly

"Ali dari tadi itu hp lu bunyi, coba angkat dulu"

Dengan sangat terpaksa Ali mengangkat telfon dari Prilly, jelas saja di serbang telfon sana terdengar suara isak tangis Prilly.

"Hallo" ucap Ali

"Kamu kemana sih Li? kamu sibuk banget emang? gak bisa hubungin aku gitu?dan bales chat aku? biasanya kalau aku marah kamu bujuk?"

"Sayang kamu nangis?"

"Kamu mikir gak Li, aku nungguin kamu tapi kamunya gitu. Sibuk apa sih kamu? Kamu beda, kamu berubah. Aku gak ngerti kenapa kamu kaya gini hiks...hiksss"

Sheirra memperhatikan Ali dari jarak yang sedikit jauh, karna Ali tidak mengangkat telfon itu di hadapan Sheirra.

"Aku kesana sekarang ya, kamu jangan nangis"

"Gak perlu udah malem, aku gapapa. Yaudah udah dulu ya, maaf tadi cuman khawatir"

Tut...

Ali benar-benar merasa bersalah atas kesalahan'nya. Namun pengaruh alkohol benar-benar membuat pikiran'nya tertutup soal Prilly, yang ada di pikiran'nya saat ini bagaimana bisa melampiaskan nafsunya pada Sheirra malam ini.

"Sherr ke kamar yu" ajak Ali yang kemudian di angguki Sheirra.

Sesampainya di kamar, Ali menciumi leher Sheirra brutal. Ia ingin segera terlampiaskan, namun saat Ali membuka celananya, Sheirra menghentikan tindakannya, "Li sorry gue lagi haid"

Pupus sudah harapan Ali untuk bisa melampiaskan nafsunya malam ini juga. Ia nampak frustasi dan pada akhirnya memilih ke kamar mandi untuk melakukan ritual solo-nya.

Setelah itu Sheirra hendak pulang, dan Ali tertidur nyenyak di kamar.

"Gue janji bakalan bikin lo balik sama gue lagi Li" gumam Sheirra mengusap kening Ali lalu menyelimuti Pria itu dengan selimut tebal. Setelah itu Sheirra segera keluar kamar dan hendak pulang.

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang