MB 20 | Riri dalam bahaya

14.4K 1.4K 26
                                    

"Cel gua minta maaf, demi Allah gua cuman nonjok nampol lu sekali aja" mohon Ali dengan wajah takutnya

"Lu terlibat disana, gua gak akan pernah lolosin lu sekarang! Lu harus mati"

Arwah itu semakin marah, Ali di cekik sampai susah bernafas.
Abdul membaca doa, berzikir sekencang-kencangnya. Angin semakin besar, kali ini Abdul mencoba berkomunikasi dengan arwah itu.

"Ali berjanji akan pergi ke makam lu, dia bakal doain lu. Dan lu bakalan tenang dia alam sana, gua percaya sebenernya lu baik hanya saja lu di kuasai jin jahat. Lepasin Ali, atau lu bakalan tersiksa dengan doa"

"GUA GAK PERCAYA! DIA IKUT TERLIBAT, DIA HARUS MATI"

"Gua saksinya, lu tau gua bukan orang biasa. Dan orang yang lu rasukipun bukan orang biasa, gua bisa liat dari mata batin gua, kalau emang Ali gak ada ketika lu udah bonyok dan tewas, dia gak salah. Dia kasih lu satu tonjokan karna lu udah berani kurang ngajar sama kakak'nya Ali"

Arwah itu melepaskan cekikan'nya pada Ali.

Ali tersedak batuk karna sakitnya cekikan itu.

"Uhuk...uhuk..gilaksss gak kira-kira kalau nyekek sampe bengek gini, bisa-bisa kena asma gua uhuk..." Lirih Ali

"Lu harus tenang di alam sana, urusan lu udah selesai. Ali bakalan dateng ke makam lu buat doain lu, tapi berhenti ganggu siapapun"

Arwah Marcel mengangguk mengerti ,dan Abdul melontarkan ayat kursi agar arwah marcel bisa segera pergi dengan tenang.

"Allhamdulillah"

Prilly melemah, Abdul menahan tubuhnya agar tak terjatuh ke lantai.
Sementara Ali masih kesakitan karna cekikan tadi cukup membuatnya sesak

"Ali kamu gapapa?" Prilly segera mendekati Ali karna cemas dengan keadaan Ali

"Gapapa, akukan superhero yang kuat" ucap Ali santai, menyembunyikan rasa sakitnya yang luar biasa

"Alah tadi aja lu ketakutan, tuh celana lu basah. Ngompol kan lu?" Celetuk Abdul

"Ish kamu jorok banget sih li"

Ali hanya tersenyum kikuk saja, jujur saja ia malu tapi bagaimana lagi? Sudah jadi khasnya mengompol di celana apabila ketakutan, untung hanya Abdul dan Prilly yang tahu. Jika murid-murid di sekolah mengetahui itu, bisa turun hargadiri Ali sebagai Cowok Terpopuler di sekolah.

Ketiganya segera keluar dari gudang, tak lama Prilly mendapatkan telfon dari Pak Nuri dengan cepat Prilly mengangkatnya.

"Hallo pak ada apa?"

"(...)"

"Riri kenapa?"

"(...)"

"Saya segera pulang"

Prilly benar-benar panik dan gelisah

"Kenapa Prill?" tanya Ali

"Riri dalam bahaya, arwah jahat itu datang lagi"

"Kalau gitu kita harus pergi dari sini sekarang" kata Abdul ikut cemas

Ketiganya segera terburu-buru keluar dari gerbang sekolah lewat belakang, dengan cara harus memanjat pagar lagi untung tidak terlalu tingg, dan Ali bisa membantu Prilly.

Di dalam perjalanan, Prilly benar-benar tak tenang. Riri adalah satu-satunya yang ia punya, sungguh Prilly sangat menyayangi adiknya itu.

"Sabar ya kita pasti tolong riri" ucap Ali sambil mengusap rambut Prilly mencoba menenangkan gadisnya

Prilly menangis di dalam dekapan Ali, ia benar-benar takut Riri kenapa-napa.

"Riri adik aku satu-satunya, aku gak mau dia kenapa-kenapa. Aku cuman punya riri hiks...hiks..hiks..."

"Sayang Riri gak akan kenapa-kenapa, percaya sama aku"

"Iya Prill, lu harus positif thingking kita pasti bisa selamatin Riri" ucap Abdul

Tetap saja pikiran Prilly tak tenang,
Setelah cukup lama dalam perjalanan akhirnya sampai di rumah juga.

Prilly dengan cepat berlari menuju rumahnya, Pak Nuri yang sedang di depan rumah terus berteriak-teriak tak karuan karna lagi-lagi pintu itu di kunci.

Prilly menangis histeris, ia melihat di jendela arwah itu melayangkan tubuh Riri ke atas dan mecekiknya.

"Kak--to--long---Ri---Ri" ucap Riri sesak

"Abdul tolong, tolong Riri....hiks..hikss" Prilly terus menangis meringis ketakutan

"Oke li, lu bantu gua dobrak pintu ini tapi pake bismillah dulu" usul Abdul

Ali yang juga ikut panik, ia bersemangat mendobrak pintu itu.

"Auzubillahiminas syaiton nirojim, bismillahirohmanirohim" Ucap keduanya bersamaan

DUBRAK..

Pintu akhirnya terbuka, Riri di jatuhkan ke lantai begitu saja sampai pingsan dan darah segar keluar dari sudut bibirnya.

"Ririiiiiiiiiiiii..." teriak Prilly dan menangis menghampiri Riri, "Riri bangun, maafin kakak. Riri bangun, kita harus bawa Riri ke rumah sakit" ucap Prilly panik dan menangis histeris

Dengan cepat Ali menggendong Riri menuju mobilnya, dan buru-buru mereka semua menuju rumah sakit.

Prilly benar-benar panik, sepanjang perjalanan Prilly terus menangis melihat Riri selaku adik tersayangnya terbaring lemah dan mengeluarkan banyak darah.

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang