MB 14 | Ali panik

15.8K 1.5K 116
                                    

Arwah itu hendak mau melempar vas bunga ke arah kepala Prilly, namun Prilly berhasil mengelabui'nya. Ia berlari menuju ruangan lain.

"Mau kemana anak manis,hihihii"

Prilly menaiki anak tangga dengan cepat, arwah itu berjalan memakai tubuh Riri untuk mengejar Prilly.
Kemudian arwah itu meraih pisau dan ingin segera menancapkannya pada Prilly

Sementara di tempat lain, Ali dan Abdul menuju perjalanan rumah Prilly, namun saat di tengah perjalanan ban mobilnya mendadak kempes.

"Dul orang ganteng kek gua gini tiba-tiba punya the piling op the rel gak enak sama prilly" ucap Ali

"Ngomong dulu yang bener li, bahasa inggris lu masih belepotan gitu so-soan pula. Prilly dalam bahaya, lo kita gak bisa nungguin orang bengkel. Mending kita kesana naik ojek, kalau gak prilly gak akan selamat" jelas Abdul

Ali dengan cepat meraih ponselnya untuk memesan ojek online. Urusan mobilnya biar nanti menjadi urusan bodyguard'nya.

Dalam beberapa menit ojek sampai, Ali dan abdul segera menaiki motor V*rio berwarna putih itu. Berbocengan bertiga, walaupun mepet-mepet yang penting Ali segera sampai di rumah Prilly dan Prilly selamat.

"Bang bisa cepetan kaga sih" grutu Ali memukul pundak kang ojek

"Ini udah paling cepet,kan perjalanan lumayan masih jauh"

"Yaelah bang, lu pake kecepatan 100km biar cepet sampe kan bisa"

"Saya tidak mau mati konyol"

"Stop dulu bentar" Ali menyuruh kang ojek menghentikan motornya, mendadak buru-buru kang ojek meminggirkan motornya untuk di hentikan

"Kenapa mas?" Tanya'nya,

"Biar gua yang bawa, dul lu duduk di belakang gua. Kang ojek biar duduk di paling belakang" usul gila Ali

Apa-apaan Ali ini? yang jadi ojek siapa yang suruh duduk di belakang siapa? Huh.

Sementara Abdul dan kang ojek tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.
Lalu Ali mengambil alih posisinya untuk duduk di depan mengendarai motor tersebut .

"Gila lu ya li?" umpat Abdul kesal

"Udah jangan banyak protes, kang ojek lu duduk di paling belakang ya. pegangan si abdul"

Kang ojek hanya pasrah saja, dari pada jadi ribut. Apalagi wajah Ali itu jika sedang marah, lebih seram dari pada setan janda bodong.

Ini sungguh gila, mereka berboncengan bertiga. Ali mengendarai motor dengan kecepatan tak lazim, hingga membuat kang ojek reflek memeluk Abdul.

"Pak jangan peluk-peluk dong,bukan muhrim" protes Abdul

"Saya takut jatoh mas, ini yang bawa gak kira-kira"

"Takut sih takut, tapi jangan peluk saya juga dong. Kan saya masih normal"

"Bukan gitu, kalau saya jatuh nanti gimana?"

"Ya biarin aja, jatuh kan kebawah ini pak"

"Lah nanti pantat saya lecet"

"Tinggal obatin pake balsem kan beres"

"Panas dong pantat saya?"

"Ya gapapa pantat situ ini bukan pantat saya"

Ali semakin mempercepat perjalanannya, semakin cepat kecepatan motornya maka kang ojek semakin memper'erat pelukan'nya dengan Abdul

"Li pelan-pelan ngapa, lu gila ya tega ngebiarin temen sendiri di lecehin" ucap Abdul, karna menurutnya di peluk oleh kang ojek adalah sebuah pelecehan

"Udahlah dul lu jangan banyak bacot, gua gak mau prilly sampe kenapa-kenapa"

Dalam hitungan beberapa menit,
Kini akhirnya sampai juga di rumah Prilly. Disana terlihat pak satpam yang sedang berteriak-teriak mencoba mendobrak pintu.

Ali segera turun dari motor, begitupun dengan Abdul. Keduanya panik dan dengan cepat membuka pintu gerbang.

"Ehhh woy bayar dulu" Teriak kang ojek

"Ck! Gue lupa belum bayar" Ali kembali menghampiri kang ojek dan membayar dengan uang seratus ribu rupiah

"Gak ada kembalian'nya mas"

"Ambil aja"

Kang ojek tersenyum girang, "Terimakasih mas"

Ali buru-buru berlari masuk ke dalam rumah Prilly,
Untung saja gerbangnya tak di kunci.

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang