MB 38 | Rumah Ali

12.6K 1.2K 9
                                    

Prilly melirik-lirik ke arah dingding kamar Ali, banyak-nya foto wanita yang ia pajang di ding-ding itu membuat Prilly cemburu jadinya

"Sayang aku lupa gak basmi foto-foto itu kan aku udah gak pernah balik lagi kerumah, nanti aku suruh bi wati buat bakar aja ya foto-fotonya" ucap Ali merasa tak enak hati karna melihat wajah Prilly yang sepertinya jengkel dengan foto-foto tersebut.

"Ini alesan aku mau masuk ke kamar kamu Li, banyak banget foto ceweknya ih sebel"

"Iya maaf sayang jangan marah, nanti aku musnahin, katanya mau obatin aku?"

Prilly segera duduk di samping Ali dan mengambil kompresan yang sudah Bi Wati siapkan lalu mulai mengobati Ali pelan-pelan, karna tonjokan dari Arga tadi cukup parah.

Setelah selesai dengan aktifitas kompres mengompres itu, Prilly melirik ke salah satu foto Ali dengan gadis kecil, "Ini adik kamu?"

"Iya"

Prilly mengingat soal tadi anak kecil yang berlari-lari di teras depan rumah Ali, wajahnya mirip dengan gadis itu

Artinya benar ini aura, adiknya Ali yang Abdul ceritakan? dan yang mengikuti Ali itu Aura? ---- gumam Prilly dalam batin'nya

"Kenapa Prill?" tanya Ali penasaran

"Gapapa hehe, adik kamu cantik. Oiya kemana dia?"

"Dia hilang dari dua tahun lalu, aku yakin dia masih hidup yang. Kamu kan indigo bisa liat, coba liat yang"

"Kalau aku bilang yang sejujurnya apa kamu bakalan terima?"

"Maksudnya?"

"Adik kamu udah gak ada Li, ada yang bunuh dia"

"JAGA OMONGAN KAMU YA PRILL !! BUKAN BERARTI KAMU PACAR AKU DAN KAMU BISA NGOMONG SEENAK JIDAT KAMU" Bentaknya kasar

"Maaf" Prilly menunduk takut

"Maaf prill aku gak bermaksud" Ali memeluk gadisnya karna merasa bersalah

"Aku mau pulang"

"Yaudah iya kita pulang, tapi maafin aku ya?" Prilly mengangguk mengiyahkan----ia tak mau ambil hati soal itu, yang terpenting tujuannya menguak sosok Aura harus tuntas.

Prilly tak sengaja menoleh ke foto yang menarik perhatian'nya, foto Ali dan wanita cantik berambut panjang sedikit ikal.

"Dia siapa?" tanya Prilly

"Oh si Shierra kenapa yang?"

"Siapa kamu?"

"Cuman sahabat"

"Sebentar lagi dia bakalan pulang ke indonesia"

Prilly melihat jelas dengan penglihatannya, bahwa wanita itu akan kembali ke indonesia.

"Serius yang?"

"Kenapa? kamu suka sama dia ya?"

"Yaallah enggak yang, aku cuman cinta sama kamu. Aku seneng aja akhirnya dia pulang ke indonesia setelah sekian lama"

"Kamu kangen sama dia?"

"Kangen sebagai sahabat Prill yaAllah"

"Gak wajar cowok punya sahabat cewek! Itu sama aja gak ngehargain keberadaan aku"

"Aku kenal dia sebelum kenal kamu"

"Tapi dia gak sepenuhnya anggap kamu sahabat, aku cemburu bukan tanpa alasan"

"Berenti berfikir yang macem-macem bisa?"

"Dia belum balik ke indonesia aja kamu udah bentak aku demi belain dia, apalagi kalau dia balik ke indo, Kamu bakalan lupain aku Li?"

Prilly meneteskan airmatanya. Jika tau sesakit ini mencintai pria yang banyak di sukai wanita, mungkin ia waktu itu tidak akan mau menjadi kekasihnya Ali.

Ali memeluk Prilly erat, ia sangat mencintai gadisnya itu jadi tidak mungkin berniat melupakan dan menjauhinya.

"Jangan ngomong yang aneh-aneh, dapetin kamu itu gak gampang. Masa udah dapet, terus aku lepas? gak akan pernah sayang" ucap Ali kemudian mengusap airmata Prilly

"Janji?"

"Janji sayang"

"kakak cewek kamu kemana?"

"Oh si Bella, kenapa yang? kamumah sampe nanyain banyak banget tentang keluarga aku?"

"Kenapa emang salah ya?"

"Bella kerja di luar kota, gak pernah balik. Gua gak tau dia kerja apaan"

"Kalau aku bilang dia Kerja apa, kamu percaya gak?"

"Emang kamu tau?"

"Aku boleh lihat fotonya?"

Ali mengambil fotonya di laci meja kamarnya. Disitu terdapat foto Bella, Aura, Arga, Ali dan kedua orang tua mereka.

"Ini orangnya" Ali menunjuk pada foto wanita di samping Aura

"Ini mamah kamu? ini papah kamu?" prilly menunjuk foto kedua orangtua Ali

"Iya yang kenapa?"

"Maaf ya Li, aku mau nanya, mamah kamu masuk rumah sakit jiwa?"

"Iya bener, dia gila gara-gara si bajingan Aryo bokap gua yang idung belang tukang main cewek. Pantes aja si Arga kelakuan'nya kaya anjing!"

"Termasuk kamu? kamupun suka main cewek kan? kamu suka minum?kamu suka pergi ke club walaupun jarang. Harusnya kamu gak ngehina kelakuan kakak kamu, kalau kamu sendiri juga seperti itu"

"Buset dah gua kalau punya cewek indigo begini ya, pasti tau semua kelakuan gua hehe. Tapi walaupun gua begitu, setelah ketemu lu, gua cuman cinta sama lu. Gak akan mainin cewek lagi"

"Aku percaya Li sama kamu. oiya Papah kamu kerja di luar kota kan ya?"

"Iya sayang, dan dia gak pernah balik"

"Kamu percaya gak kalau aku ceritain semuanya?"

"Ceritain aja sayang, aku selalu percaya sama kamu"

"Tadi kamu bentak aku gak percaya gimana si?"

"Kalau soal itu aku gak bisa percaya"

"Nanti kita ngomongnya di basecamp aja ya Li, disini gak enak suasana'nya hehe"

Bukan soal apa-apa tetapi sedari tadi Arwah Aura memperhatikan Prilly di pintu kamar Ali, wajahnya menyeramkan dengan adanya luka bakar yang mengerikan, tangan dan kakinya pun berlumur darah.

"Yaudah aku anter pulang sekarang ya, nanti malem aku jemput ke basecamp sekalian malmingan"

"Aku ajak Riri gapapa?"

"Iya gapapa sayang"

"Kasian Riri dirumah sendiri"

"Iya sayangku gapapa"

Prilly tersenyum dan keduanya keluar kamar menuruni anak tangga.

Arga dan wanita jalang itu sedang bermesraan di ruang tamu, saat Ali dan Prilly melewatinya Arga malah menyindir Ali cukup keras, "Udah abis berapa ronde Li? mangkannya jadi orang jangan munafik. Lu juga doyan kan? Udahlah kita ini emang keluarga yang brengsek"

"GUA BUKAN KELUARGA LU!" ketus Ali dingin lalu pergi dari hadapan Arga dan menarik tangan Prilly untuk sama-sama keluar dari rumahnya.

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang