MB 11 | Kejujuran

16.1K 1.4K 56
                                    

"Prilly? kok lu bisa kesini sih?" Ali berdiri menghadapkan diri tepat di depan Prilly

"Aku mau ngomong sama kamu serius, mungkin antara percaya dan gak percaya"

Prilly duduk di soffa, dan Ali ikut duduk di sampingnya.

"Kenapa ada apa? ngapain cari gua?" Tanya Ali yang sepertinya masih kesal

"Ali dengerin aku dulu, pertama aku gak ada cowok lain. Aku cuman ngada-ngada aja, biar kamu gak maksa aku terus buat jadi cewek kamu"

Tak lama muncul'lah Abdul membawa secangkir teh hangat, Prilly terkejut dengan adanya Abdul.

"Hai prill, dari kapan?" tanya Abdul tersenyum ramah, manis sekali pria sholeh itu.

"Baru dul hehe, tadi itu di kafe kok banyak cewek2 sama alkohol? aku pikir ali terlibat"

"Oh si ali juga suka minum kok prill, malah suka juga nyewa-nyewa cewek begituan. Cuman semenjak kenal gua, dia jadi agak berubah gitu"

"Emang kalian kenal baru?"

"Gua emang sahabatnya dari jaman smp, cuman wktu itu gua pindah kota aja" Prilly mengangguk mengerti.

"Lanjutin yang tadi ceritanya, jadi lu gak ada cowok lain?" tanya Ali

"Gak ada, aku kesini cuman mau tanya. Apa kamu pernah nyakitin oranglain?"

"Maksudnya gimana?"

"Ada sosok arwah pria yang dari awal aku temuin pas di kelas, aku gak tau nama dia siapa karna dia sering ilang-ilangan. Dia itu arwah yang waktu itu banting kursinya, ketika kamu bilang gak ada yang berani sama kamu"

"Gua gak ngerti lu ngomong apaan, arwah?haha. Lu sama aja kaya si abdul, HALU"

Abdul duduk di soffa yang berhadapan dengan Ali dan Prilly.

"Prill, si ali itu gak akan percaya begituan. Dia hidup dalam dunia yang cuman kenal sama namanya kegelapan, dia gak percaya sama adanya setan atau orang-orang yang bisa liat arwah. Mau lu bilang kaya apa juga dia gak akan percaya, lu mau bilang kalau lu indigo juga dia gak akan percaya" Ucap Abdul

"Tunggu, indigo? Jadi prilly indigo?" tanya Ali tak percaya, sementarw Prilly mengangguk mengiyahkan.

Bagaimana cara ia menjelaskan pada Ali? Jika pria itu tak percaya dengan keberadaan mahluk-mahluk gaib? Padahal Ali sendiri sering melihat Prilly kesurupan, apakah itu tidak cukup membuktikan padanya bahwa mereka (Hantu) ada?

"Jadi lu indigo? emang bener setan itu ada? Kaya apa wujudnya? gua gak pernah liat"

"Karna mata batin kamu gak kebuka. Dari kecil aku sama riri udah punya kemampuan ini. Ali sebenernya aku nolak kamupun karna kita beda" Lirihnya sedikit menunduk karna sulit baginya mengungkapkan kebenaran yang pahit itu.

"Jadi itu alesan lu nolak gua?haha. Gua gak peduli kali prill, mau lu indigo, indehoy, indomie rasa soto kari ayam. Terserah aja! yang penting kita jadian?" Ali merapatkan duduknya dan merangkul pinggang Prilly posesif.

Abdul hanya memutar bola matanya malas, prilaku Ali memang begitu adanya, suka sekali merayu gadis-gadis sampai terbang ke planet mars, lalu kemudian setelah gadisnya berharap, malah di jatuhkan begitu saja.

Namun kali ini berbeda dengan rayuan yang ia lontarkan pada Prilly, matanya menunjukan ketulusan.

"Ali aku serius, kamu bisa serius gak sih?"

"Bisa sayang, nanti kita nikah ya. Di jamin deh setan2 sejenis tuyul, sunder bolong, suster nyesot gak akan gangguin kamu lagi soalnya ada aku. Ntar kita undang mereka ke hajatan biar nyawer penyanyi dangdut gimana?"

Abdul tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang Ali katakan.

"Masa sih? Seorang ali yang penakut itu bisa lindungin prilly?bahahaha" saut Abdul di iringi dengan tawa

Ali melempar kaos kaki yang berada di bawah meja, ia kesal jika Abdul selalu ikut campur obrolan'nya dengan Prilly.

"Anjir ni kaos kaki bau banget, orang kaya tapi gak pernah di cuci kaos kakinya jorok lu li"

"Diem lu, gua gak lagi ngebacot sama lu! Gua udah gak penakut. Iyakan sayang?" goda Ali sambil sesekali mencolek dagu Prilly

"Ali aku nanya serius sama kamu, apa kamu pernah nyakitin oranglain?"

"Gua yakin hantu yang ngedatengin lu itu cuman caper aja prill, gua gak pernah kok nyakitin oranglain"

"Wah minta di undang nih setan'nya, gua undang ya li?" saut Abdul lagi

"Sekali lagi lu ngebacot, Teh yang ada di meja gua lempar!" Ancam Ali kesal

Abdul hanya menyengir saja, memang Ali ini menyebalkan, di ajak bicara serius malah bercanda membuat Prilly jengkel saja jadinya, giliran di bercandain balik oleh temannya sendiri, ia marah-marah. Hufh!

"Aku pulang ajadeh, males ngomong sama kamu. Gak pernah serius!" ucap Prilly kesal lalu beranjak pergi

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang