MB 27 | On the way-

14.3K 1.3K 45
                                    

Menolak bukan berarti tak cinta, perbedaan di antara keduanya sangat pekat.

Prilly tidak ingin banyak merepotkan Ali, saat malam itu Ali segera pergi dari rumah Prilly, karna Prilly menolak'nya lagi. Jujur dalam hati Prilly ada penyesalan yang tertunda. Tapi ini ia lakukan semata-mata untuk tidak membuat keadaan semakin rumit.

"Maafin aku Li" gumam Prilly laun,

Saat ini yang ia lakukan hanyalah menangis, airmatanya jatuh begitu saja, lolos tanpa perizinan sang pemilik.

Prilly sangat mencintai ali. Tepatnya seperti itu gambaran dari perasaannya.

Tak bisa di pungkiri lagi, Prilly benar-benar sangat mencintai Ali. Namun caranya mencintai, bukan berarti harus selalu di ikat status berpacaran.

Maafin aku li, jujur aku sayang juga sama kamu. Tapi keadaan memaksa aku buat nolak kamu, aku gak pantes Li buat kamu milikin walaupun aku pengen banget kita sama-sama memiliki. Tapi aku dan kamu beda, kamu pantas mendapatkan yang lebih dariku .

Maaf.

Prilly mengusap airmata'nya laun, hanya bisa menatap wajah Ali di layar ponselnya yang sengaja ia jadikan walpaper kunci di handphone'nya, walaupun Ali tidak marah atas penolakan'nya bahkan masih sempat-sempatnya memberikan perhatian, tapi Prilly tahu bahwa Ali kecewa atas keputusan'nya.

ChatWhatsappℹ️

Ali Azari : Jangan tidur malem-malem ya prill❤️ night! Besok aku jemput kan kita mau ke bandung, aku besok sama abdul

Lihat saja dia begitu bebel, tidak pernah mau menjauhi Prilly walaupun Prilly menolaknya berkali-kali.

Kamu yakin mau ikut?


Ali azari : Kalau gua gak ikut, siapa yang jagain lu? Lagian gua gak mau kali liat lu berduaan sama abdul !!

Prilly tertawa kecil melihat balasan Ali, ia tahu betul bahwa Ali itu si pencemburu yang hebat. Sementara Prilly si keras kepala, yang tak mau keputusan'nya di ganggu gugat.

Jika bicara soal sosok Ali, bagi Prilly, Ali itu pria yang mendekati kata sempurna.

Prilly tidak lagi membalas chat Ali, matanya sudah lembab dan mengantuk.

Kebiasaan wanita sesudah menangis pasti terlelap tidur.

***

Pagi harinya tepat pukul 07:30 WIB, Prilly sedang menyiapkan makanan, snack dan juga dua stel baju untuknya bermalam disana.

"Kakak, Riri gak ikut?" tanya Riri

"Sayang kamu di rumah aja ya, ini terlalu berbahaya. Sekarang kan udah ada Bi Nati, jadi kamu ada yang jagain"

"Lala ikut enggak?"

"Suttt!" Prilly memberikan kode pada Riri agar tidak membicarakan Lala, karna Bi Nati sedang menyiapkan makanan di meja makan

"Kalau gitu saya permisi non" ucap Bi Nati setelah selesai menyiapkan makanan di atas meja

"Iya Bi, makasih ya. Oiya Bi nanti kalau ada apa-apa sama Riri, telfon saya langsung ya" ucap Prilly mengingatkan

"Iya non"

Bi nati segera kembali ke dapur untuk mengerjakan pekerjaan'nya yang lain.

"Kak? Lala ikut gak?" tanya Riri laun mengulang pertanyaannya tadi

Bukan apa-apa, Prilly sengaja menutupi persoalan Lala pada siapapun selain orang terdekatnya yang bisa di percaya. Takut-takut jika Bi Nati tahu ia tak akan mau bekerja di rumah Prily lagi.

"Lala ikut Ri, kamu baik-baik dirumah ya. Inget pesan kakak, rajin ibadah dan berdoa"

"Selain aku ikut buat jagain kamu Prill, aku juga pengen lihat abdul" ucap Lala dengan senyum genit'nya

"Ish hantu genit dasar"

"Jadi Lala suka sama kak Abdul?" tanya Riri dengan polosnya

Lala hanya tersenyum kikuk, Lala ini benar-benar genit jika urusan manusia tampan, apalagi sholeh seperti abdul.

Prilly bersiap-siap pergi, sebelumnya ia sudah menghubungi Rizal untuk memastikan apakah ada di bandung atau sedang keluar kota, ternyata alam semesta berpihak pada Prilly, Rizal tidak sedang sibuk, dan pastinya bisa untuk bertemu Prilly hari ini.

Suara klakson mobil sudah terdengar jelas di depan gerbang rumah Prilly,
Ia segera bergegas pergi . Sebelum ia keluar rumah, tidak lupa mencium kening Riri.

"Sayang liburan hari ini kamu gak ikut ya? karna ini urusan orang dewasa, terlalu bahaya untuk kamu. Kamu baik-baik di rumah ya" ucap Prilly mengusap lembut rambut panjang riri

"Kakak pulang kapan?"

"Kakak mungkin akan sampe ke jakarta besok pagi"

"Kakak baik-baik ya disana" Prilly mengangguk tak tega, sungguh baru kali ini ia harus meninggalkan Riri sendirian di rumah.

"Kakak pergi ya ri, Assalamualaikum"

"Iya kak hati-hati, Walaikumsalam"

Riri berdiri di depan teras rumah, dan memandang Prilly yang sudah berjalan menuju ke depan gerbang untuk segera menghampiri Ali. Lalu melambai-lambaikan tangan'nya, jujur saja Prilly tak tega. Bahkan Prilly meneteskan airmatanya karna tak bisa meninggalkan Riri sendirian .

"Hati-hati ya non" ucap Pak Nuri

"Iya Pak, jagain rumah ya. Jangan sampe Riri kenapa-kenapa, kalau ada apa-apa bapak harus telfon saya"

"Siap non"

Prilly segera mengahampiri Ali yang sudah menunggu di depan gerbang, lalu ia segera masuk ke dalam mobil Ali.

Ali tau bahwa Prilly tak sanggup meninggalkan Riri. Namun ini terlalu berbahaya jika Riri ikut, sebab situasi'nya tak memungkinkan untuk anak se'usia Riri .

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang