MB 52 | Selamat

14.1K 1.3K 51
                                    

Prilly duduk di samping Abdul yang menyetir, sementara Joni, Ali dan juga Sheirra duduk di belakang.

Nampaknya Prilly tak mau duduk di samping Ali lagi karna ia seperti seolah menghindar.

Ali merasa sakit hati karna Prilly mulai dekat dengan Abdul.

"Prill ini bakalan memakan waktu lama, kita bakalan sampe abis magrib buat kesana" ucap Abdul

"Gapapa dul kamu nyetirnya yang cepet ya tapi tetep harus hati-hati"

"Iya Prill ini udah cepet tapi kan namanya macet gak bisa di hindarin"

"ALESAN LU DUL, BILANG AJA MAU NGAJAK BASA BASI SAMA CEWEK GUA!" protes Ali

"Cewek kamu? haha!" Sahut Prilly tertawa geli mendengar Ali mengatakan hal sekonyol itu----karna kenyataannya keduanya sudah tak lagi bersama.

"Ya ya gua tau cuman mantan, tapikan gua mutusin lu bukan karna diri gua sendiri yang mau. Tapi karna pengaruh dari pelet aja"

Prilly malas berdebat dengan Ali, ia hanya terdiam seribu bahasa tak ingin menanggapi Pria itu lagi.

"Dul berhenti" kata Ali tiba-tiba

"Ngapain Li?"

"Gua yang nyetir biar bisa cepet"

"MODUS TAI, BILANG AJA PENGEN DI SAMPING PRILLY HAHAHA" sahut Joni yang paham dengan modus ala-ala kadal seperti Ali.

Ali tidak memperdulikan ucapan Joni, ia segera mengganti posisinya duduk di depan dan menyetir di samping Prilly. Sementara Abdul mengalah duduk di belakang.

"Selama gua kena pengaruh pelet, lu gak sama siapapun kan?" tanya Ali sambil fokus menyetir

"Gak usah bahas, males! Fokus aja nyetir"

Dada Ali nampak sakit melihat Prilly yang berubah seperti itu. Tapi lebih sakit lagi Prilly yang dulu melihat Ali hampir melakukan hubungan intim dengan Sheirra bukan? Ya meskipun pengaruh susuk/pelet tapi tetap saja luka itu membekas dan tidak menerima alasan apapun.

⚫⚫⚫

Sesampainya di hutan terlarang, mereka berjalan melewati hutan menelusuri tempat Riri di sekap di dalam GUA.

"Gua cari lewat batin" ucap Abdul segera memegang kepalanya untuk mencari keberadaan Riri

Abdul berhasil menelusuri keberadaan Riri lewat mata batin-nya, "Gua tau riri dimana, ayo kita ke arah sana" Tunjuk Abdul ke arah selatan----kelima'nya segera berjalan menuju arah yang Abdul tunjuk.

Sesampainya di GUA itu, mereka mencoba masuk ke dalamnya namun rupanya GUA itu di tutupi mantra.

Terdengar disana teriakan Riri yang cukup keras meminta tolong, Prilly menangis histeris panik dan cemas.

"Abdul gimana caranya kita tembus ini?" panik Prilly

Joni sempat tak percaya bahwa tubuhnya bisa terpental dalam sekejap saat mencoba masuk ke dalamnya.

"Anjir GUA'nya ajaib. Beli dimana nih? Hotmanparis pasti kebeli nih" kata Joni tak jelas

Ali dan Sheirra tertawa geli melihat ekspresi wajah Joni yang seperti itu, "Emang hotmanparis siapa lu?" tanya Ali

"Bukan siapa-siapa sih. Tapi nanti gua coba tawarin. siapa tahu dia minat kan? Inget Li, di atas langit masih ada HOTMANPARIS"

"Udah udah ini bukan waktunya bercanda, kita harus tembus GUA itu" kata Abdul yang kemudian mengeluarkan tasbih yang berada di sakunya lalu membacakan ayat suci al-qur'an.

Sementara Prilly dan yang lainnya ikut membantu membaca Al-fatihah.

Setelah cukup lama berdoa, Abdul mencoba menembus GUA itu.

Doa tidak pernah mengkhianati hasil. Mereka berhasil menembus GUA itu dengan kekuatan doa yang Abdul lontarkan.

"Hebat si Abdul" ucap Joni melohok tak percaya

"Bukan gua yang hebat, tapi Allah" kata Abdul tanpa rasa sombong sedikitpun----ia memang Pria idaman yang tidak pernah membanggakan diri sendiri hanya untuk kesombongan semata.

"Iye iye pokoknya keren lah Dul" Joni mengacungkan jempolnya seraya bangga memiliki teman seperti Abdul itu.

Kelima'nya memasuki GUA itu, terlihat disana Riri yang di sekap oleh arwah itu.

Arwah itu menoleh ke arah manusia-manusia itu, dengan tatapan menyeramkan seolah marah. Tetapi hanya Abdul dan Prilly yang melihatnya.

Sementara Joni seperti orang hilang yang tak tahu arah, ia melirik ke kiri dan kanan seolah mencari-cari dimana induknya----tidak. Maksudnya, ia merasa asing dengan tempat itu. Tentu saja begitu, itu adalah yang pertama kali untuknya.

"Lepaskan dia. dia tidak bersalah" ucap Abdul lantang

"Si Abdul ngomong sama siapa Li? Perasaan gak ada siapa-siapa selain Riri deh?" bisik Joni tak mengerti

"Palingan sama setan yang gak bisa kita lihat" jawab Ali seadanya.

Prilly menangis melihat Riri yang di sekap dan terus-terusan meminta tolong.

"Hihihihi tidak akan pernah dia adalah tumbalku"

"Lepaskan dia, dia tidak bersalah. Gua yang bersalah. Kalau lu mau bunuh, bunuh aja gua. Gua pantes dapetin semua itu" sahut Sheirra

Tak di sangka-sangka, rupanya Sheirra bisa melihat mahluk tak kasat mata itu. Mungkin karna kesalahannya sendiri.

"Perjanjian tetaplah perjanjian, anak ini adalah tumbal dari perjanjian yang kamu buat SHEIRRA!!!"

"Gua mohon lepasin dia, biar gua yang jadi tumbal atas kesalahan gua. Tolong" Sheirra memohon

Hantu itu mendorong kelima manusia yang ada di hadapannya itu sampai tersungkur kesakitan. Sepertinya ia sangat marah karna aksinya di ganggu gugat.

Tiba-tiba datanglah Lala,
Lala sudah bebas dari sekapan dukun yang menjebaknya itu.

"Tandingan kamu bukan mereka, mereka cuman manusia biasa.. lawan aku!"

"Siapa kamu berani sekali memerintahkan ku?"

"Hahahaha kamu lupa? aku hantu yang di masukin ke dalam botol oleh dukun sialan itu! Kalau berani lawan aku"

Keduanya beradu energi, Abdul terus berdzikir tanpa henti.

Lama kelamaan hantu itu merasa kepanasan dan perlahan menyerah lalu menghilang.

Lala segera menyelamatkan Riri, ia membuka matra yang melekat pada Riri . akhirnya Riri bebas. Ia memeluk Prilly dengan erat.

"Riri takut kak" lirih Riri menangis

"Maafin kakak ya Ri, kakak gak bisa jagain Riri. Mulai sekarang Riri jangan takut lagi, ada kakak yang sayang sama Riri" ucap Prilly mengusap lembut rambut Riri. keduanya menangis dalam pelukan

"La makasih ya" Lanjut Prilly lagi menoleh pada Lala

"Aku juga makasih kamu udah kirim Malika buat nolong aku dari dukun sialan itu, aku minta maaf gak bisa jaga Riri"

Prilly menoleh ke arah Abdul, reflek memeluk Abdul di hadapan Ali, "Makasih ya Dul, kamu udah nolongin aku banyak banget. Gak tau harus bilang makasih kaya apa lagi" ucap Prilly

Ali yang merasa panas dengan hal itu segera pergi dari hadapan keduanya.
Joni dan juga Sheirra juga mengikuti langkah Ali.

"Sabar ya Li. Hidup itu memang pahit, kalau gak jomblo, ya di tikung temen" kata Joni sambil menepuk pundak Ali

"Hidup itu memang pahit, karna yang manis itu ya cuman gue HAHAHA" jawab Ali asal.

Bola mata Joni berputar malas. Sementara Sheirra hanya tertawa geli saja mendengar ungkapan Ali yang sepercayadiri itu.

MATA BATIN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang