MATA BATIN ✓

MB 25 | Hantu anak kecil

"jadi gua harus gimana dul?" tanya Ali frustasi

"Telfon lagi aja, Prilly nangis tuh"

"Hah nangis seriusan?" Ali memasang wajah panik dan khawatir

Sementara Joni menoleh ke arah Abdul dengan tatapan aneh, darimana abdul tau?

"Sotau lu dul kaya dukun aja, cewek kalau lagi ngambek bawain bunga sama cokelat" saut Joni

Joni tidak mengetahui bahwa Abdul memiliki kemampuan bisa melihat mahluk tak kasat mata.
Tingkah dan kelakuan'nya sebelas dua belas dengan Ali, hanya saja Joni lebih frontal .

"Udah biasa kaya gitumah, harusnya di bawain ayat suci dan seperangkat alat sholat" ucap Abdul penuh keyakinan

Joni menepuk pundak Abdul cukup keras dan tertawa berbahak-bahak, "Cita-cita lu jadi apasih dul? Bisa berkotbah gitu ya?" tanya Joni

"Jadi kang bangunan!" jawab Abdul asal

Ali mentoyor kepala Joni dan juga Abdul bergantian. Ia benar-benar kesal, di saat dirinya sedang butuh bantuan malah kedua temannya bercanda tak jelas.

"Aw sakit njing, salah gua apaan?" protes Joni

"Iya Li gua juga kan kaga ngapa-ngapain" kata Abdul tanpa rasa bersalah

"Lu berdua berisik, gua nanya. Gua harus gimana?" tanya Ali cemas

"Menurut gua sih telfon balik" jawab Abdul

"Kalau menurut gua sih temuin aja ke rumahnya" kata Joni

Antara dua pilihan, Ali mengambil ide dua-duanya. Pertama ia menelfon Prilly dulu, tapi jika tidak di angkat maka Ali akan langsung pergi ke rumahnya.

Ali meraih ponselnya dan menelfon Prilly, tak di sangka-sangka rupanya Prilly masih mau mengangkat telfon darinya.

"Apa?" ucapnya ketus

"Jangan ngambek sayang, bercanda"

"Serius juga bodo amat"

"Aku kerumah ya?"

"Gak usah"

"Jangan marah-marah nanti cantiknya ilang"

"Sabodo teuing"

"Sayangku"

"..."

"Sayang kok diem?kamu ambeyen ya?"

"..."

"Prilly sayang"

"Apasih?urus aja ceweknya!"

"Cemburu?"

TUT..TUT..

Prilly mematikan telfonnya.
Ali benar-benar kesal dengan tingkah labil Prilly seperti itu, padahal kalau sama-sama suka untuk apa di tunda lagi?

"Kayanya gua harus nemuin kerumahnya deh" gumam Ali penuh tekad

"Udah jam sembilan malem, lu tau kan di belokan margasari angker" kata Abdul memperingati

"Dul lu jangan nakut-nakutin gua anjeng!"

"Gua cuman ngasih tau aja"

"Alah gak usah di denger Li, udah sana lu temuin sebastian lu. Dari pada ambekan gak jelas gitu, kadang cewek kan butuh si cowoknya peka" usul Joni

Ali segera mengambil hoodie miliknya lalu mengambil kunci mobilnya dan segera bergegas pergi menemui Prilly.

Tak peduli dengan jalanan angker, tak peduli jika ia harus bertemu dengan setan. Yang terpenting pujaan hatinya tidak salah paham lagi.

Itulah cinta. Terkadang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang harus di usahakan.

Asik bahasa lu Thor, kek orang bener aja---

**

Sebenarnya Ali takut melewati jalan Margasari karna konon katanya banyak yang mati bunuh diri, entah apa penyebabnya yang jelas jalanan sepi itu memang terkenal angker.

Shit.

Ali menginjak rem mendadak saat ada anak kecil menyebrang sembarangan, "Goblok kali ya, malem-malem nyebrang jalan gini. Orangtua'nya sibuk bikin anak lagi apa ya? anaknya yang itu kaga di urus sampe main malem-malem nyebrang jalan sembarangan. Untung gak ketabrak!" grutu Ali kesal. Lalu turun dari mobil untuk memastikan.

Saat Ali turun, anak kecil itu tidak menampakan diri.

Ali menoleh ke kiri dan ke kanan'pun tak ada juga, saat Ali mau balik lagi ke mobil, tiba-tiba anak itu kini berada tepat di hadapannya.

"Astagfirllah dek, gua cariin ke kanan kiri ku lihat saja banyak pohon cemara-- ngapa gua jadi nyanyi? Astgfirllah dek, taunya lu dari tadi diri di belakang gua? Malem-malem ngapain main di jalan? Untung kaga gua tabrak"

Anak itu malah tertawa memperlihatkan gigi ompongnya, dan wajahnya seketika berubah seperti IronMan, Tidak! Maksudnya seperti Monster.

Ali terbirit-birit memasuki mobilnya dengan segera, namun mobilnya mendadak tak bisa di nyalakan.

"Anjer ni mobil kenapa lagi ah sialan!" racau Ali, wajahnya semakin panik dan berkeringat dingin.

Menyesal tak mendengarkan pepatah Abdul. Sekarang apa Ali harus menghadapi hantu anak kecil itu, entah menghadapinya dengan cara melawannya atau mungkin kabur terbirit-birit..