"Argh! Sakit!" Yunho ngomel pas pantatnya ditendang Umji.
"Makanya kalo dipanggil tuh dengerin! Disuruh makan sama mama." Umji balas marah ke Yunho.
Yunho dari tadi main game terus dikamar. Sanking asiknya, dia gak dengar kalau Mamanya alias tantenya manggilin nyuruh makan. Pas Umji datang dan nyuruh dia makan malah dikacangin, eh giliran ditendang malah misuh. Gimana nggak emosi si Umji.
"Iya-iya, galak lu Kak."
Umji keluar kamar Yunho, mau nggedor kamar Seonghwa yang udah balik setengah jam yang lalu. Katanya mau rebahan sebentar. Capek ketemu pelanggan ngeselin.
Tok tok tok
"Bang Seonghwa bangun!" Umji ngetuk-ngetuk pintu kamar Seonghwa yang letaknya setelah kamar Yunho.
Cklek
"Iya iya, sabar. Baru juga balik udah diteriakin," Seonghwa muncul dari kamarnya dengan mata setelah terpejam. "Bawel lu, seumuran kita ya!"
Umji nyengir. "Soalnya lu tu abang-able, bang."
Seonghwa ngacak-ngacak rambut Umji kasar. "Serah lu, gue laper." Terus turun tangga buat ke dapur.
Umji be like: -_-
"Nah, giliran manusia kupret nih," Umji jalan ke depan pintu kamar San. Diketuknya pintu kamar sepupunya itu, "Weh bang-"
"Umji makan hayuk!" Teriakan Irene menyadarkan Umji.
"Lah, San nya kan belum keluar kamar?" Pikir Umji.
"Umjii!!" Panggil Irene lagi.
"Iya Ma!"
Umji buru-buru turun tangga dan menuju dapur. Diliatnya Mama Irene sibuk nata makanan dimeja makan dan sudah ada Seonghwa sama Yunho stay di kursi masing-masinh.
"Sannya, Ma?"
Irene ngangkat wajahnya yang cantik itu, terus ngomong. "Tuh dibelakangmu siapa?"
Umji reflek noleh kebelakang dan ngeliat San lagi main ho sambil nyender di dinding dekat meja makan. Dia mendadak bingung, kok dia sampe nggak tau kalo San sudah turun?
"Duduk cepet lu berdua, laper nih." Seonghwa bersuara setelah ngebantuin Mama Irene nyusun piring.
Umji berniat nggeser kursi disebelah Yunho buat duduk, karena memang itu tempatnya.
Tak!
Tangannya bersamaan sama tangan San yang megang kepala kursi itu.
Reflek, keduanya narik tangan mereka terus saling menjauh.
"Ini kursi gue, pake kursi situ aja," ujar Umji setengah kaget.
San menggeleng. "Nggak. Ngalah lo, gue disini."
Umji narik napas mau ngomel, tapi suara Mamanya membuat ia membatalkan niatnya.
"Udah-udah. Umji samping Mama sini. Nggak boleh ribut didepan rejeki."
Umji akhirnya ngalah dan ngambil tempat disebelah Mamanya dan otomatis bakal berhadapan sama Seonghwa yang cekikikan ngetawain dia. Sementara Yunho mampus-mampusin Umji tanpa suara.
Sambil makan, Irene mulai bicara. Ngenalin satu-satu 'anak-anak'nya dan tetek bengeknya.
"Itu Seonghwa, SMA kelas tiga, sama kayak Umji. Kenal sama Om Siwon sama Tante Yoona, gak, San? Nah itu orangtuanya. Om Siwon itu kakaknya Papanya Umji sama Mama mu."
San ngangguk antusias. Sesekali dia ngelirik Umji yang diem dan cuman fokus nyuap nasi.
Seonghwa ngulurin tangannya ke San. "Mahendra Seonghwa,"
San membalas uluran tangan Seonghwa. "Ikhsan Malik."
Mama Irene tersenyum bangga, khas Ibu- ibu ngeliat anaknya menang lomba.
"Kalo itu, Edgar Yunho. Masih kelas dua SMA. Kenal sama Tante Jennie sama Om Kai? Nah itu orang tuanya Yunho." Mama Irene menjelaskan panjang lebar.
Yunho sama San salaman ramah.
"Kalo Umji, tante juga gak tau anak siapa," Irene berusaha mencairkan suasana. Umji makin asem mukanya. "Eh nggak deh, nanti makin jutek anak mama. San, ini Umji anak tante satu-satunya. Satu angkatan sama Seonghwa tapi beda kelas. Bisa dianggap Umji ini adek sepupumu kalo liat dari silsilah keluarga."
Umji ngangkat mukanya. San senyum ke Umji. Padahal senyum tulus, tapi dimata Umji San cuman pencitraan belaka.
"Salaman dong," ucap Seonghwa lalu mengunyah bola kornetnya. "Kok malah diem."
Umji ngulurin tangannya yang dibalas sama San.
"Yumna Jihan, panggilan Umji. Anak 98."
"Ikhsan Malik, panggil aja San. lahir 99."
"Ap-UHUK!!" Umji mendadak tersedak tahu di supnya. Yunho dengan segera nyodorin air putihnya yang langsung dihabiskan Umji.
Irene ngelus-ngelus punggung anaknya sayang bercampur heran. "Kenapa kamu?"
Umji natap San dengan tatapan horor. "Lo anak 99?"
San mengangguk, kebingungan. "Kenapa?"
"Weh nggak sopan lu sama gue," ucap Umji bersungut-sungut. "Panggil gue Kak dong, kayam Yunho. Kan lu berdua seumuran." Umji kesel sendiri.
Dia kira San seumuran sama dia makanya kurang ajar. Eh nggak taunya malah setahun di bawahnya. Umji jadi nyesal bersikap baik ke San.
Seonghwa sama Yunho kompak ketawa. Heran mereka sama mood Umji. Begitu aja dipikirin. Sampai Seonghwa kira ada apa, ternyata cuman begitu doang.
Irene juga sampai geleng-geleng kepala ngeliat Umji misuh sambil natap jutek ke San yang cuman menghela nafas.
"Besok, San berangkat kesekolah berempat ya? Nanti kelasnya bakal ngikut sama angkatan Seonghwa Umji."
Umji menoleh cepat ke Mamanya. "Loh kok?"
"Iya, kan San lompat kelas pas di Jepang." Irene menjelaskan seolah tau apa yang dipikirkan anaknya.
Yunho ber oh ria dengan kagum. Sementara Seonghwa malah sibuk merhatiin muka Umji yang kembali fokus sama makanannya.
"Nanti malam ikut Mama belanja keperluan San yuk? Seonghwa bisa kan bawa mobil Mama?" Irene berusaha mengalihkan perhatian mereka.
Seonghwa mengangguk semangat sambil mengacungkan jempolnya.
"Aku gak ikut Ma, mau main sama Sinb-"
"Semuanya harus ikut, okay?" Suara Irene terdengar final kembali membuyarkan pikiran Umji.
Seonghwa dan Yunho saling tatap. Sementara San keheranan melihat tingkah Umji yang seolah enggan duduk berlama-lama disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu « San-Umji ✔
Fanfiction[AU, COMPLETE] "bisa gila gue punya sepupu gak waras kayak lo!"- Yumna Jihan (18) "gila sih gila aja gausah ngajak-ngajak."- Ikhsan Malik (17) tentang umji yang harus berhadapan dengan sepupunya, san. ft. 98&99 liner ¤28042020- publish: 11052020