059

369 85 24
                                    

Cewek itu mutusin buat ngunci pintu kamarnya setelah denger penjelasan Mama Irene dan Papa Suho. Seluruh kontak dia blokir kecuali San.

Alasannya? Gatau.

Karena Yunho dan Seonghwa juga sebenernya sudah tau tapi milih diam aja. San juga, mungkin. Tapi entah Umji percaya sama cowok itu, makanya gak dia blokir.

Cewek itu nangis buat beberapa saat. Hampir dua jam Mama dan Papa cerita ke dia. Ceritain semuanya. Tentang dokumen itu, tentang Umji, tentang mereka. Sudah dua jam juga berlalu, tapi suara Mama Irene dan tangisnya masih aja menuhin pikirannya.

"Mama gak mau ngasih tau kamu, sayang, karena Mama pikir ini belum waktunya."

"Papa sama Mama sepakat buat ngerahasiain ini, karena gak mau anak gadis kami jadi menjauh. Papa siapin waktu yang tepat seandainya Papa masih bisa nyampaikan fakta ini waktu kamu sudah dewasa. Papa takut kamu jadi ngerasa tersisihkan. Papa gak mau kamu dan Mama jadi sedih."

Umji kembali nangis. Berusaha ngingat memori kecilnya. Dia berusaha tau, siapa sih Mama dan Papa kandungnya? Tapi nihil. Ingatan dia seolah nolak buat dipikirkan kembali.

Justru yang cewek itu ingat adalah dokumen itu. Dokumen Rumah Sakit yang menjelaskan tentang operasi yang harus dilakukan Mama Irene, sebulan sebelum kelahiran dia.

"Histerektomi. Mama harus ngelewatin operasi pengangkatan rahim lima bulan setelah kami nikah. Efek sampingnya, Mama nggak bisa mengandung. Itu kenyataan paling berat yang Mama harus terima setelah pilihan itu Mama ambil."

Mama Irene diam cukup lama. Umji masih nangis didepan Mamanya.

"Mama tertekan selama hampir satu tahun karena kehilangan kesempatan jadi Ibu. Papa gak bisa berbuat banyak selain terus ngedampingin Mama." Papa Suho ikut ngejelasin dengan raut muka sedih.

Mama Irene ngelus kepala Umji penuh sayang. Terus kembali cerita,

"Sepuluh bulan pasca operasi, teman Mama yang selaku pengelola panti asuhan ngenalin kamu ke Mama, sayang. Waktu itu kamu masih usia belum genap setahun. Kata dia, kamu diantar anak-anak sekitar yang disuruh sama orang yang gak mereka kenal. Kamu cantik, dan senang main sama Papa Suho yang baru pertama kali datang kesana."

Papa Suho ngelanjutin cerita istrinya, "Papa sama Mama akhirnya sepakat untuk ngadopsi kamu, keluarga besar Papa sama Mama juga setuju. Dan kami semua ngerahasiain ini dari kamu biar gak ada rasa canggung dan risih. Papa gak mau anak Papa jadi sungkan buat berbaur sama keluarganya."

"Maafin Mama, sayang, kamu mungkin ngerasa dibohongin. Mama sayang banget sama kamu bahkan sejak pertama kali kita ketemu. Mama anggap pertemuan kita waktu itu adalah anugrah dari Allah, dan sewaktu diadopsi kamu itu sebagai pelengkap keluarga kecil Mama."

Umji yakin, Mamanya gak bohong. Tapi, kenyataan itu benar-benar pahit buat diterima sekarang. Apalagi Umji semakin mikir kalau sebenarnya dia nggak ada hubungan apapun sama Yunho, Donghan, Somi, Seonghwa, juga San.

Mereka sama aja kayak teman. Bukan sepupu.

Umji ingat kata-kata Mama, sebelum akhirnya Mama Irene dan Papa Suho milih buat keluar dari kamarnya dan ngebiarin Umji punya waktu sendiri.

"Mama bahkan lupa kalau kamu bukan anak kandung Mama. Karena Mama yakin kamu itu jawaban atas doa-doa Mama selama ini yang minta diberi anak yang bisa ngelengkapin kebahagiaan Mama. Kamu itu anak Mama satu-satunya, sayang."

¤¤¤

Yunho ngetok pintu kamar Umji berulang kali. Cowok itu tau hasilnya bakal sia-sia. Kakaknya itu gak akan mau ngebuka pintu itu. Bahkan hari sudah menjelang malam, dan kakaknya belum makan siang.

Sepupu « San-Umji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang