O11

603 105 8
                                    

"Makan gak lu bedua?" Sinbi nanya ke Raka Abdi Seungkwan yang biasa dipanggil Seungkwan sama Moonbin Bagaskara alias Moonbin yang asik mengobrol. Kelas cuman tersisa enam orang termasuk Vernon dan San.

Moonbin menggeleng. "Nggak, baru aja makan cimolnya Seungkwan."

"Cimol? Ih mau dong!" Sinbi sama Umji sontak rebutan garpu yang semula dipegang Seungkwan.

Sinbi punya jiwa lelaki, jadi dia menang. Umji cemberut ngeliat Sinbi yang makan cimol isi telur punya Seungkwan yang pasrah makanannya di embat teman-temannya.

"Babi kalian semua."

Sementara San, dia masih sibuk sama catatan Biologinya yang dia pinjam dari Moonbin, si anak pinter. Dari tadi dia nggak ada bicara sama Vernon. Orang itu kelewat dingin buat berteman sama orang se friendly San.

Umji diam-diam curi pandang kearah San yang kebetulan duduk didepan Moonbin-Seungkwan yang duduk didepan mejanya. Rencananya dia mau nawarin cimol Seungkwan-bagian dia. Tapi San nggak nyadar, dia sibuk nyelesaikan catatan pertamanya disekolah baru.

"Udah, Bi! Tai lo, nggak nyisain yang lain," ujar Seungkwan. Sinbi nyengir terus ngasih garpu ke Umji yang melengos pas ngeliat cimol dikotak bekelnya Seungkwan tersisa tiga.

"Syukuri apa yang ada.. hidup adalah anugrah~" nyanyi Sinbi sebelum Umji ngomel.

"Cimolnya enak banget, Kwan. Besok-besok bawain lagi ya!" Moonbin ngomong ke Seungkwan.

"Iyalah Emak gue yang buat!" Seungkwan berucap bangga.

"Anjir bisa tuh jualan. Bisnis cimol bareng gue," Sinbi sang penggemar cimol sejak SD itu nyaut. "Gak urus gak kekinian yang penting enak."

Moonbin menjentikkan jari. "Boljug tuh."

Umji makan cimol itu satu biji. Sinbi Moonbin dan Seungkwan sibuk ngobrol tentang cita-cita jadi pebisnis kuliner cimol. Rencananya mereka mau namain bisnis mereka Cimol Yahuud. Cewek berponi itu ngelirik sepupunya yang sekarang lagi mainin pulpennya.

Umji ragu, memang sih dia nggak suka sama San. Tapi dia agak gimana gitu ngeliat sepupunya nggak ada yang ngajak ngobrol. Soal Vernon, doinya sejak kelas sepuluh itu memang irit bicara. Sikapnya dingin dan sering terkesan cuek. Makanya Umji agak segan kalau mau ngomong sekalian modus sama Vernon. Takutnya malah dikacangin atau parahnya dianggap cewek gatel terus dikata-katain.

Umji menggeleng.

Serem njir

"Ikhsan," panggil Umji.

Reflek suara ribut yang berasal dari ketiga orang itu berhenti.

San menoleh kearah Umji yang stay disamping meja Moonbin.

"Apa?" Tanyanya.

Umji mengernyit bingung. Di melempar tatapan kearah San.

Kok songong sih lu?

San balik menatap Umji.

Daripada ketauan, bego.

"Mau nggak?"

"Hah? Apa?"

"Cimol, bambang-" Umji reflek menghentikan ucapannya. "Eh maaf-maaf. Lo mau nggak?"

Seungkwan dan Moonbin ngeliatin Umji dengn bingung. Mimpi apa cewek itu sampai mau nyapa temen baru yang bahkan nggak nyapa dia duluan?

"Boleh nih?"

Umji ngangguk. Sementara Seungkwan melengos. Pikirnya, yang punya bekel siapa, yang bolehin siapa.

Sepupu « San-Umji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang