Remaja itu berjongkok guna mengikat tali sepatu yang lepas
Sedangkan yang disebelahnya hanya berdiri, menunggu nya yang masih mengikat tali sepatu nya
"Sudah, ayo"Lee Jaemin, anak itu berdiri lalu berjalan menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu berjalan
"Kak, ada sisa roti yang ku bawa..mau kesana?"Kakaknya yang mengerti itu mengangguk, senyumnya mengembang ketika Jaemin mengajaknya kesana
Tempat yang sering mereka datangi setiap akhir pekan
Tidak terlalu jauh, tapi ya harus menaiki bis untuk kesana
Jaemin hanya tersenyum melihat kakaknya yang sepertinya sangat semangat dan ingin segera sampai, ditangannya terdapat kertas yang ia jadikan bungkusan roti di tempat kerjanyaSejak dulu kafe nya itu menolak untuk menggunakan plastik sebagai bungkus untuk roti buatan mereka
Bungkus kertas berwarna cokelat berlogo cangkir kopi itulah yang menjadi ciri khas dari tempat itu sampai sekarang
"Kak! Tunggu aku!"Jaemin mempercepat langkahnya karena ditinggal, kakaknya sudah berada diatas jembatan
Dibawahnya terdapat sungai yang mengalir dengan pelan dan yang menjadi favorit mereka berdua adalah ketika beberapa ekor angsa putih lewat
"Kak Jeno meninggalkan ku..ini"Jaemin memberikan roti ditangannya pada JenoJaemin menyandarkan punggungnya pada pagar pembatas berwarna merah itu
Tangannya ia masukkan kedalam saku jaket berbahan jeans yang sering ia gunakan
Jeno sesekali tertawa kecil ketika melihat angsa-angsa yang berada di sungai itu berebut memakan serpihan roti yang diberikan oleh Jeno
Jaemin menengadahkan kepalanya menatap langit yang terlihat mulai gelap
"Kak, pulang yuk, takut hujan""Roti nya.."Jeno menunjukkan roti yang sisa setengah ditangannya
"Kalau hujan nanti pulangnya susah..ya?"Jeno menatap Jaemin sedih, memasukkan roti di tangannya itu kedalam bungkusannya kembali
Jaemin yang melihat hujan akan turun sebentar lagi dengan cepat menggenggam tangan Jeno dan menariknya agar berjalan lebih cepatTepat saat mereka sampai di halte bis, hujan turun begitu deras
Jeno yang sudah duduk di tempat yang disediakan pun mengulurkan tangannya
Tersenyum ketika tetesan air mengenai telapak tangannya
"Kakak tunggu disini ya, jangan kemana-mana"Jeno mengangguk tanpa menatap Jaemin, matanya menatap telapak tangannya yang sudah basahJaemin berlari menuju toko yang berada didekat sana
Menepuk celananya yang sedikit basah sebelum masuk
Jaemin membungkukkan tubuhnya menatap camilan yang akan ia beli, tambahannya dua gelas teh hangat untuk mereka berdua
Jeno menolehkan kepalanya menatap toko dimana Jaemin disana, menggoyangkan kakinya pelan dan kembali mengulurkan tangannyaAngin berhembus cukup kencang membuat Jeno mengusap telapak tangannya
Walaupun memakai baju berlengan panjang, ia masih bisa merasakan anginnya udara yang menusuk kulitnya
"Kakak dingin?"tanya Jaemin yang baru saja datangRemaja berparas tampan itu menaruh kantung plastik berisikan camilan yang ia beli disebelah Jeno
Yang ditanya pun menggeleng sembari menerima gelas berbahan kertas berisi teh hangat dari Jaemin
"Tiup dulu, masih agak panas"Jaemin menatap derasnya hujan sembari meminum teh nya
Tidak ada satupun bis yang lewat dan mungkin mereka akan lama disini
"Kakak kalau mau makanan ambil saja di plastik"Jaemin menatap jalanan yang sepi itu, bagaimana caranya ia bisa pulang saat hujan seperti ini
Remaja Lee itu memilih menyandarkan punggungnya, sesekali menatap Jeno yang tengah memakan camilan yang dibelinya
Jaemin mengeluarkan dompet dari dalam saku celana jeans nya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Brother
Fanfiction"apapun alasannya, dia tetaplah kakakku dan jika kau berani menyentuhnya, bersiaplah untuk tidak bisa menggunakan anggota tubuhmu lagi" Lee Jaemin, salah satu remaja yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah dan harus bekerja untuk menghidupi...