"serius kak aku diterima?"Winwin mengangguk, melemparkan seragam khusus pada Jaemin, toh sepupu ini dan tidak ada orang yang melihat
"Mulai besok kamu datang kesini pagi-pagi, bersihkan kantor, buatkan aku kopi tiap pagi, urus berkas-berkas ku, ambil~~""Kakak mau menjadikan aku pembantu kakak?"Winwin tertawa renyah sebelum melemparkan pulpen ke arah kepala Jaemin
"Hanya bercanda, sifat mu jadi tertular oleh Chaeyoon sekarang""Enak saja, jangan sama kan aku dengan gadis menyebalkan itu"
"Kenapa?"
"Aku ya aku, Chaeyoon ya Chaeyoon, berbeda"Winwin hanya mengangguk saja
"Ibu mu..kembali menanyakan apa kamu~~""Tidak"
"Jaemin, sebentar saja temui ibumu, dia pasti merindukan Jeno juga kamu"
Jaemin mengalihkan pandangannya, menatap tempat sampah yang tidak jauh dari tempat nya duduk
"Apa benar dia merindukan anak yang pernah ia sebut gangguan jiwa?"Winwin dibuat bungkam oleh perkataan Jaemin, dirinya lupa saat Jaemin menceritakan kata-kata yang dilontarkan dari mulut wanita itu hingga membuat Jaemin marah
"Aku tidak mau, menjadikan kak Jeno sebagai bahan cacian ibu, dia hanya mencari muka saja lewat kak Jeno""Aku mau pulang, aku sudah janji pada kak Jeno untuk mengajaknya ke kafe, terimakasih ya kak sudah menerima ku disini"
"Sama-sama, hati-hati dijalan"Winwin menatap pintu ruang kerjanya yang kini tertutup rapat
Mencari jalan keluar atas permintaan ibu dari Jaemin yang terus menghubunginya dan menyuruhnya untuk membujuk JaeminIa menyesal memberikan nomor telepon nya saat itu
Helaan nafas keluar dari bibir nya, ikut bingung jika membahas tentang Jaemin, Jeno dan orangtua mereka
Pandangannya teralihkan ketika seseorang mengetuk pintu ruangannya
"Masuk""Permisi, ada beberapa berkas yang harus ditandatangani"
Satu hal lagi, ia benci mengelola perusahaan ini
•••
Jaemin menatap Chenle sembari mengerucutkan bibirnya, ini sudah kesekian kali ia melihat Chenle membagikan makanannya dengan Jeno
Sedangkan saat ia minta Chenle akan berubah layaknya singa yang dibangunkan dari tidurnya atau lebih mirip seperti saat wanita datang bulan"Pelit sekali"
"Uang mu banyak bocah, beli sendiri"Jaemin menjulurkan lidahnya sebelum terdiam menatap siapa yang datang
Jaemin maupun Jeno sama diam menatap wanita dengan tas ditangannya
"Jaemin..."Jantung Jaemin berdegup lebih kencang, menatap wanita yang tersenyum padanya
Sedangkan Jeno menatap wanita dihadapannya, entah senang atau apa
"Sedang apa kau disini?"•••
"Ini, aku membawakan ini untukmu"Jeno menerima kotak berisi mainan pinguin yang sama dengan bonekanya dirumah
Tersenyum sembari menatap wanita di sebelahnya
"Untuk apa kau datang menemui kami lagi?""Memangnya tidak boleh ibu menemui anak ibu sendiri?"
Jaemin membuang mukanya, rasanya ingin menarik tangan Jeno dan meninggalkan wanita itu sendirian
"Masih mau mengakui kakak sebagai anak ibu?""Itu masa lalu, sekarang sudah berbeda, benar kan Jeno?"Jeno mengangguk sembari terus menatap mainan barunya
Ada yang mengganjal di perkataan sang ibu, nada bicaranya, sorot matanyaTerlihat seperti dulu
"Omong kosong.."
"Kamu masih tidak mempercayai ibu?"
Lee Yura, wanita yang kini tengah menatap Jaemin yang memalingkan wajahnya
"Apa ibu tidak bisa mengulang dari awal"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Brother
Fanfiction"apapun alasannya, dia tetaplah kakakku dan jika kau berani menyentuhnya, bersiaplah untuk tidak bisa menggunakan anggota tubuhmu lagi" Lee Jaemin, salah satu remaja yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah dan harus bekerja untuk menghidupi...