[ 2.2 ] Sidang

2.5K 279 12
                                    

Jaemin merapikan rambut Jeno yang tak sengaja berantakan karena Je Hoon menepuk kepala Jeno dan mengacak rambutnya
Makanya anak itu sekarang merajuk pada ayahnya
"Lagian ayah pake ngacakin rambutnya lagi.."

"Kan ayah lupa.."

"Artinya ayah sudah tua, betul?"

"Iya...eh?!"Je Hoon menggelengkan kepalanya saat menyadari perkataan Jaemin
"Ayah belum tua ya"

"Masa.. buktinya ayah lupa tadi, iya gak kak?"Jeno mengangguk setuju membuat Je Hoon mendengus pelan
"Sudah, ayo berangkat"

Jaemin mengangguk pelan, menggenggam tangan Jeno
"Kakak harus bersamaku"

"Kau kekasihnya ya?"

"Hey!"Jaemin mengerucutkan bibirnya sebal, menatap Je Hoon yang tertawa
"Sudah-sudah, ayo masuk mobil"

•••

Mahkamah Agung Korea Selatan

Jaemin menatap tulisan itu dengan degup jantung yang tiba-tiba bertambah cepat
Ia tidak pernah menyangka akan menginjakkan kaki disini, bahkan melihat ibunya memperebutkan hak asuh anak

Jujur saja, Jaemin sebenarnya tidak masalah dengan hak asuh
Tapi yang jadi masalah itu Jeno, sikap ibunya pada Jeno benar-benar membuatnya khawatir dan tidak percaya jika Jeno bersama wanita itu
"Ayo.."

Jaemin menarik nafasnya dalam-dalam lalu mengikuti langkah sang ayah
Tangan Jeno masih ia genggam layaknya seorang ibu yang tidak mau kehilangan anaknya
"Maaf, tapi klien saya ingin menemui tuan Jeno"

Jaemin menatap Jeno sebentar lalu melepaskan genggamannya, "ibu mau bertemu kakak dulu"

Jaemin tersenyum kecil ketika Jeno menatapnya dan tetap melangkah mengikuti pengacara itu
"Jaemin.."

"Ayah.."panggilnya disaat bersamaan dengan Je Hoon yang memanggilnya
"Kakak tidak akan pergi kan?"

"Iya, ayah kan sudah berjanji jika Jeno tidak akan pergi, tenangkan dirimu ya?"

•••

Selama sidang, Jaemin hanya menatap kosong semuanya
Telinganya terasa panas mendengar perdebatan orang-orang didepan sana
Ia lebih memilih tutup telinga dan menatap kosong kursi didepannya
"Tapi dia sudah melukai anaknya sendiri!"

"Tolong anda tenang dulu, bisa jelaskan maksudnya?"

"Klien saya bukan menyakitinya secara sengaja, emosi mungkin membuatnya tak sadar atas apa yang ia lakukan
Secara tidak langsung anda melarangnya bertemu dengan anaknya sendiri, bukan?"pengacara dari Yura menatap Je Hoon yang tampak diam, berusaha menahan emosinya

"Jelas-jelas dia melarang ibunya untuk menemui anaknya sendiri, bukankah sama saja seperti egois?
Kami hanya meminta keadilan dalam mengasuh anak, jika memang anda masih belum terima atas ini semua saya sebagai pengacara nyonya Kang belum bisa memastikan jika anda akan mengurus anak anda dengan baik kan?"

"Kau..aku ayahnya dan aku tau apa yang harus ku lakukan untuk anak-anak ku"
Jaemin menatap Jeno yang tampak tak nyaman

Perdebatan ini bukanlah hal yang kecil, Jeno tidak terbiasa dengan orang-orang yang berkata dengan tegas atau menaikkan nada bicara nya
Sedari tadi Jeno tidak mau diam, matanya terus menatap ke segala arah
Jaemin memejamkan matanya ketika dirasa mulai berair, berusaha menahan tangisannya
"Mungkin biar anak anda yang memilih ingin tinggal dengan siapa"

Hey BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang