[ 0.9 ] Anak Kucing

2.8K 345 22
                                    

"biar aku bantu membersihkannya"Jaemin menggeleng, tangannya memegang gagang pel lantai berwarna hijau
Renjun juga terkejut melihat keadaan lantai yang dipenuhi susu murni saat ia datang tadi

"Kamu benar baik-baik saja?"

"Iya, muka ku tidak ada yang luka kan? Tidak ada yang berdarah juga"
Renjun hanya mengangguk sebelum terkejut karena Jaemin berteriak
"Ada apa?!"

"Aku lupa bilang ke kakak!"

•••

"Gimana sih, kakakmu jadi nekad mau ke kafe kan, kalau aku gak ketemu dia gimana kalau ternyata kak Jeno malah gak tau kemana?!"
Jaemin hanya menatap Jeno yang kini melipat tangannya dan memalingkan wajahnya
Pipinya menggembung, kebiasaan Jeno saat marah
"Maaf kak..aku lupa kalau belum bilang sama kakak"

Jeno tidak mau menatap Jaemin, masih memalingkan wajahnya
"Masih marah sama Jae?"

Jeno menjauh dari Jaemin, membuat adiknya itu tersenyum kecil dibuatnya
"Kan Jae udah minta maaf, Chaeyoon juga udah maafin Jae"

"Kata siapa?!"Chaeyoon kembali diam ketika Jaemin menutup mulutnya
"Masih marah sama Jae?"

Jeno menatap Jaemin sebelum tertawa
"Muka Jae lucu"
Jaemin tertawa pelan sebelum seseorang membuatnya tidak nyaman
Pria dengan jas hitam tengah memperhatikannya dari jauh
"Kak kita pergi ya? Ada yang memata-matai kita"

•••

"Pake jas?"Jaemin mengangguk, menatap Jeno yang masih berjongkok dengan tangannya yang mengelus lembut anak kucing berbulu putih bersih
"Takut suruhannya ayah"

"Kalau itu sih 50-50, soalnya kan ayahmu belum tau rumah mu itu jadi ya mungkin gak mungkin"

"Hidup ku udah tenang tanpa gangguan orang lain, masalah kakak kelas itu juga gak bener-bener ganggu aku, tapi kalau udah masalah ayah sama ibu aku gak mau kak Jeno diapa-apain lagi"
Chaeyoon mendengus pelan, gemas juga dengan Jaemin yang selalu menganggap masalahnya mudah

Jaemin jarang sekali bercerita tentang masalahnya pada Chaeyoon, padahal mereka sudah bersahabat bertahun-tahun tetapi masih sering menutupi masalah
Lama-lama kesal juga kan kalau ia hanya melihat Jaemin seperti ini terus, bisa-bisa mentalnya yang terganggu
"Udah lama loh kamu nutupin masalah ini dari aku, bahkan cerita saja cuma sedikit"

"Bukannya gak mau cerita, nanti kamu malah ikut kepikiran"Jaemin menoleh lagi memastikan Jeno masih ada di dekatnya
"Tapi dengan kamu pendam masalahnya malah bikin kamu kepikiran kan?"

Jaemin tidak menjawab, memilih untuk berjongkok di dekat Jeno dan ikut mengelus anak kucing yang Jeno temukan dibawah pohon rindang dekat dengan kolam kecil
"Jae..mau bawa kucing nya.."

"Kakak mau bawa kucing nya kerumah?"Jeno mengangguk, menatap Jaemin memohon
"Oke, kita bawa dia"

Jeno tersenyum, senyuman nya yang manis menurun pada Jaemin dan kadang membuat Jaemin juga tersenyum
Jeno menggedong anak kucing yang bermanja-manja padanya, menaruh dipangkuan nya
"Nanti Jae beliin makanannya ya?"

Chaeyoon yang melihatnya sedikit iri, dia juga punya kakak
Kakak paling sibuk baginya, sejak bekerja diluar negeri kakaknya jarang kerumah bahkan jarang menghubungi nya sampai detik ini
"Kucingnya lucu..kayak kak Jeno"

"Jeno bukan kucing!"
Tapi, Lee Jeno benar kan?

"Kan cuma perumpamaan kak, bukan bener-bener kucing"Chaeyoon tersenyum memperlihatkan lesung dikedua pipinya
Chaeyoon cantik, hanya ya sikap nya itu yang kadang kelebihan batas, katanya kalau jadi cewek itu jangan mau dipandang lemah, cowok-cowok diluaran sana jadi gak mandang remeh

Jaemin juga tidak keberatan dengan Chaeyoon yang banyak tingkah itu, selalu bisa jadi orang yang bisa jadi tempat Jaemin menumpahkan segala ceritanya atau jika sedang ada masalah, orang pertama yang akan tau adalah Song Chaeyoon
"Mau pulang sekarang?"

"Yaudah, aku pulang ya Jaemin, kak Jeno Chae pulang dulu ya?"
Jeno melambaikan tangannya pada Chaeyoon
"Hati-hati ya"

"Tenang, kalau ada yang macem-macem kan tinggal dilempar sepatu"
Ngomong-ngomong soal sepatu, Jaemin sudah memperbaikinya
Belum sempat untuk beli baru dan mungkin besok ia akan membeli sepatu baru untuknya
"Kak.."

"Uhmm?"

"Misalnya kalau kakak ketemu Ibu, mau ikut?"
Jeno tampak menatap Jaemin sekilas lalu mengendikan bahunya

Sebenarnya bisa saja Jaemin tidak perlu memberikan perhatian khusus seperti ini, hanya karena ada sesuatu yang membuatnya tetap memperhatikan Jeno
Kakaknya itu memiliki keistimewaan yang sering dipandang orang lain dengan rendah
"Ohh..jadi Lee Jaemin itu punya kakak ternyata.."

Jaemin menarik tangan Jeno agar berdiri dibelakangnya
"Mau apa kalian?"

"Kakakmu itu...idiot ya?"
Jaemin memandang Taeyong sengit, benar-benar membuatnya marah
"Jangan pernah menghina kakakku"

"Bener ternyata, pantesan sama-sama goblok"
Jaemin mengambil langkah dan melayangkan pukulan pada rahang Taeyong, laki-laki itu tersungkur sembari memegangi rahangnya yang terasa sakit
"Main kasar ya?"

"Jangan paksa aku memukuli kalian satu-satu"Jeno menatap Jaemin yang tengah memarahi anak-anak itu, entah siapa mereka Jeno tidak mengenalinya
"Kak! Jangan jadi pengecut, ayo pukul kami juga"tantang Jhonny yang melihat Jeno mulai tak karuan

"Berhenti menganggu nya!"

"Oh ya?"Taeil memungut sampah yang ia lihat sebelum melemparkannya tepat pada kepala Jeno
"Bener-bener gak bisa dibilangin baik-baik"

Jaemin yang hendak memukul Taeil jadi tidak bisa karena Jhonny memukul nya, tepat di ulu hati yang benar-benar membuatnya kesakitan
"Kenapa? Sakit? Ayo pukul lagi jagoan.."
Jaemin menatap Jhonny yang tersenyum dan mendorong tubuhnya

"Kalau mau main kasar, jaga dulu sana kakakmu yang gila itu"
Bibirnya bergetar sembari menatap kakak kelas nya yang tertawa puas, meninggalkan mereka

"Kak..kakak.."lirihnya sembari berusaha berjalan menuju Jeno yang mulai tidak nyaman
"Kak jangan pukul kepalamu seperti ini"larang Jaemin menahan kedua lengan Jeno

"Jangan..ya?"Jaemin memeluk Jeno, berusaha menenangkan Jeno yang masih meronta
Ulu hatinya benar-benar sakit akibat pukulan Jhonny yang tidak main-main
"Kita pulang ya sekarang?"

•••

"Arghh!"Winwin menatap ngeri Jaemin yang kesakitan, tangannya tidak sengaja menekan ulu hati Jaemin terlalu keras
"Keras dipukulnya?"

"Mungkin.."jawab Jaemin memandangi boneka Jeno yang ada diatas kasur dengan tatapan yang tak dimengerti
"Mereka menghina kak Jeno.. aku benci mereka.."

Winwin menatap nanar perut rata Jaemin, menyuruh anak itu menurunkan bajunya lagi
"Besok juga bakal kurang sakitnya, mereka kakak kelasmu kan?"

"Iya"

"Tidak lapor guru?"

"Kakak tau sekolahan ku seperti apa.."Jaemin meringis pelan ketika kembali merasakan nyeri
"Kakak mukulin kepalanya lagi.."

"Tapi gak papa kan?"
Jaemin menggelengkan kepalanya, memejamkan matanya sembari berusaha menahan rasa sakitnya yang semakin menjadi-jadi
Winwin menghela nafasnya, menatap Jeno yang tengah asik menyusun mainannya

"Aku takut mereka gangguan kak Jeno, takut kalau mereka macem-macem sama kakak"

"Tapi ya gimana, tipikal orang kayak gitu susah juga, gak ngelawan ngeselin, dilawan makin berulah"

"Emangnya apa sih yang salah dengan seorang tuna grahita?"

Tbc.

Sudah ku ungkapkan alasannya kenapa Jeno tingkahnya seperti itu:(

Hey BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang