"jika mau ingin pulang cepat tidak apa, ada aku sama Chenle disini"
"Tidak, aku sudah terlalu izin sering, tidak enak juga dengan tuan Kang"
"Dia pasti paham kok dengan keadaan kamu.."Jaemin mengangguk lalu kembali mengepel lantai, pergerakan tangannya terhenti ketika menatap beberapa orang yang tak asing baginya
"Mau apa mereka kesini.."Bel di atas pintu berbunyi dan beberapa orang yang Jaemin maksud ke dalam, membuat Jaemin menatap mereka tajam
"Mau apa kalian kesini?""Jaemin.."Jaemin melangkah mundur ketika Jhonny hendak meraih tangannya, membuat Chenle juga Renjun ikut waspada
"Jaemin..kami mohon maafkan kami semua"Nafas Jaemin tercekat ketika kelima orang dihadapannya tiba-tiba berlutut dihadapannya, Taeyong dan Jhonny bahkan hampir bersujud di kaki nya
"Tunggu..aku tidak paham, loh?"Winwin tersenyum lalu mendudukkan dirinya di kursi, menonton acara gratis dihadapannya
"Aku mohon maafkan aku..jangan bawa kasus ini ke jalur hukum Jaemin..aku benar-benar menyesali semuanya..maaf sudah membuat mu dikeluarkan, memaksa mu seperti itu, mengganggu mu..aku mohon maafkan aku..""Kumohon Jaemin, aku benar-benar tidak ingin pergi ke penjara..aku akan merubah sikapku mulai saat ini, tapi mohon maafkan aku"Jaemin menatap kakak kelasnya yang sudah menangis didepannya sekarang, hanya diam mendengarkan ucapan mereka
Sementara Winwin tertawa pelan, bahkan kini mereka semua berlutut dihadapan Jaemin setelah perbuatan mereka saat itu"Aku mohon Jaemin..aku benar-benar minta maaf padamu..."Jaemin masih menatap mereka, kembali mengingat kejadian-kejadian dimana mereka mengganggu nya, saat menghina Jeno saat itu
Ia mengigit bibir bawahnya sembari menimbang-nimbang keputusannya, cukup berat sebenarnya untuk Jaemin, tapi tidak tega juga melihat mereka yang kini memohon-mohon padanya
"Kak Tae~~""Aku akan melakukan apapun untukmu, tapi tolong jangan masukkan aku ke penjara"Jaemin tersenyum kecil, mengusap kedua bahu Taeyong
"Itu sudah berlalu, lupakan saja, aku juga sudah memaafkan kalian"Winwin mengerucutkan bibirnya, Jaemin terlalu baik pada mereka
Musnahkan orang seperti nya saja"B-benarkah?"
"Kak Winwin mungkin sangat marah saat itu, ya..aku juga, tapi jadi orang yang pendendam itu tidak baik jika dipikir-pikir, jangan tiru kak Winwin"
"Oy kenapa jadi menyalahkan ku?!"ucap Winwin sewot, tidak terima dengan ucapan Jaemin
"Bercanda kak..""Jaemin.."
"Sudahlah, lupakan itu semua..jadi lebih baik saja kedepannya, belajar menghargai orang mulai sekarang"Taeyong dan Jhonny berhambur memeluk Jaemin, bahkan membuat pemuda itu sampai terduduk di lantai
"Tenaga ku masih kalah dengan kalian ternyata..""Jadi..damai nih? Gak seru ah, masa gak perang dulu"ucap Renjun yang kini menjelma sebagai kompor yang sepertinya ingin sekali suasana menjadi panas
"Kamu ngomong gitu lagi aku lemparin pake sepatu!"•••
"Kak..masa makannya dikit, nanti kakak sakit lagi..Jae gak mau, makan lagi ya?"Jeno memalingkan wajahnya dari tatapan Jaemin
"Ayolah kak..jangan seperti ini, makan lagi ya? Kata dokter kan kakak harus makan terus minum obat, kalau baru tiga suap doang dikit kak.."
Jaemin menghela nafas, menatap kakaknya yang masih tidak mau membuka mulutnya
"Kak~~"Prang!!
Jaemin memejamkan matanya ketika mangkuk ditangannya terlempar begitu saja dan pecah
Jeno juga terdiam, menatap tangannya yang tadi menepis tangan Jaemin yang kebetulan sedang memegangi mangkuk berisi nasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Brother
Fanfiction"apapun alasannya, dia tetaplah kakakku dan jika kau berani menyentuhnya, bersiaplah untuk tidak bisa menggunakan anggota tubuhmu lagi" Lee Jaemin, salah satu remaja yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah dan harus bekerja untuk menghidupi...