[ 1.0 ] Surat

2.6K 328 5
                                    

Jeno sejak lahir sudah divonis jika laki-laki itu tuna grahita
Bukannya tidak mau menyekolahkan Jeno yang mungkin sekarang kelas dua belas, biaya sekolahnya yang berbeda dengan Jaemin membuat adiknya itu kesusahan
Kalau dipaksa bekerja juga jarang yang bakal nerima, apalagi kalau keadaan nya seperti itu

Ibunya pernah berkata seperti Taeyong kemarin dan membuat Jaemin marah besar, bisa-bisanya berkata seperti itu pada anaknya sendiri
Bukannya mendukung anaknya malah membuat Jeno semakin buruk
Jeno sering memukuli kepalanya jika terjadi sesuatu yang benar-benar membuatnya entah harus apa
Bahkan Jaemin pernah menemukan Jeno duduk dipojokan kamar dengan dahinya yang berdarah

Dia tidak mau terulang lagi

"Beneran gak mau ke dokter?"Jaemin mengangguk meyakinkan Chaeyoon
"Udah baikan kok, kak Winwin udah meriksa tadi malem"

"Harusnya aku tidak pulang duluan kemarin"

"Sudahlah, tidak usah seperti itu"
Jaemin izin sekolah hari ini, keadaan nya tidak memungkinkan untuk tetap sekolah
Berjalan saja masih meringis sesekali

"Kak Jeno sudah makan?"

"Sudah, dia minta ramen tadi pagi"Jaemin menatap Jeno yang tertidur diatas sofa dengan pegangan sofa sebagai bantal
"Kucing kemarin gak jadi dibawa?"

"Gak tau juga, kemarin pas liat kakak kucingnya udah gak ada, mukulin kepalanya lagi"Chaeyoon memijat pangkal hidung nya
"Kenapa sih sama mereka, bener-bener nyari masalah"

Jaemin menggeleng, meminta Chaeyoon mengambilkan ponselnya diatas meja makan

Tidak kerja?

Izin dulu, aku sakit

Baiklah, cepat sembuh

Jaemin menaruh ponselnya asal setelah membaca pesan dari Renjun, memperhatikan Chaeyoon yang tengah mencuci piring
"Biar aku saja nanti yang mencucinya, kamu kan masih termasuk tamu, tamu numpang makan"

"Aku masih baik loh ya bantuin kamu beres-beres"

"Gak ikhlas jadinya?"

"Serba salah emang kalau bales omongan kamu"Jaemin tertawa pelan, berdiri dari duduknya dan pergi ke atas rumah meninggalkan Chaeyoon yang tinggal mencuci satu mangkuk
"Orang-orang itu emang kurang ajar"omelnya sembari mengambil pakaian-pakaian yang tengah dijemur

Matanya menangkap sosok yang sama seperti kemarin
Pakaian nya rapi dengan jas berwarna hitam nya, sorot matanya menatap ke arah rumahnya, lebih tepatnya ke arah pintunya
Dia hanya diam mengamati orang itu yang mulai menelpon seseorang dan berjalan menjauh setelah memasukkan ponselnya pada saku celananya
"Siapa sih..dari kemarin ngikutin terus..fans aku kah?"

•••

"Gawi Bawi Bo!"Jaemin merengut kesal, sedari tadi ia kalah terus dalam permainan batu gunting kertas ini
Wajahnya sudah penuh dengan bedak, sedangkan Jeno hanya sedikit karena Jaemin hanya menang dua kali
"Kenapa kakak jago sekali sih, muka ku jadi seperti ini.."

Jeno tertawa sebelum mencoret pipi Jaemin lagi dengan bedak
"Astaga, sudah kayak adonan kue saja"ujar Jaemin memandangi wajah nya di layar ponsel
Matanya menatap notifikasi yang muncul di layar ponselnya

Jaemin menautkan kedua alisnya, menatap setiap kata yang ada di ponselnya

Cek kotak surat mu

Hey BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang