Yang pertama kali ia lihat adalah lampu tergantung di langit-langit kamar, dimana adalah pertanyaan yang sekarang ada diotak nya
"Seingat ku...aku bersama Renjun..tapi..."Dengan sedikit kesusahan Jaemin mendudukkan dirinya, dunia terasa berputar sekarang atau ia yang tengah berputar?
Di sofa yang tak terlalu besar, seseorang tengah tertidur dengan jaket sebagai selimut
"Kak Winwin?"Jaemin terdiam, dia lupa sedang apa saat itu sebelum berada disini
Tidak tega juga untuk membangun Winwin, ia menatap jam yang ada disebelahnya, 08.55"Jelaskan sesuatu padaku.. kenapa aku linglung seperti ini.."
"Kau sudah bangun?"Jaemin menatap Winwin dengan kepalanya yang terasa berdenyut sekarang
"Kenapa aku disini?""Ini apartemen ku, kau mabuk"
"Ah... mabuk..tunggu, mabuk?! Kau bercanda kan?!"
"Seharusnya aku video kan saat kamu merengek pada ku"
"Ya Tuhan.."Jaemin menutup mukanya, sekarang ia malu karena kembali menyentuh minuman itu
"Berapa banyak aku minum?""Kata Renjun..aku lupa berapa botol soju yang kau minum.. yang pasti kemarin kamu mabuk, berat sampai-sampai menyebut Renjun sebagai penculik"Jaemin masih menutup wajahnya, ada yang salah dengan dirinya
"Kau menangis?"tanya Winwin pelan melihat Jaemin yang menutupi matanya
"Aku sama saja seperti orang-orang itu sekarang.."Winwin mendudukkan dirinya di sebelah Jaemin, mengusap bahu yang tak setegar dulu
"Pikiran mu sedang kacau kemarin, seharusnya kamu cerita padaku, kau masih menganggap ku sepupumu kan?"Jaemin mengangguk pelan, kembali menangis didalam pelukan Winwin
"Kau cengeng sekarang..""Banyak omong"
"masih bisa marah ternyata..jangan buat aku berpikiran jika aku bukan sepupu mu, untuk apa aku membantumu sejak dulu jika kamu tidak menganggap sepupu mu ini ada?
Ayahmu juga masih mau mendengarkan cerita mu, teman-teman mu juga..jangan seperti ini lagi""Aku...hanya takut.."
"Aku tau, kau takut jika Jeno meninggalkan mu, dia tidak akan pergi lagi Jaemin.. dia sudah di sini sekarang, bersamamu"
Winwin tersenyum kecil menatap Jaemin yang sudah tidak menangis lagi sekarang
"Masih ada yang mau menguatkan dirimu, Jaemin.. jangan merasa jika kamu sendirian, masih ada yang peduli padamu""Kak.."
"Iya?"
"Lapar"
"Aku ingin memakan mu hidup-hidup sekarang"Winwin menarik pipi Jaemin keras sebelum keluar dari kamar, meninggalkan Jaemin yang masih betah duduk di kasur berwarna abu itu
"Aku sudah melewati batas.."•••
"Kata ayah kakak belum makan..makan ya?"
Jaemin mendesah pelan karena Jeno tak kunjung membuka mulutnya dan menerima suapannya"Kak.."bisik Jaemin dan berhasil membuat Jeno menatapnya
"Makan ya? Jae mohon.."Jaemin tersenyum senang ketika Jeno akhirnya mau makan, mungkin ini gejala-gejala yang dimaksud oleh Hyun Ji kemarin
"Maaf ya, kemarin Jae gak disini, Jae nya ketemu Lele dulu""Kakak sekarang sama Jae, gak ada yang bakal ngajak Jae pergi lagi, nanti kalau kakak udah sehat Jae ajak jalan-jalan lagi keliling kota"
Dengan telaten menyuapi Jeno, Jaemin terus mengajak Jeno untuk mengobrol dengan nya, siapa tau kondisi nya semakin baik
"Jeno.."Jaemin menoleh menatap wanita yang tengah berdiri di depan pintu
"Mau apa kau kesini? Siapa yang mengizinkan mu masuk?"tanya Jaemin berusaha untuk menenangkan diri nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Brother
Fanfiction"apapun alasannya, dia tetaplah kakakku dan jika kau berani menyentuhnya, bersiaplah untuk tidak bisa menggunakan anggota tubuhmu lagi" Lee Jaemin, salah satu remaja yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah dan harus bekerja untuk menghidupi...