"wah..ternyata mantan suami ku ada disini juga"
Jaemin masih diam menatap Yura dengan tatapan datarnya, tubuhnya sedikit terdorong ketika Yura masuk begitu saja
"Kau tidak punya tata krama? Ini rumah ku dan kau masuk tanpa seizin ku""Maaf, tapi aku kesini hanya untuk menjemput anakku"
Jaemin menatap Jeno yang hanya diam di sofa karena tengah fokus memainkan mainannya
"Apa maksud ibu?""Tak mungkin kau lupa, Jaemin.."Jaemin menggeleng, segera melangkah untuk menghalangi Jeno dari Yura
"Aku bilang tidak ya tidak, ibu!""Hey, Jeno juga anak ibu dan ibu yang akan mengurusnya"
"Tidak, Lee Yura"
"Kang Yura! Ingatlah jika aku sudah bukan istrimu lagi! Aku sudah bilang padamu aku yang akan membawa Jeno dan mengurusnya dan kau mengurus Jaemin, adil kan? Sama-sama mendapatkan hak asuh anak"
"Kau gila? Bahkan kau tau Jeno tidak bisa jauh dari Jaemin
Apa kau terkena amnesia sampai lupa bagaimana perlakuan mu padanya saat itu, kau yang menyakitinya juga
Tapi kenapa kau yang bersikukuh untuk membawanya dari sini?!"
Jaemin menatap Jeno yang sudah menutup telinganya
Ia benci kondisi ini"Kak..kakak ke kamar ya? Nanti Jaemin menyusul"bisik Jaemin pelan
Jeno menatap Jaemin dengan matanya yang sudah berkaca-kaca
"Kakak akan baik-baik saja jika dikamar, nanti Jae kesana""Jae...gak pergi kan?"
"Enggak, Jae janji tidak pergi ninggalin kakak"Jaemin menautkan jari kelingkingnya di kelingking Jeno
Menyuruh Jeno untuk segera ke kamar
"Lee Jeno!!"Jeno tersentak bukan main ketika ibunya memanggil dengan suara keras, berlari menuju kamarnya"Kau.."
"Ibu, sudah kubilang berapa kali untuk tidak mencampuri urusan ku dan urusan kakak, kakak sudah menjadi tanggung jawab ku!"
"Kau tau apa Jaemin, ibu lebih tau daripada kamu"
"Aku tau semuanya!"Yura dibuat bungkam oleh Jaemin
"Aku tau semuanya! Saat ibu menyalahkan kakak, ibu memarahi kakak, ibu bertengkar dengan ayah bahkan aku tau jika kau berselingkuh""Tunggu.. apa maksud mu?"ucap Yura gelagapan
"Aku tau ibu menjalin hubungan dengan orang lain selain ayah saat itu, ibu duluan yang menghancurkan keluarga ini bersama orang itu dan ibu masih tetap ingin membawa kakak?
Aku tidak yakin kakak akan baik-baik saja jika ada di tanganmu"
Jaemin tersenyum menatap Yura yang berhasil diam olehnya
"Sampai ibu membawa kakak, aku tidak akan memaafkan mu"Kini, Je Hoon juga Yura sama-sama diam, melihat anaknya yang membongkar semuanya begitu saja
"Kau memang benar-benar kehilangan akal, Yura""Aku tak peduli, aku akan mengajukan masalah ini ke pengadilan"Je Hoon menatap pintu yang masih terbuka, Yura sudah pergi dari hadapannya
Jaemin mendudukkan dirinya di pinggir pintu kamarnya sendirian, sudah menangis dengan isakan yang sesekali terdengar
"Jae.."lirih Jeno yang baru keluar dari kamar dan ikut duduk disebelah Jaemin, indera penglihatannya menatap Jaemin yang masih menangis"Jae kenapa?"
Jaemin menggeleng, matanya masih menatap lurus tanpa memperdulikan Jeno
"Jae.."tangisannya semakin menjadi kala Jeno memeluknya, menyandarkan kepalanya pada bahu Jaemin"Kak..."
"Iya Jae?"
"Jangan tinggalkan Jae...ya?"Jeno mengangguk, mengeratkan pelukannya pada Jaemin
Nafasnya memburu dan kedua telapak tangannya terasa dingin saat Jeno menyentuhnyaJeno tau ini semua, hanya ia masih bingung sampai sekarang
"Jangan nangis.."ucap Jeno pelan mengusap pipi adiknya itu
Bukannya berhenti, air mata Jaemin semakin mengalir deras
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Brother
Fanfic"apapun alasannya, dia tetaplah kakakku dan jika kau berani menyentuhnya, bersiaplah untuk tidak bisa menggunakan anggota tubuhmu lagi" Lee Jaemin, salah satu remaja yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah dan harus bekerja untuk menghidupi...