[ 0.5 ] Kaleng Soda

3.8K 420 21
                                    

Jaemin meletakkan tteokbokki pemberian Winwin yang baru saja ia hangatkan di atas meja
Pagi-pagi sekali Jaemin sudah rapi, dengan seragam sekolahnya dan seluruh pekerjaan rumah yang sudah selesai

Dia masih sekolah, mengandalkan beasiswa yang ia dapatkan karena hasil kerja kerasnya membuat Jaemin tidak terlalu terbebani untuk membayar biaya sekolahnya
Bukannya tidak suka juga ia mendapatkan beasiswa, kondisi keuangannya yang seperti ini ditambah terkadang banyak keperluan yang harus ia beli bisa saja membuat ia menunggak bayaran di sekolahnya dan mendapatkan resiko dikeluarkan
Bukan mau sombong juga Jaemin bisa sekolah disekolahan elite, itu kemauan ayahnya sebelum Jaemin dan Jeno memutuskan untuk pergi dari rumah

"Kak, bangun.."Jeno menggeliat tak nyaman, melonggarkan pelukannya pada boneka pinguin yang menjadi kesukaannya sampai sekarang
"Bangun udah itu sarapan sebelum Jae sekolah"

Jaemin menatap jam ditangannya sebelum menepuk bahu Jeno
"Jae pergi ke sekolah dulu ya kak?"
Dirasa sudah mendapatkan anggukan dari Jeno, Jaemin mengambil tasnya di atas meja

Sepatunya juga tidak bagus, tapi masih bisa ia pakai
Terakhir kali ia memakai sepatu baru itu tahun kemarin, itu juga Winwin yang memberikannya
Menutup pintu rumah perlahan lalu siap untuk pergi ke sekolah
Langit masih sedikit gelap karena memang Jaemin memilih datang lebih pagi,
Malas kalau sudah bertemu siswa-siswa yang lainnya

Kakinya sengaja ia ayunkan sembari menunggu bis datang, pulang pergi ke sekolah atau ke kafe hanya mengandalkan bis
Winwin sempat menawarinya untuk memakai sepeda, biar dia saja yang beli katanya
Mungkin karena kebiasaan naik bis, ia sering lupa jika punya sepeda

Jaemin tersenyum sembari memasuki halaman sekolahnya, maklum belum ada siswa lainnya, hanya satu sampai dua orang saja yang ia temui
Lee Jaemin meletakkan tasnya di atas meja lalu duduk di bangku nya
Sengaja ia memilih yang dekat dengan jendela dan ia bisa memandangi lapangan sekolahnya setiap saat

Jaemin punya loker kok, hanya terkadang ia meninggalkan barang-barang nya dan harus kembali ke sekolah hanya untuk mengambil barangnya yang berada di loker
Semenjak kejadian itu Jaemin hanya menaruh barang yang tiap hari harus dibawanya saja, baju olahraga juga ada disana

Matanya menyipit ketika melihat sesuatu tertempel di lokernya
Secarik kertas berwarna hijau itu ditempel hanya di loker Jaemin,
Dengan satu kata yang benar-benar membuat Jaemin jengah

'Miskin'

Ini yang kurang ia sukai dari sekolah bagus,
Dimana ada sekolah bagus, disitu pasti ada beberapa murid yang berlagak seperti jagoan, memamerkan hartanya dan merendahkan orang lain
Korbannya sudah banyak, tidak pandang bulu, mau itu cewek atau cowok
Orang-orang itu sering seenaknya dengan korban mereka, Jaemin contohnya

Jaemin menarik nafasnya dalam-dalam, mencabut kertas itu kasar dan meremas nya sebelum seseorang mendorong tubuhnya dengan sengaja dan membuat Jaemin menabrak loker didepannya
"Upss...aku sengaja, maaf ya..tapi rakyat jelata tidak pantas menghalangi jalan kami"

Lihat, seorang siswi saja sudah belagu seperti itu, apalagi siswa nya yang terkadang memukuli siswa lainnya dengan seenak jidat
Jaemin melangkah mundur, tidak terima iya tapi juga tidak tau harus berbuat apa
Ditambah etika nya harus benar-benar dijaga karena beasiswanya, berbeda dengan orang-orang belagu itu yang bisa membayar kepala sekolah agar tidak mengeluarkan mereka

Tidak adil memang

"Sepertinya aku pernah melihatnya, di dekat tempat sampah, sepertinya ia menjadi pemulung sekarang"

Bajingan, jelas-jelas sedang membuang sampah dikata pemulung

"Oh ya? Wah..berapa yang kau dapatkan dari memungut sampah hah?"Jaemin hanya diam, malas juga menanggapi orang-orang yang tak memiliki otak seperti mereka
Prinsipnya, orang waras mengalah saja

Belum lama cacian itu ia dengar, seseorang melemparkan kaleng minuman tepat pada kepalanya
"Pungut itu, lumayan untuk makan"

Jaemin menatap pelaku nya sekilas sebelum mengambil sampah itu dari atas lantai
Melemparkannya kembali pada pelaku itu
"Maaf, ambil kembali sampah mu"ucap Jaemin sembari menutup lokernya dengan keras dan pergi dari sana

Pagi-pagi sudah cari masalah,
Jaemin tersenyum puas mengingat apa yang ia lakukan tadi, membela diri bukanlah hal yang salah kan?

•••

Jaemin meminum sekaleng soda ditangannya, duduk sendiri disebelah mesin minuman adalah hal yang sering ia lakukan
Daripada harus ke cafetaria dan mendapatkan masalah lagi, jalan ini lebih baik

Semuanya tampak tenang sebelum seseorang menarik kerah seragam nya hingga Jaemin terpaksa berdiri
Orang ini,
"Maksudmu melemparkan sampah padaku apa hah?!"

"Aku hanya mengembalikan barang mu, baik kan?"
Jaemin yang harus berjinjit karena orang dihadapannya itu tidak main-main menarik kerah seragam nya
"Dengar ini baik-baik, kau sudah mencari masalah disini, jangan harap hidupmu itu akan tenang mulai sekarang"

Jaemin tersenyum, melepaskan cengkraman tangan siswa yang hakikatnya masih kakak kelasnya itu sekaligus
"Maaf, aku disini mencari ilmu, bukan mencari masalah, aku ingin jadi orang yang berilmu, tidak seperti kalian yang mungkin tidak hadir saat pembagian otak saat itu"

Jaemin melengos pergi begitu saja, tidak peduli dengan perkataannya yang mungkin menjadi kalimat yang menimbulkan masalah
"Jhon..kurasa anak itu tak main-main dengan ucapannya"

Yang ditepuk pundaknya hanya tertawa sarkas, menatap Jaemin yang sudah tidak ada di koridor
"Kita lihat saja nanti"

•••

Chenle yang tengah fokus menaburkan gula halus diatas roti itu terkejut bukan main dan membuat roti nya kelebihan gula karena seseorang
"Jaemin! Lihat apa yang kau lakukan"omel Chenle yang melihat Jaemin masuk ke kamar mandi tanpa memperdulikan Chenle

Pemuda itu mendengus pelan, karena Jaemin membanting tas nya di saat keadaan tengah tenang yang akhirnya roti dihadapannya overdosis gula dan bisa saja membuat pelanggannya diabetes
"Masa aku makan sih.."

Jaemin keluar dari kamar mandi yang sudah mengganti seragamnya, memperhatikan Chenle yang bingung harus bagaimana
"Gitu aja susah"Chenle menatap Jaemin yang mengambil roti itu dan memakannya

"Jangan dimakan dong..."rengek Chenle menghentakkan kakinya ke lantai
Pemuda itu mengangkat alisnya sebelah sembari memasukkan roti yang sisa sedikit ke dalam mulutnya yang masih penuh

"Gara-gara kamu sih..kan bisa nyimpen tas nya pelan, lemah lembut, jangan kayak yang habis tawuran deh"

"Iya, habis tawuran"

"Beneran?! Sama siapa?!"

"Sama tikus, tadi bantuin nyerang geng tikus lainnya"
Chenle menatap Jaemin datar sebelum tangannya melayang menjitak kepala Jaemin
"Otak mu jarang diasah ya?"

"Jarang diasah, ditambah ketemu orang kayak kamu"Chenle memandang Jaemin sengit sebelum kembali menjitak kepala Jaemin
"Mau aku amnesia atau gimana?!"

"Ngeselin memang"
Jaemin menjulurkan lidahnya, memilih untuk ke depan menjaga mesin kasir
Cukup sepi dibanding bayangan Jaemin yang berharap akan banyak yang datang
"Ahoyy kapten.."

Jaemin tersenyum kecil, tau siapa orang yang sudah ribut itu
"RENJUN ROTINYA KELEBIHAN GULA LAGI KAN!!!"

Tbc.

Ngomongin roti, aku harus sambil bayangin gimana rotinya
Disaat puasa:)
Habis kuota..ini Hey Brother numpuk tinggal publish dong

Hey BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang