"kak, aku berangkat ya, jangan kemana-mana, dirumah saja, takut ada orang jahat, kunci pintunya ya kak"Jaemin berpesan sembari memakai sepatunya
"Semoga saja aku pulang cepat, jika ada yang mengetuk pintu jangan dibuka, kakak diam saja, kalau ada apa-apa telepon Jae pake telepon rumah, kalau lupa nomornya di tembok udah Jae tempelin kertas ya, disitu ada nomor teleponnya""Iya...bawel"
"Apa tadi?"tanya Jaemin pura-pura tidak mendengar, ia menengadahkan kepalanya menatap Jeno
"Bawel""Aku gak bawel..Chae yang bilang ya?"Jeno mengangguk polos,
"Jangan diikutin, Chae itu sesat kak"Jaemin berdiri lalu membenarkan bajunya
"Aku berangkat ya kak"Jaemin tersenyum lalu keluar dari rumah
"Kunci pintunya"Jaemin mulai berjalan untuk sampai ke jalanan, lebih tepatnya untuk ke halte bis
Sesekali tersenyum ketika orang-orang melihatnya, ramah memang
Jaemin melihat jam yang melingkar di tangan nya sebelum masuk ke bis yang berhenti didepannya
"Semangat Jaemin..demi kakakmu"•••
Pintu kafe dibuka membuat bel diatasnya berbunyi
Hal yang menjadi kesukaannya sejak bekerja di sini
"Pagi Chenle""Pagi juga Jaemin.."
Jaemin menaruh tasnya di loker yang memang disediakan untuk pelayan disana
Walaupun tidak banyak yang bekerja di kafe sederhana itu, tapi mampu membuat semua yang ada disana merasa nyaman ketika berada disana
"Oh iya, Renjun mana?""Belum datang..atau mungkin mengambil bagian siang"
"Kamu tidak mengambil bagian siang?"
"Ngambil kok, hanya pelayan yang harusnya sekarang bersamamu tidak masuk, aku tidak tega melihatmu bekerja sendirian"
Jaemin tersenyum sembari memakai apron berwarna biru gelapnya
"Kamu memang teman yang baik""Oh tentu saja, sudah baik tampan lagi"Jaemin tertawa kecil sebelum berdiri dibelakang mesin kasir
"Selamat pagi, hari ini ada resep baru dari kami, anda boleh mencobanya jika tertarik"tawar Jaemin sembari memperlihatkan menu baru hasil idenyaWanita bersurai pirang itu mengambil salah satu potongan kecil dari kue coklat yang tampak lezat
"Wah..enak sekali, kalian akan membuat ini setiap hari kan?""Jika banyak yang menyukainya, kami mungkin akan menambah menu lagi"
"Aku suka ini, kuharap kalian membuatnya lagi, aku mau latte dan roti madu ya, yang sangat renyah"
"Baik, disini atau dibawa pulang?"
"Dibawa pulang, takut terlambat untuk bekerja"
"Baiklah, semuanya jadi 1.500 won"
"Ini yang kusukai, selain harganya yang terjangkau, rasanya juga benar-benar enak, kurasa aku akan lebih sering kesini"ujar wanita itu sembari memberikan uang pada Jaemin
"Kepuasan pelanggan memang menjadi hal yang paling kami utamakan disini, aku akan mengambilkan pesanan mu""Le, mana pesanannya?"
"Ini"pemuda China itu memberikan cup berisi latte dan satu bungkus roti pada Jaemin
"Ini pesanan anda, terimakasih sudah datang, kembali lagi ya?""Pasti, aku akan kembali lagi nanti, terimakasih"Jaemin tersenyum sembari menatap pelanggan yang baru saja keluar dari kafe
"Kedatanganmu memang membawa keberuntungan, pelanggan nya mulai banyak"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Brother
Fiksyen Peminat"apapun alasannya, dia tetaplah kakakku dan jika kau berani menyentuhnya, bersiaplah untuk tidak bisa menggunakan anggota tubuhmu lagi" Lee Jaemin, salah satu remaja yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah dan harus bekerja untuk menghidupi...