[ 1.6 ] Brosur

2.2K 303 5
                                    

"sudah dibayar?"Jaemin mengangguk pelan
Kemarin, Winwin memberikannya pinjaman uang
Sebenarnya Winwin bilang tidak perlu diganti, tapi Jaemin tidak enak kalau tidak mengganti uang yang ia pinjam

"Sudahlah, tidak perlu diambil pusing, hitung-hitung sebagai uang jajan mu"

"Tidak kak, nanti aku akan membayar nya"Winwin mencebik, anak itu memang susah untuk diberitahu
Tentang uang sewa rumahnya, sudah, tinggal nanti ia menggantikan uang yang tidak sedikit itu

Tapi tentang ibunya, ia bingung harus apa
Jaemin takut jika tiba-tiba Yura datang dan membawa Jeno pergi jauh
Ekspetasi dikepalanya memang berlebihan
"Kakak kenapa kemarin sama ibu?"tanyanya pada Jeno yang tengah menggedong kucing

Winwin, orang itu yang memberikan kucing berbulu abu itu pada Jeno
Sudah terlalu banyak dirumahnya, sudah mirip seperti penangkaran kucing saja katanya

Bukannya menjawab, Jeno malah menatap Jaemin tak mengerti
Memiringkan kepalanya sedikit, "kata ibu disuruh Jae"

Baiklah, wanita itu sudah menipu Jeno sekarang, apalagi nanti nya
"Jae tidak menyuruh kakak untuk kemana-mana kan?"

"Iya..maaf"
Jaemin tersenyum kecil, menatap Winwin yang malah sibuk meminum jus jeruk nya
"Kurang ajar memang"

Winwin hanya tertawa renyah sebelum melemparkan botol kosong ditangannya kedalam tempat sampah
"Lalu, apa rencana mu sekarang?"

•••

"Jae!"Jaemin mengangkat kepalanya, melemparkan senyum ke arah Jeno yang tampak asik sendiri
Pelanggan yang datang ke kafe hari ini tidak terlalu banyak atau lebih tepatnya sepi

Kafe diseberang itu, sedang mengadakan promosi dan membuat semua orang tertarik untuk datang
"Aish...kalau begini terus lama-lama bisa bangkrut.."

Jeno menatapi Jaemin yang tampak mengobrol dengan Renjun dan Chenle
Matanya menatap beberapa orang yang tampak membagikan kertas-kertas ke setiap orang
Itu dia
"Jae!"

•••

"Silahkan mampir"ucap Jaemin dengan senyum lebarnya
Tangannya membagikan satu demi satu kertas ke setiap orang yang ditemuinya
Ide kakaknya ini benar-benar bagus

"Loh? Kertasnya sudah habis?"tanya Jaemin melihat Jeno yang menghampirinya
Dia mengangguk lucu, entah bagaimana ia membagikan brosur-brosur nya dengan cepat
"Memangnya kakak tidak lelah?"

Jeno menggeleng lalu berjongkok, berusaha membenarkan tali sepatunya
Jaemin tersenyum kecil lalu ikut berjongkok, menalikan tali sepatu Jeno
"Biar aku saja!"

"Kalau kakak kesusahan, minta bantuan sama orang lain, Jae kan ada disini"Jaemin menepuk sepatu Jeno sebelum kembali berdiri dan kembali membagikan brosur
Sudut matanya menatap siluet tubuh seseorang yang pernah ia lihat

Berpakaian rapi, dengan jas dan hari ini tengah berdiri didekat mobil yang ia ketahui jenis miserati
Orang itu tampak dari kalangan atas dan entah atas dasar apa ia mengikutinya selama ini
Jaemin tak ambil pusing, memilih terus membagikan brosur di tangannya

Berbeda dengan Jeno yang malah tetap berjongkok, melihat pria itu intens
Matanya sesekali berkedip dan tidak mengalihkan atensinya
Didalam kepalanya terdapat beberapa pertanyaan yang ingin sekali dilontarkannya

Siapa itu

•••

"Makan ini, kakak harus makan yang banyak"kini mereka berempat-dengan Renjun dan Chenle-tengah makan siang bersama di kedai makanan dekat dengan kafe
Sesekali Chenle mengusili Renjun dengan mengambil makanan milik pemuda itu dan berakhirlah dengan perdebatan kecil antara mereka

Hey BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang