"ada apa dengan kalian?!"tanya Chenle panik melihat Jaemin yang datang dengan wajahnya yang penuh luka
Bajunya juga berantakan dan masih ada darah yang mengalir disudut bibirnya
"Ah..kami hanya bermain-main saja kok"Sementara Renjun masih diam, menatap Jeno yang kini menatapnya dingin
"Aku pulang dulu.."Jaemin mengusap pipinya pelan, tersenyum melihat Jeno
"Kakak sudah makan?"Jeno tidak menjawab, ia malah memalingkan wajahnya dari tatapan Jaemin
"Loh?"
Perlahan terdengar tangisan di ruangan itu membuat Jaemin menatap Jeno khawatir
"Kak..kenapa? Ada yang sakit?""Jae minum apa? Kenapa sampe dipukul?"tanyanya sembari sesenggukan, menatap Jaemin dengan matanya yang sedikit buram akibat air mata
"Aku cuma minum vitamin kok, aku lupa bilang sama Renjun makanya dimarahin tadi"Jeno menggeleng, memukul bahu Jaemin cukup keras
"Jae bohong!""E-enggak..aku gak bohong, bener kan, le?"yang ditanya malah menundukkan pandangannya,
"kakak mu harus tau, Jaemin.."Jaemin menatap Chenle tak percaya, bisa-bisanya dia bilang pada Jeno tentang anti-depresan itu
"Jae kenapa minum itu..""Itu cuma vitamin kak..bukan apa-apa serius"
Jaemin mundur karena Jeno mendorongnya keras, kakaknya kini benar-benar kecewa seperti nya
"Jae...gak sayang sama kakak?"Jaemin mengalihkan pandangannya, kalimat itu..
Kalimat yang membuatnya tak bisa berkata-kata lagi
Kalimat yang berhasil membuat dadanya sakit seketika
"Jaemin sayang sama kak Jeno..gak mungkin Jae gak sayang..""Jangan minum itu lagi.."
"Jika kau paham tolong tinggalkan aku berdua dengan kakakku"Chenle menghela nafasnya dan keluar dari sana, itu atas permintaan Jaemin sendiri
"Buang obatnya!""Kak"
"Buang Lee Jaemin!!"
Jaemin menatap Jeno dengan air matanya yang mulai berhenti menetes
"Kak Winwin mau kesini..nanti kak Winwin yang nemenin""Jae!! Buang obatnya!!"Jeno menatap pintu yang kini sudah tertutup rapat, meninggalkannya sendirian di ruangan yang sudah menjadi kamar sehari-harinya untuk selama ini
•••
"Kamu emang bodoh Jaemin..sangat bodoh"maki Chaeyoon mengusap rambutnya, menatap Jaemin yang tengah duduk dengan tatapan kosong
"Maksudnya apaan kamu minum anti-depresan lagi hah? Kamu nyaris dijemput ajal waktu itu"
"Dan kamu tau alasan kenapa aku melakukan ini, Song Chaeyoon"
Jaemin kini menengadahkan kepalanya menatap Chaeyoon,
"Tapi gak gini caranya, Lee Jaemin...kenapa sih aku punya sahabat bodoh kek kamu gini, bego tau gak!""Iya..aku emang bodoh, aku bego, tapi aku gak bisa diem aja selama Jung Hyun bikin ulah terus, bukan cuma kakak aja yang jadi korban, tapi ibu juga"Jaemin menoleh dan memperhatikan kotak obat yang Chaeyoon bawa, untuk mengobati lukanya tadi
"Anti-depresan bukan bikin masalah kamu jadi selesai, itu malah bikin kamu makin stress, makin banyak pikiran dan kedepannya juga gak akan baik-baik aja
Coba pake otak kamu sekali aja, jangan asal aja..kasian kakak kamu""Chaeyoon..yang bikin kak Jeno jadi ikut ke masalah ini aku, yang bikin kalian jadi ikut-ikutan pusing juga aku, ini urusan aku, terserah aku mau ngapain, aku mau mati juga bebas, bukan masalah~~"Jaemin bungkam ketika Chaeyoon kini memeluknya, gadis itu menaruh dagunya di bahu Jaemin
"Jangan ngomong gitu..kamu masih berharga buat kak Jeno, aku, orangtua kamu, temen-temen kamu, keluarga kamu..

KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Brother
Fanfiction"apapun alasannya, dia tetaplah kakakku dan jika kau berani menyentuhnya, bersiaplah untuk tidak bisa menggunakan anggota tubuhmu lagi" Lee Jaemin, salah satu remaja yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah dan harus bekerja untuk menghidupi...