"kamu mau apa hm? Biar ayah yang ambil in nanti"Jeno tak menjawab pertanyaan Je Hoon, ia menatap lurus dengan tatapan kosong
Entah apa yang dipikirkan nya sampai melamun seperti ini
"Jeno..apa yang kamu pikirkan hm? Kenapa melamun?""Jae.."gumam Jeno tanpa suaranya, mengharuskan Je Hoon untuk membaca gerakan bibirnya
"Bentar lagi Jae kesini kok, lagi ditelpon sama Chaeyoon, tunggu sebentar lagi aja"Chaeyoon menatap layar ponselnya, Jaemin tidak mengangkat telponnya, lagi
"Anak itu kemana lagi sih.."Melihat Jaemin menelponnya, Chaeyoon buru-buru mengangkatnya dengan emosi yang sudah diujung
"Kau kemana, bodoh! Kak Jeno mencari mu!""Maaf, ini temannya Jaemin, aku benar-benar minta maaf jika lancang tapi bisakah kau kesini dengan seseorang yang bisa menyetir mobil?"
"Kemana? Apa yang terjadi?"
"Nanti aku ceritakan semuanya, kami menunggu di bar yang ada di perempatan dekat kafe, apa kamu tau?"
"Clasico kah?"
"Ah iya benar, tolong segera kesini ya, maaf jika merepotkan"
"Baik-baik, aku akan meminta seseorang kesana"Chaeyoon menatap ponselnya datar, bingung apa yang terjadi lagi dengan Jaemin
•••
"Jaemin..astaga.. sadarlah.. kenapa kau jadi seperti ini sih?!"
"Jangan banyak omong!"maki Jaemin dengan sisa-sisa kesadarannya sembari menunjuk Renjun
Menatap Renjun lalu tertawa renyah
"Semenjak kejadian itu...aku jadi penasaran lagi dengan mereka..hm? Aku ingin memukul mereka...tapi tidak bisa""Lee Jaemin! Kau sudah kehilangan akal sehat mu!"
"Ti...dak, otak ku ada disini, disini"Jaemin menyentuh dahi nya sendiri lalu menyandarkan tubuhnya
"Jika saja aku pernah menyetir, aku akan membawamu pulang""Hey! Aku tidak mau pulang...disini lebih nyaman..aku tidak mau bertemu ibu.."racau Jaemin sembari mengerucutkan bibirnya menatap Renjun kesal
"Kau tidak berniat membawa ku pulang kan?""Ada apa dengan mu?! Jangan lagi!"larang Renjun merebut botol soju dari tangan Jaemin
Entah apa alasannya Jaemin malah membawanya kesini,
Jelas-jelas Jaemin tidak suka minuman seperti ini
"Kau terlalu tertekan, Lee Jaemin, kau harus bisa mengontrol emosi mu!""Aishh.. diam kau! Lepaskan aku!"Renjun jatuh terduduk akibat Jaemin mendorongnya, pria itu menatapnya tajam sekarang
"Jangan mengatur ku tuan..aku bisa mengatur hidup ku sendiri!"Ingin rasanya Renjun memukul Jaemin kuat, jika saja dia bukan sahabatnya
"Lee Jaemin..sadar, kakakmu pasti mencarimu""Ung? Kakak? Aku yang membuatnya seperti itu.."
Tatapan Jaemin berubah menjadi sendu, menatap Renjun dengan mata yang berkaca-kaca
"Aku yang membuat kakak jadi sakit..""Jaemin, bukan kamu, yang bikin kak Jeno seperti itu bukan kamu tapi pria yang kamu ceritakan, aku lupa namanya..jangan sakiti dirimu seperti ini"
"Apa peduli mu hah? Ini duniaku..aku bebas melakukan apa pun sekarang, kan??"Jaemin tertawa bahkan sampai menepuk tangannya
"Aku terlalu bodoh untuk hidup""Kenapa jadi mabuk berat seperti ini sih..ya tuhan tolong bantu aku"
"Hey! Tanyakan pada Tuhanmu itu..kenapa tidak adil dengan ku? Kenapa dia selalu membuatku seperti ini..KENAPA!!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Brother
Fanfic"apapun alasannya, dia tetaplah kakakku dan jika kau berani menyentuhnya, bersiaplah untuk tidak bisa menggunakan anggota tubuhmu lagi" Lee Jaemin, salah satu remaja yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah dan harus bekerja untuk menghidupi...