Jaemin merenggangkan ototnya, tugasnya hari ini cukup banyak
Ditambah Winwin yang tiba-tiba menyuruhnya untuk membawakan banyak berkas dan membuatkan kopi, dalam rangka iseng tentunya"Loh? Kakak sama siapa kesini?"
"Chae.."tangan Jeno menunjuk seorang gadis yang tengah mengobrol dengan seseorang
"Harusnya kakak minta Chae untuk mengabari aku dong..""Hehe"
Jaemin mendudukkan dirinya di sebelah Jeno, memperhatikan Chaeyoon yang tengah mengobrol
"Hey! Kapan kau duduk disitu?!""Daritadi, kau tidak mengabariku jika mau kesini"
"Tadi aku hanya mampir, ibuku memasak makanan dan ingin memberikannya pada kalian
Tapi kak Jeno meminta untuk diantarkan kesini dan ya, ponselku mati""Sudah kau kubur? Aku belum melayat jasadnya"
"Otakmu jarang diasah, jadi bodoh"Jeno tertawa mendengar Chaeyoon
"Kau! Sudah kubilang jangan mengatakan kata-kata kasar dihadapan kakak!""Oops...sorry"ucap Chaeyoon menutup mulutnya seakan jika ia kelepasan bicara
"Aku harus pergi, teman-teman ku sudah menunggu""Pergi lah, jangan kembali lagi ya?"
"Ey..yakin tidak akan merindukan gadis cantik seperti Song Chaeyoon?"
"Pergi kau!"Jaemin hendak berdiri sebelum Chaeyoon pergi melarikan diri
"Kita ke kafe, jalan ya? Lagipula tidak jauh"Jeno mengangguk lalu mengikuti Jaemin yang sudah jalan duluan
Langkahnya terhenti ketika melihat sebuah mobil berhenti tepat disampingnya
Orang yang berada di dalam mobil itu pun keluar dan membuat Jaemin menatapnya aneh
"Apa? Kau menguntit ku lagi?""Maaf, tapi tuan ingin anda kerumah nya"
"Untuk apa? Bertengkar? Lain kali saja ya, aku belum melakukan persiapan"
"Tuan ingin berbicara dengan anda, maaf tapi bisakah anda masuk ke mobil?"
"Kau pemaksa juga ya?"pria itu membungkuk sedikit lalu membukakan pintu mobil
"Jika aku tidak mau?""Saya mohon, ini atas perintah tuan besar"Jaemin berdecih sebelum menatap ke dalan mobil itu
"Silahkan tuan..""Cih..tuan, kakakku harus ikut"pria yang mungkin supir pribadi sang ayah itu mengangguk
Jaemin mau tak mau masuk ke dalam mobil diikuti Jeno yang diam karena bingung
Daripada dirinya terus diikuti, lama-lama juga risihIni ya rasanya jadi idol terkenal yang diikuti oleh paparazi atau semacam nya
Selama dimobil Jaemin hanya diam, menatap mobil yang ditumpanginya risih
Ia tak terbiasa naik mobil seperti ini, terakhir kali saat ia masih tinggal dirumah yang sebenarnya
"Mau kemana?"Jaemin mendekatkan wajahnya pada telinga Jeno
"Entahlah, orang itu aneh"ucap Jaemin membuat sang kakak tertawa pelanKeduanya bungkam ketika mobil yang mungkin bisa dibilang mahal itu memasuki pekarangan rumah yang besar
Bahkan lebih besar dari milik Yura
Ayahnya mungkin masih jadi pengusaha besar sampai sekarangJaemin turun dari mobil dengan mata yang masih menatapi rumah mewah dihadapannya, begitupun dengan Jeno
"Lewat sini, tuan.."Katakan pada pria itu jika Jaemin benci dipanggil tuan
Kedua melangkah mengikuti pria yang membawanya kesini
Rumahnya tidak terlalu besar, tapi benar-benar membuat Jaemin nyaman
Apalagi dekorasinya yang sangat cocok dengan tema rumah ituAyahnya sudah merenovasinya, memang ciri khas orang kelebihan harta
"Saya akan panggilkan tuan besar, kalian bisa duduk dulu"Jeno menggeser posisinya agar lebih dekat dengan Jaemin
Ia bingung, juga takut
"Ini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Brother
Fanfiction"apapun alasannya, dia tetaplah kakakku dan jika kau berani menyentuhnya, bersiaplah untuk tidak bisa menggunakan anggota tubuhmu lagi" Lee Jaemin, salah satu remaja yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah dan harus bekerja untuk menghidupi...