Jaemin terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin membasahi pelipisnya
Mimpi apa dia semalam, kenapa mimpinya malah kejadian ituJaemin memijati pangkal hidung nya, kepalanya sedikit pusing, mungkin karena ia bangun dari tidurnya secara tiba-tiba
Ia menatap Jeno yang masih tertidur, memeluk bonekanya
Ah..rasanya ingin sekali ia membuang boneka itu agar tak mengingatkannya pada Yura
Ponselnya nampak menyala tanda panggilan masuk, pagi-pagi seperti ini"Hmm..ada apa?"
"Dasar bodoh, kau ini niat kerja atau tidak sih?!"
Jaemin menjauhkan ponselnya dari telinga, menatap jam yang berada di layar ponsel paling atas
"Dasar bodoh, lihat jam berapa sekarang?!"maki Jaemin tak kalah galak dengan Winwin"Aish..aku gagal mengerjai mu"
"Kakak berniat mengerjai ku? Tidak semudah itu wahai saudara Winwin"
"Ya ya ya, sekarang bangun dari tempat tidur mu dan mandi, sepuluh menit lagi aku datang untung menjemput mu"
"Ey..bos menjemput staf nya..sepuluh menit bukan waktu yang cukup untukku!"
"Memangnya mau apa? Mau mewarnai rambut mu? Potong rambut? Masa sepuluh menit tidak cukup"
"Tidak aku mau mengecat kuku ku!"Jaemin memutuskan panggilan secara sepihak
"Pagi-pagi sudah menguji kesabaran ku"•••
Jaemin menarik nafasnya dalam-dalam sebelum memulai pekerjaannya
Mengepel lantai ruangan yang cukup luas itu,
Mungkin ruangan yang khusus untuk rapat sepertinya, banyak kursi dan meja berukuran besar ditengah-tengah ruangan
Ya, ini untuk rapatJaemin mengusap dahinya yang berkeringat, walaupun hanya membersihkan ruangan pun masih harus mengerahkan tenaga yang besar
"Kerja yang baik ya.."Jaemin menatap Winwin sekilas yang tengah menyadarkan punggungnya pada dinding, ditangannya terdapat gelas berisi kopi yang masih mengepulkan asap
"Kau ini, pantas banyak yang tidak suka dengan mu sebagai bos""Enak saja, walaupun begini masih banyak yang mau menghormati ku"
"Masa? Bahkan kau tidak menghormati semua bawahan mu"
"Eh? Siapa bilang? Aku menghormati mereka, tapi tidak berlaku untukmu pembantu"
"Kau memang menyebalkan, kak"Winwin tertawa renyah
Menyeruput kopi di gelasnya
"Kemarin kamu bertemu..ibumu?""Kakak yang memberitahukan tempat kerjaku?"
"Demi Tuhan aku tidak melakukan itu, aku selalu menjaga rahasia-rahasia mu bocah!"
Jaemin mengangguk lalu menaruh pel lantai di tangannya itu kedalam ember
"Dia ingin membawa kak Jeno pergi"Jaemin berteriak ketika Winwin menyemburkan kopi yang tengah diminumnya itu
Alhasil, mengotori lantai yang sudah ia pel sampai bersih
"Aku harus mengepelnya lagi bodoh!!"jika saja Winwin bukan sepupunya, mungkin Jaemin sudah dikeluarkan dari kantor ini"Maaf maaf, dia mau membawa Jeno pergi?! Yang benar saja!"
Jaemin menghela nafasnya dan harus kembali mengepel lantai
"Ya...aku tidak habis pikir dengan wanita itu"Jaemin menghentikan kegiatannya ketika ponsel berbasis Android miliknya itu berbunyi menandakan salah seorang dari jutaan orang di negeri tempat ia tinggal menelponnya
"Apa? Kau mengganggu ku""Heh! Masih saja ngajak perang, kakakmu tidak ada!"
"Dia dirumah, pendek! Kau ini.."
"Aku tidak pendek ya! Kak Jeno tidak ada, kau tidak percaya padaku?! Aku didepan rumah mu sekarang"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Brother
Fiksi Penggemar"apapun alasannya, dia tetaplah kakakku dan jika kau berani menyentuhnya, bersiaplah untuk tidak bisa menggunakan anggota tubuhmu lagi" Lee Jaemin, salah satu remaja yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah dan harus bekerja untuk menghidupi...