Waktu yang terus berjalan membuat setiap orang tak sadar jika hari berlalu dengan cepat
Menjalani kehidupannya dengan berbagai cara, tak terkecuali Lee Jaemin
Hyun Ji bilang jika kemungkinan Jeno bisa pulang beberapa minggu lagi
Meninggalkan tempat dengan bau obat sebagai khas nya setelah berbulan-bulanJeno juga semakin membaik dengan terapi yang terus dilakukan untuk membantunya terbiasa kembali dengan kegiatan sehari-hari
Jaemin tersenyum kecil, menerima bunga yang Jeno petik, ya.. walaupun kemungkinannya mereka akan dimarahi karena merusak tanaman di rumah sakitJeno juga perlahan-lahan mulai membiarkan Yura untuk datang dan menemuinya, bahkan sering membawakannya makanan
"Kak udah, nanti bunga nya habis dipetik in sama kakak""Hehe"Jaemin menolehkan kepalanya melihat siluet tubuh yang tampak tak asing baginya
"Jae?""A-ah..kenapa kak?"
Jeno menggeleng, memiringkan tubuhnya sedikit untuk mengikuti arah pandang Jaemin
"E-enggak..enggak ada apa-apa kak, kita balik lagi aja ya, tadi ayah bilang udah disana""Kapan?"
"Tadi, udah ayo"
•••
"Jangan melamun, habiskan makananmu"Jaemin mengangguk kecil lalu kembali menyuapkan nasi ke dalam mulutnya
Jaemin bisa bersumpah jika dia benar-benar khawatir setelah melihat orang itu
Demi apapun orang yang mengenakan baju serba hitam dengan jaket cokelatnya itu tampak familiar di matanya"Ayah bilang apa tadi?"
"Maaf"Jaemin melanjutkan makannya, gerakan tangannya kembali berhenti dengan pikiran yang tidak jernih sekarang
"Kau sakit?""T-tidak..aku baik-baik saja"
"Jangan berbohong loh, Jaemin..tidak baik"
"Ani..aku tidak berbohong"
Elak Jaemin lalu menghabiskan makan malamnya, "sudah habis""Kamu tidak menyembunyikan sesuatu?"Jaemin menggeleng lalu meneguk air mineral yang Je Hoon belikan
"Ibu tidak kesini?""Katanya harus menyelesaikan sesuatu dulu, nanti kalau sempat baru kesini"Jaemin menggeleng lalu kembali minum
Prang!!
Keduanya sama-sama terkejut ketika jendela rumah sakit tiba-tiba pecah
Jeno yang sudah tidur saja langsung terbangun saking kerasnya suara yang timbul
"Ada apa?!"tanya perawat yang kebetulan lewat, terkejut melihat pecahan kaca kini berserakan di lantaiJaemin berjongkok guna mengambil kertas yang dipakai untuk membungkus batu yang cukup besar itu
Kau sudah ikut campur, maka kau juga tidak bisa keluar dari masalah semudah itu
"Jaemin, kau kenapa?"Je Hoon segera menahan tubuh Jaemin yang sempoyongan, kepalanya terasa sakit sekarang
"Apa-apaan ini"umpat Je Hoon melihat tulisan yang ditulis dengan warna merah"Jae?"
Jaemin menatap jendela yang kini berlubang, meremat kertas digenggamnya itu
"Telpon ibu, ayah...sekarang!!"•••
"Ya Tuhan..kalian baik-baik saja kan? Tidak ada yang terluka?"Jaemin menggeleng pelan. Yura beralih mengecek kondisi Jeno, bernafas lega karena tidak ada yang terluka
"Syukurlah kalian baik-baik saja..ibu takut kalian terluka"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Brother
Fanfiction"apapun alasannya, dia tetaplah kakakku dan jika kau berani menyentuhnya, bersiaplah untuk tidak bisa menggunakan anggota tubuhmu lagi" Lee Jaemin, salah satu remaja yang berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah dan harus bekerja untuk menghidupi...