Tiga puluh satu

2.9K 304 23
                                    

New dibuat begitu kebingungan dengan perilaku Tay yg tiba-tiba menghubungi nya, mengatakan akan datang berkunjung lalu memutuskan sambungan telepon begitu saja.

Dan sekarang? Pria ini memberikan setangkai bunga mawar padanya dengan nafas yg terengah-engah. "Kamu kenapa ga bilang ke saya kalo hari ini ulang tahun kamu?" tanya Tay.

"Hah? Err~ karena itu bukan hal pent—" New belum selesai bicara namun Tay sudah memotong nya, "ulang tahun itu hal yg penting kan, iya kan?"

New menganggukan kepala menurut saja, "i— ya, iya penting.." jawabnya berbohong. Sebenarnya dirinya sudah terbiasa tidak merayakan ulangtahun sejak lulus SMP, jangankan merayakan ada yg ingat saja sudah sangat luar biasa.

Tay memeluk New karena dirinya merasa begitu lelah setelah berlarian panjang supaya tidak terlambat mengucapkan dan memberikan bunga itu pada New.

Dihirupnya dalam-dalam aroma manis khas tubuh New yg begitu menenangkannya. Didorongnya New perlahan untuk duduk di sofa. Posisi Tay kini berlutut masih dengan memeluk New.

"Maaf ya saya cuma kasih bunga kaya gini. Maaf juga karena saya ga tau kalo hari ini ulang tahun kamu. Saya jadi ga bisa siapin hadiah lain." Ucap Tay menatap pada New.

"Untung saya liat postingan anak-anak di IG.." Tay berbicara seraya memainkan jemari tangan New. "Tau ga sih saya harus ke rumah orang tua saya dulu buat metik bunga mawar mama saya?!"

"Besok kayanya saya bakal dibakar hidup-hidup karena udah ngambil bunga mawarnya!"

Ucapan Tay lantas membuat New terbahak. "Ya ampun mas, lagian ada-ada aja sih! Mas dateng dan ngucapin udah bikin aku seneng!"

Oh ya ampun.. betapa indahnya suara tawa itu. Tawa yg membuat Tay selalu ingin mendengarnya lagi dan lagi, secandu itu memang suaranya.

Tay melihat jam tangannya lalu mengarahkan maniknya pada New, "masih ada lima menit, happy birthday ya sayangnya mas~" ucapnya lalu menggesekan hidungnya pada hidung New.

New tersipu dengan ucapan Tay, entah kenapa hanya mendengar itu saja bisa membuatnya sebahagia ini. Tanpa di sadari, muncul semburat merah di kedua pipinya. Segera saja dirinya mengalihkan pandangannya dari Tay.

Melihat New yg tersipu, Tay pun merasa gemas sendiri. Kenapa pria di depannya ini begitu menggemaskan sih? Namun karena itulah muncul niat jahil Tay untuk tambah menggoda New.

"Malu ya~" tanya Tay dengan nada menggoda.

"Sssttt diem!" seru New galak.

"Mulut saya bakal diem kalo disumpel sesuatu?" goda Tay lagi, kali ini dirinya memejamkan mata dengan wajah diarahkan pada wajah New seolah memberi isyarat.

Meski tidak melihat tapi Tay tau saat ini New pasti sedang salah tingkah karena malu. Namun siapa sangka kejahilan Tay justru menjadi senjata makan tuan.

New menempelkan bibir nya pada bibir Tay walau hanya beberapa detik saja, namun hal ini sukses membuat Tay terkejut dan merasakan tubuhnya 'merinding'.

Selama enam bulan hubungan mereka, New tidak pernah berinisiatif untuk menciumnya lebih dulu. Bahkan Tay masih sering meminta izin untuk menciumnya karena Tay tidak mau membuat New tidak nyaman.

Merasa akan berbahaya kalau dirinya tinggal terlalu lama bersama New, Tay pun izin menumpang mandi untuk mendinginkan kepala dan tubuhnya yg kepanasan.

"Mas mau kemana?" tanya New polos saat melihat Tay mengenakan jaketnya kembali setelah selesai mandi.

"Saya mau balik ke GIU lagi, ada yg harus saya selesaiin." jawab Tay.

UNIT INVESTIGASI GMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang