Extra Chapter: Belief (2)

1.6K 192 5
                                    

"Kamu saat ini menjadi saksi atas kematian Max di penjara tiga hari yang lalu. Jika tim pengawas dan pemeriksa menemukan bukti apapun yang mengarahkan ke kamu, maka kamu akan menjadi satu-satunya tersangka."

"Hah? Tunggu sebentar bu Golf. Saya bahkan sama sekali tidak mengetahui kalau Max tewas." seru Tay tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Sepertinya ada kesalahan disini bu." Off yang sedaritadi diam pun angkat bicara. "Tay tidak mungkin membunuh Max."

"Kalau begitu buktikan. Karena menurut catatan daftar tamu yang menjenguk dimana Max dipenjara, tertulis kalau siang hari sebelum kematian Max- Tawan datang mengunjunginya."

"Malamnya, Max ditemukan tewas karena luka tembakan dengan pistol berkaliber yang hanya dimiliki oleh para polisi." Pernyataan dari bu Golf ini semakin membuat Tay dan Off terkejut.

"Off, saya beri kesempatan tim kamu untuk membuktikan ucapan kamu tadi yang mengatakan kalau Tawan tidak bersalah. Dan untuk kamu Tawan, silahkan pulang ke rumah sampai ditemukan bukti-bukti kalau kamu memang tidak bersalah."

Bu Golf menatap pada Tay. "Dengar ya Tay-" nada suaranya berubah menjadi agak lembut. "Saya disini bukan musuh kamu. Jika memang kamu tidak melakukan hal itu, maka tidak perlu khawatir. Percayakan saja pada tim kamu."

"Oiya Off, satu hal lagi. Anak buah kamu, New Thitipoom- juga tidak boleh terlibat dalam penyelesaian kasus ini." setelah itu bu Golf pun pergi meninggalkan ruangan meeting.

"Lu tau soal tewasnya Max?" tanya Tay pada Off.

Off menggelengkan kepalanya, "gue juga sama kagetnya kaya lu."

"Kok gue ga tau lu dateng ke penjaranya Max? Ada yang lu rahasiain dari gue?" tanya Off.

"Lu curiga sama gue?" Tay balik bertanya.

"Gue cuman tanya, in case you need a lawyer."

"Ga perlu, karena gue ga ngelakuin kesalahan apapun. Sekarang kita harus kasih tau ke anak-anak." ucapan Tay ini langsung dibalas anggukan oleh Off.

*

*

Jam tujuh malam, beberapa anggota yang bertugas pada shift sore berkumpul di ruang meeting. Ada Luke, Nanon, Singto, Gun, Alice, Toptap dan seluruh anggota tim Tay termasuk diri Tay sendiri.

Off langsung saja menceritakan detail dari apa yang bu Golf sampaikan pada anak buahnya. Mereka semua memancarkan ekspresi yang sama, yaitu terkejut dan tidak percaya.

"Thanat, lu yang mimpin tim sekarang." pandangan mata Tay melihat pada Lee Thanat. "Gue ga akan datang ke GIU selama ga tau sampai kapan. Jadi, gue pasrahkan semuanya ke kalian." Tay bergantian bicara pada rekan tim-nya.

"Gue ga diizinin memberi perintah apapun berkaitan dengan kasus ini ke kalian. Begitu juga sebaliknya, kalian ga boleh kasih detail apapun ke gue."

"Tapi lu beneran ga ngelakuin itu kan bang? Apa ada hal yang lu sembunyiin dari kita?" tanya Luke sebelum Tay keluar dari ruangan meeting. Semua yang ada di ruangan pun langsung menatap pada Luke.

"Ngomong apa lu barusan hah? Kita semua tau ga mungkin bang Tay ngelakuin hal itu!" bentak Earth yang terlihat begitu marah pada Luke.

UNIT INVESTIGASI GMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang