Lima puluh empat

2.6K 313 15
                                    

Sore pukul tiga, New menghentikan mobilnya tepat di sebuah restoran dimana dirinya dan Tay berjanji untuk bertemu karena Tay sedang ada urusan di dekat restoran itu.

Namun New tidak langsung membuka pintu mobilnya melainkan menelungkup dan menutup kedua telinganya setelah mendengar suara tembakan.

Langsung saja New melihat dari kaca situasi di luar. Setelah tidak lagi terdengar suara itu, dirinya keluar dari mobil dan melihat Tay keluar dari pintu restoran dengan memegang pistolnya.

"Mas?"

"Cepet telpon ambulan, kamu periksa semua orang yg ada di dalam restoran itu apa ada yg terluka. Mas harus kejar orang tadi." Tay langsung saja berlari menyusul seseorang laki-laki yg kabur tadi.

"Tapi-" ucap New lalu memeriksa satu per satu orang yg ada di restoran itu, beruntung tidak ada korban jiwa.

Setelah ambulan datang, New baru menyadari ada pisau yg berlumuran darah di sekitar pintu masuk dan juga darah berceceran di sepanjang jalan yg Tay lalui tadi.

New mengikuti jejak darah tersebut, rasanya dirinya seperti sedang mengalami de javu karena pertemuan pertamanya dengan Tay persis seperti ini. New berlari secepat mungkin dan mendapati Tay duduk bersandar di tembok sebuah rumah.

New panik melihat Tay yg duduk bersandar sambil memegangi perut kanannya yg mengeluarkan cukup banyak darah. Langsung saja New mengambil alat komunikasi yg dimiliki Tay untuk memberikan kabar pada markas dan meminta ambulance untuk cepat datang.

New pun membuka sweater nya untuk menutup dan menekan luka tusukan bertujuan agar menyumbat darah mengalir dari perut Tay.

"New..." nada suara Tay begitu rendah memanggil New. Saat ini New benar-benar sangat ketakutan dan dalam sekejap pikirannya blank.

Seolah pendidikan dan pekerjaannya yg seorang dokter tidak begitu berarti disaat seperti ini. "Sstt diem! Jangan ngomong apa-apa. Fokus dan tarik nafas pelan-pelan!"

Beruntung tidak lama kemudian ambulance datang bersama dengan anggota tim Tay juga Off yg terlihat begitu panik.

Tay di gotong oleh petugas medis dan direbahkan diatas ranjang ambulance namun sebelum masuk ke dalam, Tay meminta Off untuk mendekat, "pelakunya terluka di tangan kanan." ucapnya dengan sangat lemah.

Di dalam ambulan, Tay kehilangan kesadaran dan segera diberikan pertolongan pertama, setibanya di rumah sakit dokter menyampaikan kalau Tay kehilangan cukup banyak darah. 

"Golongan darah saya sama dengan korban dok, ambil darah saya saja." ucap New sesampainya di rumah sakit, beruntung sekali dirinya dan Tay memiliki golongan darah yg sama.

"Maaf tapi apa hubungan anda dengan korban?" tanya dokter itu pada New. 

"Dia salah satu keluarga korban bang." ujar Off yg ternyata menyusul mereka tidak lama setelah ambulance itu berjalan menjauh dari tkp. Off juga mengenal dokter tersebut.

New duduk dengan meremas kedua tangannya, tidak berhenti mulutnya berdoa berharap kondisi Tay tidak berakhir buruk. Disaat seperti ini muncul penyesalan dan ketakutan di dalam hatinya, apakah dirinya sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya.

Entah berapa jam telah berlalu, di rumah sakit sudah datang semua keluarga Tay termasuk Gigie yg menggendong Keisha dan Gun yg datang membawa Kenzie setelah menjemputnya dari daycare.

Tidak lama dokter keluar dari ruang operasi memberitahu kondisi Tay yg sudah stabil. Meskipun mendapat dua kali tusukan, beruntung pisau tidak tertancap begitu dalam hingga menembus organ vitalnya, dan Tay juga cepat mendapatkan pertolongan pertama. 

UNIT INVESTIGASI GMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang