Tiga puluh delapan

3.4K 337 17
                                        

Pukul sebelas siang, Tay dan tim nya sudah berkumpul kembali di ruangannya. Minus Lee Thanat yg diminta Tay untuk tidak datang karena hari ini seharusnya adalah hari liburnya.

Setelah menanyakan kronologinya pada Nanon dan Khaotung, Tay pun mengambil laporan dari tim forensik yg sudah keluar.

"Korban laki-laki, usianya dua puluh tujuh tahun, tewas karena luka tembak di dada kirinya alias tepat di jantung." ucap Tay seraya membaca laporan otopsi dan mengawali diskusi mereka.

"Setelah gue cari tau lebih dalem, korban sudah menikah dan tinggal di daerah lebak bulus. Istrinya udah gue kabarin dan dalam perjalanan ke sini." Tambah Puimek untuk memberikan informasi yg di ketahuinya.

"Ok. Lu yg temuin istrinya dan tanya-tanya tentang kemungkinan siapa aja temen satu timnya." pinta Tay kepada Puimek yg dibalas anggukkan kepala.

"Senjata pembunuhan nya gunz?"

"Pistol laras pendek biasa, kaliber 9mm." jawab Gunsmile.

"Banyak yg punya ya... siapa pemilik rumah itu? Dan kapan mereka balik? Biar kita bisa cepet tau nih apa aja yg hilang di rumah mereka dan apa yg mereka cari."

Mike mengoperasikan komputer di atas mejanya untuk menampilkan gambar pada LCD besar yg tergantung di dinding pojok ruangan tim. Semua anggota tim termasuk Tay pun melihat pada layar tersebut.

"Rumah itu atas nama bapak Ferdian, tiga puluh lima tahun. Penghuninya yaitu istrinya ibu Dian, tiga puluh tahun. Mereka punya anak satu perempuan, usianya tujuh tahun"

"Bapak Ferdian ini punya bisnis properti yg udah well-known banget, liat aja seberapa besar rumahnya. Ga heran jadi incaran para perampok." ucap Mike seraya menunjuk pada layar televisi.

"Tadi waktu gue hubungin lagi kemungkinan nanti malam baru sampai di Jakarta." Earth menambahkan.

"Berarti saat ini kita cuma bisa berharap informasi dari istri korban..." Tay berpikir sejenak.

"Yaudah, Puim lu sama Mike temuin istri korban di bawah. Earth sama Gunsmile kalian periksa video CCTV rumah itu." setelah itu semua tim Tay bubar untuk melakukan job desk masing-masing.

Tersisa Tay sendiri yg sedang menunggu Off yg saat ini sedang meeting dengan para atasan jadilah dirinya menunda untuk memberi laporan.


*


"CCTV nya udah mati dari siang sebelum perampokan terjadi bang. Menurut gue ini sengaja di matiin dari dalem, karena ga ada tanda-tanda perusakan pada CCTV itu." ucap Earth pada Tay sesaat setelah mereka kembali berkumpul seusai istirahat siang.

"Berarti salah satu perampok itu masuk duluan ke dalam rumah buat matiin cctv atau-" Gunsmile menahan ucapannya dan melihat pada Tay.

"Yapp, ada orang dalem yg ngebantu komplotan ini." jawab Tay membenarkan apa yg Gun perkirakan. Kemudian dirinya melihat pada Puimek dan Mike. "Kalian?"

"Ternyata, istri korban bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga pak Ferdian. Tapi dia ga tau sama sekali kalau suaminya terlibat perampokan ini. Dia juga bilang ga tau apa-apa saat ditanya kira-kira kenal sama tiga orang perampok lainnya." jawab Puimek.

"Orang dalemnya istrinya dong?" tanya Earth.

Mike menggelengkan kepalanya, "tadi istrinya kasih kita ponsel suaminya. Dia curiga karena suaminya itu ga bisa lepas dari ponselnya, dan kaya orang yg ketakutan gitu setiap saat dia lihat ponselnya." ucap Mike menimpali.

UNIT INVESTIGASI GMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang