Lima puluh satu

3.1K 300 26
                                    

Dua hari sejak misi penyamaran yg dilakukan Lee Thanat dan Puimek, mereka berhasil memancing keluar leader dari gembong ini untuk bertemu langsung dengan mereka. 

Pukul dua siang, Tay sedang berusaha membujuk Keisha yg menangis karena melarang dirinya untuk pergi ke GIU.

"Hiks—papa ga boleh pelgi, Kei mau main sama papa —hiks" suara tangisan Keisha terdengar begitu pilu. Keisha sedang tidak seperti biasanya yg langsung menurut jika Tay sudah meminta izin untuk pergi bekerja. Entah kenapa kali ini Keisha ingin papanya untuk tetap di rumah menemaninya bermain.

"Keisha sayang, kei sama pipi New dulu ya mainnya, nanti kalau papa ga kerja, kei ga bisa beli ice cream lagi gimana coba?" ucap Tay masih menggendong Keisha dan berusaha untuk memberikan pengertian pada putrinya.

"Keisha sama pipi New ya, kita beli cake yuk, waffle deh atau mau ice cream? Coba bilang kei mau apa, hm?" New pun ikut membantu Tay untuk membujuk Keisha agar memperbolehkannya pergi dan mengulurkan kedua tangannya untuk bergantian menggendong. Namun sayangnya Keisha tetap tidak mau.

Kean yg sedang datang berkunjung pun hanya bisa menyaksikan keponakannya itu. Kean merasa kasihan pada Tay, juga pada Keisha. Tapi, apa yg bisa diperbuatnya? Papanya saja tidak bisa membujuk Keisha, apalagi dirinya.

"Kei maunya —hiks —beli ice klim sama papa —hiks" Keisha masih menangis dengan wajahnya menempel di ceruk leher Tay dan memeluknya sangat erat, lehernya terasa basah karena air mata Keisha.

Tay menatap pada New meminta bantuan namun New hanya bisa menatap balik Tay dan menggelengkan kepalanya karena tidak tau harus berbuat apa lagi, bujukannya juga sudah tidak lagi mempan untuk Keisha.

"Loh kan papa ga boleh pergi kerja, uang untuk beli ice cream nya ga ada dong?" Tay masih mencoba untuk memberikan pengertian pada Keisha.

"Hiks —kei mau ikut papa —hiks"

Tay menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya, tumben sekali Keisha begitu ngotot menahan dirinya pergi seperti ini. Mau tidak mau Tay memutuskan untuk membawa Keisha ke GIU bersamanya.

"Yaudah kei ikut papa, tapi di sana harus nurut ya." mendengar itu Keisha pun menganggukan kepalanya masih dengan memeluk leher Tay. 

*

*

*

"Tadi Mike kasih kabar kalau ga ada siapa-siapa di lokasi yg Thanat kirim, terus menurut lu, Puimek sama Thanat sekarang dimana?" tanya Off yg duduk di kursi penumpang samping kemudi. 

"Di vila yg harusnya jadi tempat pertemuan Brian dan tim narkotika, Brian mau kita berpikir kalau tempat itu udah ga aman jadi mereka ga akan menggunakan tempat itu lagi, makanya dia kasih lokasi lain untuk membuang waktu kita."

"Berarti bang Thanat sama Puimek udah ketahuan?" tanya Pluempong yg duduk di kursi belakang dan disebelahnya ada Neo. Hanya mereka berdua dari tim patroli yg bisa ikut, tentu saja Tay sudah memberi kabar pada Mike dan lainnya untuk segera menyusul.

"Belum, makanya mereka ubah tempat pertemuan."

"Gue yakin mereka belum tau soal Thanat sama Puimek yg menyamar, jadi untuk saat ini mereka masih aman."

Dua jam perjalanan tanpa mengalami kemacetan, Tay dan empat orang yg ikut pergi dengannya tiba di sebuah vila yg letaknya cukup masuk ke dalam dan jauh dari pemukiman warga.

Mereka berjalan keluar dari mobil dengan perlahan, beruntung tidak ada yg menjaga di depan vila ini. Dilihatnya dua buah mobil sport yg semua orang tau kalau itu termasuk mobil mahal dan satu mobil yg Tay yakini itu milik Thanat. 

UNIT INVESTIGASI GMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang