Tiga puluh tujuh

3K 309 19
                                    

"Sekarang apa yg papi bakal lakuin?" tanya pria bertubuh kecil itu seraya menaruh dua gelas kopi di atas meja.

"Gue mau lu ikut acara makan malam keluarga gue sekalian kasih tau hubungan kita dan kenalin lu ke mereka." jawab pria bertubuh jangkung itu pada pria mungil yg duduk disebelah nya.

Pukul setengah dua dini hari, kedua insan itu belum tertidur karena Off baru saja menjemput Gun yg selesai dengan shift sorenya. Ini pertama kalinya sepasang kekasih yg terkenal paling adem ayem ini memiliki percakapan serius, sangat serius.

"Lu yakin? Ga mau coba buat kasih tau baik-baik dulu tentang gue? Gue rasa ga etis kalau langsung dateng gitu aja."

"Cepat atau lambat mereka bakal tau juga, dan kalo gue ga kasih tau sekarang siapa yg tau kalo ibu gue bakal jodohin gue lagi ke depannya."

Jika kalian bertanya apa yg sedang terjadi pada mereka, mari kita flashback beberapa hari yg lalu, tepatnya sehari setelah makan malam Off dengan keluarga Gun.

Esok siangnya setelah acara makan malam dengan keluarga Gun. Off yg sedang berada di ruangannya di GIU tiba-tiba kedatangan seorang tamu.

"Ibu? Kenapa ga kasih kabar mau dateng ke sini? Ada apa?" tanya Off pada wanita yg usianya sudah setengah abad lebih yg adalah ibu kandungnya.

"Ga papa, ibu cuma mau tau kabar anak bontot ibu. Semenjak kamu punya rumah sendiri, jadi ga pernah pulang ke rumah, terakhir pulang aja enam bulan yg lalu."

Off mengerutkan dahinya menatap sang ibu. "Ibu tau kan gimana sibuknya jalani dua kerjaan sekaligus jangan bilang ibu dateng jauh-jauh ke sini cuma buat bilang gini, ibu serius?"

"Kan ibu udah larang kamu buat ambil kerjaan ini dan fokus sama perusahaan ayahmu, tapi kamu ngeyel dan tetep kekeh dengan pilihan kamu."

Untuk kesekian kalinya, Off sungguh tidak ingin berdebat tentang hal ini lagi dengan ibunya. Karena dari dulu memang ibunya selalu menuntut Off untuk menjadi pengusaha seperti ayahnya dan kedua abangnya.

"Oke stop. Aku ga mau debat hal ini lagi. Serius, ibu ada perlu apa sampai repot-repot datang ke sini?"

"Ibu sekalian mampir untuk kasih tau kalau ada anak teman ibu yg ingin kenalan sama kamu. Ibu harap kamu mau coba buat ketemu sama dia."

Off menggeleng-gelengkan kepala dan mengusap kasar wajahnya, "bu, aku udah tiga puluh tahun loh, masa hal kaya gini masih harus diatur-atur juga."

"Justru karena kamu udah tiga puluh tahun, tinggal kamu aja yg belum ada tanda-tanda kenalin calon mantu ke ibu. Bahkan kamu ga pernah kenalin pacar kamu ke ibu."

"Off, umur ibu udah ga muda lagi begitu juga ayahmu. Setidaknya biarin ibu lihat kamu punya pasangan yg bisa jadi partner hidup yg layak untuk kamu. Anak temen ibu itu cantik, pokoknya cocok untuk dijadikan istri dan bisa ngurus kamu nantinya."

Off pun menarik nafas panjang, "ga usah repot-repot bu, aku udah punya partner sendiri. Jadi aku menolak bertemu anak teman ibu itu."

"Ibu akan berhenti kalau kamu beneran kenalin siapa partner kamu ke ibu. Biar ibu sendiri yg akan nilai layak atau tidaknya partner kamu itu. Bawa dia untuk makan malam keluarga kita."

"Aku atur jadwal dulu karena kita sama-sama sibuk kerja. Nanti aku kabarin lagi kalau kita ada waktu."

Gun menghela nafas berat. "Ok, gue ikut papi. Bilang aja kapan waktunya biar gue siap-siap." Nampak senyuman lebar di wajah Off yg terlihat senang karena akhirnya Gun menyetujui untuk bertemu keluarganya.

UNIT INVESTIGASI GMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang