Empat puluh enam

2.5K 290 17
                                    

"Masih belum ada kabar dari mas Tawan, Gun?" tanya New setelah menyesap segelas susu yg ada di meja di hadapannya. Saat ini New sedang melakukan panggilan video dengan Gun menggunakan ponsel milik Adit.

Empat hari setelah kejadian hilangnya Tay dari rumahnya, semua anggota tim GIU berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan keberadaan Tay.

Mereka juga mulai merasakan kegelisahan, karena semakin lama Tay di temukan akan semakin kecil kesempatan dirinya untuk bertahan hidup.

Off dan tim sama sekali tidak bisa beristirahat dengan tenang karena mengkhawatirkan kondisi Tay saat ini. Bahkan ada beberapa dari mereka yg menginap di GIU meski Off sudah meminta mereka untuk pulang.

Mereka hanya bisa berdoa Max tidak memutuskan untuk menghabisi Tay karena kehabisan kesabaran yg saat ini di yakini masih belum menyelesaikan tujuannya.

"Belum New, gue dan temen-temen di sini udah mencari ke setiap kemungkinan tempat persembunyian Max. Kalau aja ada satu petunjuk kecil yg bisa ngarahin kita kemana Max bawa bang Tay."

Saat ini New bersama dengan Adit di suatu distrik, Ukraina. Mereka sedang mengunjungi cafe untuk perubahan suasana, lebih tepatnya New meminta untuk keluar dari forest house itu.

Dirinya merasa bosan tinggal berhari-hari di rumah itu tanpa melakukan apapun dan terus merasa khawatir akan Tay. Selain itu, New juga tidak ingin terus berduaan bersama Adit di dalam rumah itu. Tidak setelah dirinya mengetahui kenyataan di balik perginya pria itu.

"Bentar deh, aku kaya inget sesuatu tapi apa ya..."

"Apaan?"

"Tentang malam itu, orang-orang yg dateng untuk culik mas Tawan, bentar... bentar dikit lagi aku inget nih." ucap New seraya menjentikkan jemarinya mencoba mengingat.

Kemudian dirinya melihat pada orang-orang yg berlalu lalang di cafe itu, ada salah satu dari mereka yg memiliki tattoo di lehernya.

"Tattoo!" teriak New tiba-tiba dan langsung saja orang-orang di sekitar melihat padanya. Adit mewakili New meminta maaf kepada mereka.

"Anjir! Perlu banget lo teriak segitu kencengnya!" maki Gun lalu bertanya apa maksud dirinya tiba-tiba berteriak seperti tadi dan menyebut perihal tattoo.

"Sebelum keluar dari rumah mas Tawan, aku sempat liat dua laki-laki yg ngehampirin dia."

"Nah waktu mereka lagi baku hantam aku sekilas lihat tattoo di bagian leher belakang salah satu orang itu. Tattoo nya gede, gambar sayap ada pistol dan mahkota raja gitu."

"Lu kenapa ga bilang dari kemaren sih dodol, kan gue jadi bisa cepet lacak pemilik tattoo itu! Yaudah nanti gue kirim sketsa gambar tattoo nya ke lu, tinggal lu konfirmasi bener itu atau bukan gambarnya." omel Gun lagi.

"Ya kan baru keinget sekarang, udah sana cepetan cari!" kemudian New menutup panggilan video itu.

Adit yg sedari tadi hanya memperhatikan New sedang berbicara dengan Gun, kemudian mengajak New untuk kembali ke forest house miliknya. Namun New belum mau kembali karena dirinya masih enggan berduaan dengan Adit di rumah itu.

"Kenapa? Kamu takut berduaan aja sama saya?" tanya Adit yg sepertinya bisa melihat gelagat tidak biasa New.

"E—enggak, siapa yg takut." New menjawab dengan terbata.

"Aku cuma mau nunggu kabar dari Gun, dia mau kirim gambar tattoo yg aku lihat." tambahnya berkilah.

Alasan kenapa New enggan berduaan dengan Adit adalah karena dirinya merasa bersalah karena sudah menuduh Adit yg tidak-tidak. Sedangkan saat ini jelas sekali Adit begitu menjaganya.

UNIT INVESTIGASI GMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang