Lima puluh tiga

2.4K 310 28
                                    

New menatap kedua mata Tay lalu menghembuskan nafas berat, "let's break up." pintanya secara tiba-tiba.

Tay menatap kedua mata New lama, mencari celah bercandaan dari ucapannya tadi, namun yg dirinya temukan adalah kilatan keseriusan bercampur kesedihan juga. Seperti ada banyak yg ingin New sampaikan namun lebih memilih untuk di pendam.

"Bisa kasih alasannya? Did I do something wrong?" pertanyaan Tay ini tidak langsung dijawab oleh New.

Tay pun menggenggam satu tangan New, "tell me the reason, New! Saya berhak untuk tau kenapa kamu meminta untuk mengakhiri hubungan kita, saya melakukan kesalahan apa?"

New melepaskan genggaman tangan Tay dan mengalihkan pandangannya kearah lain. "Ga ada alasan mas, kamu ga pernah ngelakuin kesalahan apapun."

"Terus kenapa tiba-tiba kamu kaya gini kalau saya ga lakuin kesalahan?"

"Mas ga lakuin kesalahan apapun karena satu-satunya orang yg bersalah disini itu aku! Aku ga siap menghadapi sesuatu yg akan terjadi di masa depan!" nada suara New meninggi.

"Gimana kalau pada akhirnya hubungan kita memang harus berakhir? Kalau kamu tiba-tiba pergi ninggalin aku setelah sadar yg kamu butuhin itu a real family?"

"Keisha butuh papa dan mamanya, bukan aku. Begitu juga kamu mas, kamu harusnya bersama dengan seseorang yg pantas buat kamu, yg mencintai kamu."

"Kamu itu sosok yg terlalu sempurna untuk aku. Ga seharusnya kamu bersanding sama seseorang yg egois kaya aku, yg bahkan ga bisa jujur ungkapin perasaan aku sendiri."

Nada suara New tiba-tiba merendah, terdengar putus asa. "Aku muak, aku benci sama diri aku sendiri! Aku merasa kalau aku ga cukup baik buat kamu, aku-" ucapan New terhenti sejenak.

"Aku bukan seorang yg pantas bersanding sama kamu mas. Please, lepasin aku sebelum aku bener-bener ga bisa hidup tanpa kamu. Jangan buang waktu kamu untuk seseorang seperti aku."

"Udah?" Tay bertanya dengan nada yg berat menahan untuk tidak meledak-ledak.

"New, saya bukan ayah kamu dan saya juga bukan Adit. Kamu ga berhak menyamakan saya dengan mereka dan berpikir kalau saya akan ninggalin kamu."

"Apa kamu ga pernah lihat gimana bahagianya saya sama Keisha selama waktu yg kita habisin bersama? Jujur saya merasa tersakiti akan hal ini, karena kamu ga pernah percaya sama saya."

"Maaf, tapi hati saya tidak pernah mengenal kata pantas atau tidak. Jika hati saya sudah memilih, maka akan saya perjuangkan sampai akhir."

"New, kamu itu berharga. Tanpa kamu sadari diri kamu itu jauh diatas kata pantas."

"Harus berapa kali lagi saya ulangi kata-kata kalau saya sayang sama kamu? Harus dengan apalagi saya buktiin biar kamu percaya kalau saya ga akan ninggalin kamu?"

"Kamu ingat kan apa yg saya bilang waktu itu? Saya ga akan pernah tinggalin kamu hanya karena alasan seperti ini. Saya ga akan pernah lepasin kamu meski kamu memohon-mohon!"

"Saya akan kasih kamu waktu untuk sendiri, tolong buka hati kamu dan percaya sama saya." kemudian Tay pergi ke kamar tidurnya dan membawa Kenzie pergi ke suatu tempat untuk memberikan New ruang dan memikirkan semuanya.

"Mas, apa yg akan kamu lakuin kalau suatu saat aku minta kamu untuk lepasin aku?" tanya New suatu hari saat mereka dalam perjalanan pulang bekerja.

"Tergantung alasannya, kalau karena alasan ga jelas, mas ga akan lepasin kamu meski kamu memohon.

"Tapi, kalau karena bahagia kamu bukan lagi dengan mas melainkan orang lain, mas akan lepasin kamu."

UNIT INVESTIGASI GMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang