Empat puluh sembilan

2.8K 307 34
                                    

"Ga nyangka gue si paman itu bohong kalau rumahnya di Bandung, bisa-bisaan dia aja untuk alibi." seru Gunsmile saat tim sudah selesai dengan kasus kali ini.

"Udah gitu di bikin seolah kaya bunuh diri lagi, dua nyawa hanya untuk beberapa perhiasan! Orang-orang sekarang pada kenapa sih." Earth menyambung perkataan Gunsmile.

Saat ini waktu baru menunjukkan pukul dua siang, beberapa orang yg masuk shift pagi ditambah Gun, New, Alice dan Off berkumpul di pantry untuk mendiskusikan sesuatu.

"Pantesan Kenzie nangis kenceng banget ga mau sama paman itu, naluri anak kecil emang kuat ya." kalau ini Gun yg bicara.

"Terus Kenzie gimana? Masa kita titip di panti asuhan?" Alice bertanya pada Tay sembari menyuapi makan siang untuk si kecil. "Anak segemes ini, ga tega aku tuh." sambungnya lagi.

Saat ini Kenzie sudah seperti selebriti yg sedang di kerumuni oleh fans nya. Teman-teman GIU berebutan ingin menggendongnya karena memang anak itu sangat menggemaskan.

"Kalau gitu, aku yg urus Kenzie boleh ga?" tiba-tiba pertanyaan New membuat semua orang melihat padanya, "aku juga ga tega kalau Kenzie di titip ke panti asuhan."

"Lo yakin New? Lo kerja dan tinggal sendirian, gimana cara ngerawatnya?" Gun bereaksi atas pernyataan New.

"Ada gue kok, kita bisa urus Kenzie bareng-bareng. Keisha aja bisa pasti Kenzie juga bisa, ya kan New?" ucap Tay membela dan mendukung sang kekasih. "Lagian kan ada kalian juga yg bisa bantu jagain kalau kita lagi bener-bener ga bisa."

"Yaudah kalau itu keputusan kalian, gue izinin. Janji ya kalian akan bener-bener ngerawat Kenzie? Biar nanti gue urus hak asuh Kenzie jadi ke kalian." Off bertanya untuk meyakinkan hal ini pada New dan Tay.

"Iya, paling nanti gue bakal repotin lu atau Alice buat coverin kita kalau ada sesuatu."

"Sekarang gue tanya, kapan sih lu ga repotin kita Tay?" kali ini Alice yg bertanya.

Tay pun cengengesan dan berjalan mendekat pada Alice dan Off untuk memeluk mereka, "kalian emang sahabat terbaik gue, jadi makin sayang." Ucap Tay yg sayangnya Off segera menendangnya karena sebal.

*

*

Seperti biasa, dini hari New baru kembali dari shift sore nya. Mulai hari ini dan seterusnya New akan tinggal bersama Tay untuk mengurus Kenzie, dan apartemennya akan di tinggali Nanon.

New memasuki kamar Tay dan terkejut melihat Kenzie yg tertidur di keranjang bayi- disatukan dengan tempat tidurnya. Tay sendiri sudah tertidur menghadap pada Kenzie, hingga saat ini mereka tertidur saling berhadapan.

Melihat pemandangan di depannya membuat perasaan New menghangat, dan tanpa sadar menampilkan senyuman kecil.

New kembali berjalan keluar kamar dengan sangat perlahan agar tidak membangunkan mereka untuk membersihkan diri, dan kembali masuk ke kamar untuk tidur.

Namun ternyata saat dirinya masuk ke dalam kamar, Tay sudah duduk bersandar di kepala tempat tidur sambil memeluk dan menepuk-nepuk pelan punggung Kenzie.

"Aku bangunin kalian ya?" tanya New merasa bersalah, padahal dirinya sudah sepelan mungkin, tapi ternyata tidak hanya Tay yg mudah terbangun, Kenzie pun sama.

"Engga kok, Kenzie tadi ngigau terus mulai ngerengek hampir mau nangis." New mengangguk dan ikut menyandarkan dirinya, "itu ranjang bayi nya darimana? Perasaan semalem belum ada."

"Oh, ini punya Keisha dulu, untung mama masih nyimpen, jadi mas tadi ambil dulu sebelum ke sini." jelas Tay dan hanya di balas 'oh' saja oleh New.

Tay menidurkan Kenzie yg sudah kembali pulas di ranjangnya, "besok mas mau belanja keperluan Kenzie." ucapnya pada New, "baju-bajunya Keisha yg dulu kegedean buat dia soalnya."

UNIT INVESTIGASI GMMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang