Tak terasa, liburan pun telah usai, dan itu tandanya murid-murid harus kembali bersekolah.
Handphone Yuna berdering cukup nyaring, hal itu membuat tidur Yuna sedikit terganggu, tanpa melihat siapa yang menelponnya, ia langsung menyambungkan sambungan telepon tersebut.
"Hmm," dehem Yuna, ia masih memejamkan kedua matanya.
"Baru bangun kan pasti? Cepat mandi, terus sarapan, tiga puluh menit lagi gue jemput."
Kedua bola mata Yuna terbuka, ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 05.50.
"Kepagian! Gak gak! Gak mau gue!"
"Kepagian apanya? Gue juga harus ngurus murid kelas sepuluh, mereka kan hari ini hari pertama masuk Sekolah setelah MPLS, gue masih jadi ketos, jadi gue masih harus ngurus semuanya."
"Nyenyenye, iya iya gue mandi."
"Cepet bangun."
"Iya."
"Oke, tiga puluh menit lagi gue jemput."
"Hmm."
Tut.
Dengan malas, Yuna pun berdiri, ia berjalan kearah kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya. Setelah itu, ia pun memakai seragam sekolahnya, memakai bedak tipis serta memoles sedikit liptint di bibir mungilnya, rambutnya dibiarkan tergerai.
Yuna keluar dari kamarnya, ia menuju ke ruang makan, ia duduk di kursi.
Selda menatap kearah Yuna dengan tatapan bingung, "Lah? Gak salah kamu bangun jam segini?," tanya Selda.
"Disuruh Gerlan, males banget tau gak Bun," adu Yuna.
Selda terkekeh pelan, "Dasar."
"Wawww Kak Una udah bangun," pekik Lia.
"Tumben," ucap Alan.
"Kenapa lo? Kok cepet banget bangunnya?," tanya Aldev.
Yuna memutar bola matanya malas, "Bangun cepet salah, bangun lambat salah, salah mulu perasaan," gerutu Yuna kesal.
"Sssttt udah, jangan ngomel-ngomel. Sarapan dulu yuk."
Mereka pun sarapan bersama, setelah selesai sarapan, Alan pamit untuk menuju ke Kantor, dan Aldev ikut dengan Alan, karena Aldev harus belajar banyak tentang perusahaan. Sedangkan Lia, ia juga pamit untuk pergi ke Sekolah, diantar dengan supir pribadi. Dan Yuna, dijemput dengan Gerlan. Tinggallah Selda dirumah bersama Bi Atun.
Mobil Gerlan terparkir di parkiran Sekolah, tanpa berbicara sepatah kata pun, Yuna keluar dari dalam mobil Gerlan, hal itu membuat Gerlan bingung, kenapa lagi gadis itu?.
Lalu, Gerlan menyusul Yuna, keduanya berjalan beriringan di koridor, banyak pasang mata yang menatap kearah Yuna dan Gerlan, dua orang yang dulunya tak pernah akur, kini jalan bersebelahan, dan tampak Gerlan yang terus bertanya kepada Yuna kenapa Yuna mendiamkannya.
"Kenapa?," tanya Gerlan.
"Diem, gue ngantuk, mau tidur."
Gerlan menaikkan sebelah alisnya, "Tidur dimana?"
"Kelas lah."
"Emang lo tau lo kelas mana?"
Yuna menghentikan langkahnya, begitupun dengan Gerlan. Gerlan tersenyum tipis kearah Yuna, "Ayok ke mading dulu." Tanpa menunggu jawaban dari Yuna, Gerlan langsung memegang tangan Yuna, membawa gadis itu menuju kearah mading.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCOPRIRE
Подростковая литература•𝘚𝘵𝘰𝘳𝘺 02 𝘰𝘧 𝘚𝘦𝘢𝘣𝘦𝘳𝘵 𝘍𝘢𝘮𝘪𝘭𝘺• [ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] Cerita ini mengisahkan tentang Ayuna Audreyla Seabert yang berhasil menemukan kebahagiaannya. Namun, kebahagiaannya itu hanya bersifat sementara. Seseorang yang telah membuatnya bahagia, p...